KBRN, Bandung : Keberangkatan 270 orang Kepala Desa se Kab Bandung untuk mengikuti Bimtek di Bali, hingga kini masih menyisakan tanya di benak masyarakat.
Platform media sosial di Kab Bandung pun dipenuhi beragam komentar masyarakat, terkait urgensi acara itu harus dilaksanakan di pulau Dewata.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kab Bandung, Tata Irawan pun memaparkan alasan mengapa Bimtek bagi 270 Kepala Desa itu harus digelar di Bali.
” Kenapa harus di Bali ?, seperti diketahui, Bali khususnya Kab Badung saat ini sedang terpuruk karena memang persoalan pariwisata (akibat Pandemi). Kita sebagai rekan pemerintah tentu saja harus membantu dan saling menolong,” papar Tata Irawan, membuka alasannya seperti video yang dikirimkannya ke RRI, Senin (20/12/2021).
” Ketika diinformasikan Badung sedang minus (ekonominya), maka kita berangkat ke Bali. Dan mudah-mudahan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Bali ini bisa menolong,” lanjutnya.
Di sisi lain menurut Tata, PAD Kab Bandung sendiri disaat yang bersamaan sedang dalam kondisi baik. Hal itu ditandai dengan adanya penambahan Anggaran Dana Perimbangan Desa atau ADPD, sebesar Rp.94 juta lebih untuk tiap Desa.
Tata Irawan juga menjelaskan, kalau saat ini banyak warga asal Kab Bandung yang sedang bekerja atau mencari penghidupan di Pulau Dewata Bali, sehingga diharapkan kunjungan tersebut bisa membantu ekonomi mereka.
Tata juga memastikan, banyak hal yang bisa dipelajari dan ditiru oleh para Kepala Desa saat Bimtek dan selama mereka berada di Bali.
” Banyak yang harus kita tiru dari sana. Banyak desa-desa yang bagus, yang lebih baik yang lebih canggih, dan ini harapannya bisa diterapkan di Kab Bandung,” imbuhnya.
” Dengan adanya kegiatan studi banding atau Bimtek ke Bali ini, para Kepala Desa akan semakin terbuka, bagaimana mereka mengembangkan desanya terutama terkait dengan kepariwisataan, yang notabene di Bandung banyak akses-akses atau sumber-sumber kepariwisataan yang bisa dikembangkan di daerahnya masing-masing,” lanjut Tata.
Pada akhirnya, Tata Irawan pun memastikan, di balik perbedaan pendapat yang terjadi di masyarakat Kab Bandung saat ini, pihaknya sudah memikirkan untung ruginya kunjungan 270 Kades ke Bali tersebut.
” Ya mungkin berbeda pendapat boleh, tapi tidak berlebihan. Karena kita juga sudah memikirkan untung dan ruginya terkait kita melaksanakan Bimtek di Bali ini,” pungkas Kepala DPMD Kab Bandung, Tata Irawan meyakinkan.