harapanrakyat.com,- Sebuah gudang dan rumah dinas pengajar Pondok Pesantren (Ponpes) Idrisiyyah hangus terbakar. Kejadian kebakaran tersebut terjadi di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (26/2/2023).
Api dengan cepat meratakan dua bangunan tersebut. Selain itu, dua unit motor di rumah dinas terbakar juga ikut terbakar.
Sampai saat ini, belum diketahui pasti penyebab kebakaran tersebut. Namun dugaan kuat api berasal dari korsleting listrik.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian kebakaran yang menghanguskan gudang dan rumah dinas pengajar Ponpes Idrisiyyah Tasikmalaya.
Haeruman, saksi mata mengatakan, waktu kejadian kondisi gudang sedang kosong atau tidak ada orang dan dalam keadaan tertutup.
“Karena kita lagi di bagiannya masing-masing, pas mau istirahat siang. Begitu kita tahu kelihatan asap sudah hitam pekat ke udara,” katanya Minggu (26/2/2023).
Baca Juga: Korsleting Listrik Diduga Picu Kebakaran Ruko Mie Gacoan Bekasi
“Ini yang terbakar gudang penyimpanan barang milik pesantren. Dugaan sementara dari korsleting listrik, tidak ada korban jiwa,” imbuhnya.
Lanjut menambahkan, selain gudang, rumah dinas pengajar pesantren juga ikut terbakar.
“Semua barang-barangnya habis terbakar. Memang api susah untuk padam, karena angin besar. Sehingga dengan cepat menghanguskan gudang dan satu rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Hilman, Operator Driver Pemadam Kebakaran Kabupaten Tasikmalaya, mengaku mendapatkan laporan pada pukul 11.30 WIB.
Setelah mendapat laporan tersebut, pihaknya langsung meluncur ke lokasi kebakaran dengan mengerahkan tiga unit mobil pemadam.
Baca Juga: Toko Kelontongan di Kawali Ciamis Terbakar, Pemiliknya Rugi Puluhan Juta
Selain itu juga mendapat bantuan satu unit tangki dari BPBD Kabupaten Tasikmalaya dan satu unit mobil pemadam kebakaran dari Kota Tasikmalaya.
Hilman mengatakan, api yang membakar gudang dan rumah dinas pengajar Ponpes Idrisiyyah berhasil dipadamkan kurang lebih sekitar satu jam penanganan.
“Kendala saat pemadaman adanya angin cukup besar, sehingga api susah dikendalikan. Selain itu juga sumber air terhalang kemacetan,” pungkasnya. (Apip/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)