Pada Rabu, 6 Februari 1963 Kantor Berita Nasional Antara memberitakan penemuan bongkahan emas di gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Berita ini menggegerkan banyak pihak, bahkan informasi penemuan bongkahan emas tersebut sampai ke berbagai daerah. Melalui surat kabar Nasional, gunung Sawal di Ciamis mendadak viral sampai ke pulau Sumatera dan Kalimantan.
Peristiwa penemuan bongkahan emas di gunung Sawal tahun 1963 membuat publik penasaran. Kendati demikian berita ini tidak menyebutkan detail letak penemuan bongkahan emas itu berada dimana.
Hal ini dilakukan untuk menjaga lingkungan gunung Sawal, terutama agar meminimalisir konsekuensi kerusakan alam akibat ulah manusia tak bertanggung jawab yang ingin menambang secara illegal bongkahan emas di sana.
Baca Juga: Sejarah Perlawanan Umat Islam Ciamis terhadap Belanda, Menginspirasi Bandung Lautan Api
Lantas berita yang diterbitkan oleh Antara dari mana asalnya? Siapakah orang pertama penemu bongkahan emas di gunung Sawal tersebut? Berikut ulasannya.
Guru SD Penemu Pertama Bongkahan Emas di Gunung Sawal Ciamis Tahun 1963
Menurut surat kabar Bintang Timur yang terbit pada hari Kamis, 7 Februari 1963 bertajuk, “Emas di Kompleks Gunung Sawal”, penemu pertama bongkahan emas yang ada di gunung Sawal Ciamis merupakan pria paruh baya pensiunan guru Sekolah Dasar.
Dalam berita itu tak disebutkan nama sang guru siapa, hal ini bertujuan untuk menjaga privasi yang bersangkutan. Terutama menjaga keamanan dari para oknum kejahatan yang mengincar informasi bongkahan emas yang ditemukannya di gunung Sawal.
Adapun penemuan bongkahan emas pertama kali yang si guru SD temukan sudah sejak 30 tahun yang lalu. Namun ia baru melapor pada para peneliti tambang pada tahun 1963-an. Konon pensiunan guru SD itu khawatir jika emas ini diambil alih oleh negara.
Para peneliti tambang lalu mengidentifikasi kadar emas yang ditemukan oleh pria paruh baya tersebut. Hasilnya positif emas murni. Bahkan kadar emasnya mencapai 60% lebih dominan dari bebatuan yang menempel di bongkahan tersebut.
Pernyataan peneliti tambang membuat senang hati si penemu. Meskipun demikian dalam surat kabar Bintang Timur tak ditemukan lanjutan bagaimana nasib sang guru penemu bongkahan emas di gunung Sawal. Entah disengaja atau tidak sampai detik ini identitas penemu emas itu tak bisa kita lacak.
Tim Peneliti Bongkahan Emas di Gunung Sawal Mengidentifikasi Lokasi
Ketika para tim peneliti tambang emas dihubungi oleh penemu bongkahan emas, mereka semua bekerjasama untuk mengidentifikasi lokasi asal ditemukannya logam mulia tersebut.
Baca Juga: Sejarah Pangandaran Pasca Pendudukan Jepang, Pemerintahan Pindah dari Ciamis ke Cilacap
Kepada media tim peneliti tambang emas mengaku sudah mengetahui titik dan lokasi detailnya emas tersebut di gunung Sawal. Namun mereka tidak akan menyebarluaskannya pada publik khawatir bisa mengundang oknum tak bertanggung jawab merusak hasil identifikasinya.
Para peneliti tambang emas mengklaim telah menemukan kompleks batuan yang berisi emas. Namun riset mendalam untuk menentukan jumlah emas dari lokasi tersebut perlu ditelusuri lagi. Walaupun begitu para peneliti optimis jumlah emas di sana berlimpah ruah.
Belum juga sampai pada tahapan riset kedua, para peneliti emas di gunung Sawal sudah dikagetkan dengan perilaku masyarakat sekitar yang berlomba-lomba mencari titik lokasi penemuan bongkahan emas.
Hal ini menyebabkan beberapa hasil identifikasi lokasi rusak. Kode-kode peneliti yang ditorehkan dalam batuan menjadi acak-acakan. Kondisi seperti ini membuat mereka semakin sulit mencari letak dan posisi yang pas untuk diteliti lebih dalam lagi.
Walaupun sedikit terganggu dengan kondisi saat itu, para peneliti terus mencari jejak-jejak sumber penting guna menemukan posisi yang tepat emas itu berada. Sampai pada puncaknya mereka menemukan bongkahan emas yang sama seperti batuan pertama yang dimiliki guru SD tadi, kadarnya 60% baik dan sudah dipastikan emas murni.
Baca Juga: Sejarah Pemberontakan PKI 1926, Pelakunya Digantung di Alun-alun Ciamis
Pemerintah Berencana Menambang Emas di Gunung Sawal
Setelah beberapa hari mendengar berita penemuan bongkahan emas di gunung Sawal, pemerintah berencana menambangnya untuk kepentingan ekonomi negara.
Saat itu pemerintahannya adalah Orde Lama, Bung Karno masih menjadi presiden yang powerfull selalu optimis untuk memanfaatkan sumber daya alam Indonesia sebaik-baiknya dan seadil-adilnya.
Bahkan ada kabar bahwa Bung Karno memimpikan sumber daya alam –emas yang ada di gunung Sawal bisa menjadi cadangan Irian Barat yang kala itu masih dikuasai oleh Belanda dan para sekutunya.
Orang nomor satu di republik ini begitu yakin dengan kekayaan alam yang tersimpan di gunung Sawal. Konon emas yang akan ditambang oleh pemerintah digunakan untuk prioritas kebangsaan. Artinya menjadi modal untuk menciptakan bangsa yang makmur dan sejahtera.
Namun pada tahun 1965 kekuasaan Bung Karno jatuh. Sebagaimana kita ketahui bersama Bung Karno dituduh terlibat dengan kerusuhan politik G30S 1965. Oleh sebab itu ia dijadikan tahanan politik pada masa pemerintahan Orde Baru.
Entah bagaimana nasib proyek penambangan emas di gunung Sawal setelah republik kita berganti era. Apakah penambangan itu dilanjutkan, atau berhenti? Yang jelas belum ditemukan sumber yang memaparkan jawabannya itu. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)