Beranda Berita Subang Ini 6 Budaya dan Kesenian Ciri Khas Kabupaten Subang

Ini 6 Budaya dan Kesenian Ciri Khas Kabupaten Subang

suarasubang.com – Kabupaten Subang, dengan keberagaman geografisnya yang terbagi menjadi tiga wilayah, memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.

Inilah 5 kebudayaan dan kesenian menarik yang menjadi ciri khas Kabupaten Subang:

Kesenian Sisingaan

Kesenian Sisingaan, mencerminkan semangat perlawanan terhadap penjajahan, tetap berkembang pesat di Subang.

Dulu digunakan sebagai simbol pelecehan terhadap penjajah, kini menjadi bagian penting dari acara-acara khusus, termasuk Festival Sisingaan yang diadakan setiap tahun untuk memeriahkan peringatan hari jadi Kabupaten Subang.

Kesenian Doger Kontrak

Doger Kontrak, kesenian tradisional yang tumbuh sebelum kemerdekaan, menjadi perpaduan unik antara tradisi (Ketuk Tilu) dan Tari Keurseus.

BACA JUGA:  Lapas Subang ikuti Apel Pagi Bersama, ini Pesan Penting Menkumham bagi Seluruh Jajaran

Pertunjukan doger ini dulunya diizinkan di kontrak-kontrak perkebunan oleh pemerintahan Belanda sebagai bentuk hiburan bagi para buruh. Kini, kesenian ini tetap memukau dengan keunikan karakternya.

Kesenian Gembyung

Gembyung, sebuah ansambel musik dengan waditra terbang dan tarompet, mencirikan kebudayaan Islam di Subang.

Awalnya dimainkan untuk hiburan rakyat, kini Gembyung telah berkembang menjadi seni pertunjukan yang melibatkan unsur seni lain, seperti seni tari, menjadikannya warisan budaya yang terus berkembang.

BACA JUGA:  Ini Dia Daftar Rotasi Mutasi 13 Pejabat di Kabupaten Subang

Budaya Ruwatan Bumi

Ruwatan Bumi, upacara adat agraris, masih diadakan dengan penuh kehormatan di kampung Banceuy Wangunharja sejak tahun 1800 Masehi.

Merupakan ungkapan syukur terhadap hasil panen dan penghormatan kepada nenek moyang, Ruwatan Bumi menjadi ritual yang memperkaya kehidupan budaya masyarakat Subang.

Budaya Nadran

Nadran, upacara adat pesisir laut di desa Blanakan, terus diwariskan secara turun temurun sejak tahun 1950.

Upacara ini mengisahkan tentang naga paksa yang menjadi raja ikan, menjadi cara bagi masyarakat untuk menjaga kebenaran cerita tersebut dan memastikan hasil tangkapan melimpah.

BACA JUGA:  DPRD Gelar Rapat Paripurna Bahas Perubahan KUA PPAS 2024

Budaya Mapag Dewi Sri

Sejalan dengan Ruwatan Bumi, upacara adat Mapag Dewi Sri di desa Cibeusi Jalan Cagak menjadi wujud syukur petani terhadap anugerah Tuhan YME berupa hasil panen melimpah.

Lebih dari sekadar ritual, upacara ini menjadi upaya melestarikan budaya turun-temurun yang kaya makna.

Dengan kesenian dan budaya yang memukau, Kabupaten Subang tidak hanya menawarkan keindahan alamnya tetapi juga kekayaan budaya yang patut dijaga dan dilestarikan.