harapanrakyat.com,- Salah satu pedagang ayam goreng di Ciamis hari ini berhenti berjualan karena harga daging ayam mahal. Bahkan harganya mencapai Rp 43 ribu per kilogram, dari sebelumnya di harga Rp 33 ribu.
Tedi pedagang ayam goreng yang libur mengatakan, hari ini tidak berjualan karena bahan baku utamanya, yakni daging ayam naik sekitar 30 persen dari hari-hari biasanya.
“Harusnya itu dari kemarin libur, karena kemarin itu kasihan kepada pelanggan jadi kita terpaksa dagang. Tapi hari ini kita libur dulu, harga daging ayamnya naik sampai Rp 43 ribu,” katanya, Selasa (23/5/2023).
Selain itu, Tedi juga tidak bisa menentukan sampai kapan akan libur berjualan, karena tergantung harga bahan pokoknya. Ia baru bisa berjualan jika harga daging sudah kembali turun, setidaknya di harga Rp 35 ribu.
Sebab, kalau harga daging ayam mahal atau di atas Rp 35 ribu, jualan nya tidak bisa mendapat untung. Bahkan, di harga Rp 35 ribu pun, Ia hanya mendapat untung tipis.
“Kalau sekarang harganya Rp 43 ribu untungnya berapa untuk saya, tidak ada. Jadi, kita libur dulu dengan waktu yang belum pasti, karena kami tidak mungkin menaikan harga juga, kasihan kepada pelanggan,” tuturnya.
Pedagang Tak Tahu Penyebab Harga Daging Ayam Mahal
Meski demikian, Tedi mengaku tidak mengetahui penyebab kenaikan harga tersebut. Namun yang jelas saat ini harga di rumah potong ayam saja sudah mahal, mencapai Rp 43 ribu untuk dada, paha atau yang biasanya itu Rp 33 ribu.
“Harapan kami selaku pedagang kecil UMKM, agar harga bahan pokok yakni daging bisa kembali turun lagi, supaya kami bisa berjualan lagi,” ucapnya.
Sementara itu, Ida salah satu pedagang daging ayam di Pasar Manis Ciamis menjelaskan, saat ini harga memang sedang mahal, untuk hari ini saja harganya Rp 44 ribu per kilogram.
“Iya, jadi setiap hari itu ada kenaikan Rp 1.000, sebelumnya itu Rp 33 – 34 ribu per kilogramnya. Saat ini Rp 44 ribu,” jelasnya.
Ida menambahkan, pihaknya juga tidak mengetahui apa penyebab kenaikan harga tersebut, hanya saja setiap hari pasti ada kenaikan.
Karena harga dagingnya mahal, membuat omset penjualannya menurun. “Biasanya saya dari pagi sampai sore itu bisa menjual sampai 80 kilogram, tapi sekarang hanya 50 kilogram saja.” Pungkasnya. (Ferry/R12/HR-Online/Editor: Rizki)