Suarasubang.com – Kalau Anda pikir jadi pejabat itu artinya makan enak, tidur nyenyak, terus jalan-jalan sambil selfie, wah… Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi punya pandangan yang bisa bikin keringetan duluan!
Dalam rapat serius tapi santai bareng para pimpinan daerah, Dedi langsung menyentil dengan kalimat yang bisa bikin yang hadir salah tingkah.
“Orang percaya itu bukan perkara mudah. Maka hari ini kita harus bekerja dengan baik,” katanya penuh penekanan.
Dan belum sempat menarik napas panjang, Dedi menegaskan bahwa duduk di kursi pemerintahan itu bukan buat leha-leha.
“Bukan mau makan enak, bukan mau tidur nyenyak, bukan mau leha-leha, bukan mau jalan-jalan, tapi mau bekerja,” ujarnya, tegas tapi dengan gaya khasnya yang nyeleneh.
Kenapa harus kerja keras? Karena menurut sang gubernur, Jawa Barat masih punya banyak PR! Mulai dari lamanya waktu sekolah, angka pengangguran, sampai kemiskinan—semuanya masih relatif tinggi. Belum lagi masalah pinjol alias pinjaman online.
“Orang pelanggannya Bank Emok masih sangat tinggi. Berbagai hal Jawa Barat ranking pertama,” beber Dedi, sambil menggambarkan situasi yang bisa bikin geleng-geleng kepala.
Tapi kenapa Jabar selalu muncul di ranking atas? Jawabannya simpel tapi bikin mikir: jumlah penduduknya buanyak!
“Jumlah penduduk yang sangat besar memiliki konsekuensi pada 1% angka di Jawa Barat itu akan mempengaruhi statistik nasional,” lanjutnya.
Makanya, kata Dedi, sekarang enggak ada waktu buat gaya-gayaan ala Menara Gading—yang cuma bagi-bagi uang tanpa tahu ujungnya buat apa.
“Maka hari ini provinsi enggak bisa lagi begitu,” katanya sambil mengingatkan, zaman sudah berubah, bung!
Provinsi Jawa Barat, katanya lagi, sekarang harus jadi stimulator, regulator, dan motivator. Singkatnya: provinsi kudu jadi mesin penyemangat, bukan sekadar mesin fotokopi anggaran.
“Karena brandingnya hari ini sudah branding Jawa Barat. Kita tahu bahwa hari ini apapun komplain itu komplainnya ke gubernur,” katanya, seolah-olah siap menerima komplain sambil ngopi.
Dedi juga menyampaikan fakta unik:
“Jalan desa atau jalan kabupaten rusak komplain ke gubernur. Kemudian berbagai problem sampai anak tidak mau makan aja komplain ke gubernur. Kemudian anak tidak mau tidur komplain ke gubernur. Anak tidak mau sekolah komplain ke gubernur. Ini adalah sesuatu yang menurut saya ikonic,” ujarnya sambil mungkin menahan tawa.
Tapi semua itu ada sisi seriusnya juga. Karena kalau tidak dikelola dengan baik, bisa-bisa kepercayaan publik meluruh seperti es krim di siang bolong.
“Di mana nanti akan mengalami degradasi ketidakpercayaan orang,” tandasnya menutup pernyataan.
Berita ini telah dimuat di portal berita radarbogor.jawapos.com dengan judul asli “Jabar Rangking Pertama, Bekerja dengan Gubernur Jawa Barat Tidak Bisa Tidur Enak, Dedi Mulyadi: Orang Pelanggannya Bank Emok Masih Sangat Tinggi”
Deskripsi Meta:
Tag: