harapanrakyat.com – Kawasan wisata Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, menjadi daerah langganan banjir saat hujan.
Berdasarkan pantauan di lokasi banjir parah berada di sekitar Pasar Panorama Lembang. Di lokasi ini, terjadi genangan air di badan jalan yang berkisar antara 40 hingga 60 sentimeter. Akibatnya, kemacetan parah pada lalu lintas jalan raya pun tidak bisa terelakan.
Terkait hal ini, Penjabat Bupati Kabupaten Bandung Barat Arsan Latif mengaku telah memiliki cara untuk mengatasi banjir di kawasan Lembang.
Baca Juga : Perkuat Mitigasi Bencana Alam di Jawa Barat, Badan Geologi Petakan Daerah Rawan
Arsan juga mengatakan sudah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) agar segera melakukan eksekusi sesuai dengan sarannya. Hal itu agar saat turun hujan tidak lagi terjadi banjir yang bisa mengganggu lalu lintas. Terlebih, saat ini banyak wisatawan yang mendatangi kawasan Lembang menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
“Sudah ada solusi. Pokoknya sebelum Nataru (Natal dan tahun baru), sudah selesai karena kita harus punya kebanggan ketika libur Natal tidak ada banjir walaupun terjadi hujan,” katanya.
Bahkan lanjut Arsan, dalam waktu dekat ini ia akan gelar rapat khusus untuk menangani banjir kawasan Lembang ini. Ia mengharapkan, semua pihak dapat duduk bersama agar segera menemukan solusi penanganan paling efektif.
“Saya akan rapatkan, kita fokuskan memperbaiki drainase. Jangan sampai tahun baru ramai orang berwisata, tapi di sini terjadi banjir,” ujar Arsan.
BPBD Lakukan Pemetaan Rawan Bencana Kawasan Lembang
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bandung Barat, Dedi Supriadi mengingatkan wisatawan agar waspada kondisi cuaca ekstrim saat libur Nataru nanti.
“Nanti ada imbauan supaya masyarakat khususnya wisatawan yang berkunjung ke KBB agar meningkatkan kewaspadaan,” tutur Dedi.
Baca Juga : BPBD Bandung Barat Kekurangan Logistik Kedaruratan Bencana
Ia juga menegaskan, pihaknya saat ini bersama unsur-unsur kewilayahan sedang melakukan pemetaan potensi rawan bencana di kawasan Lembang.
“Kita minta ke wilayah untuk memetakan potensi titik-titik bencana karena kan yang lebih tahu kewilayahan di mana saja. Kami juga minta kewilayahan untuk meningkatkan kewaspadaan,” ucap Dedi. (Eri/R13/HR Online/Editor-Ecep)