KBRN, Tasikmalaya : Kota Tasikmalaya hingga saat ini masih tercatat sebagai daerah dengan angka kemiskinan tertinggi di Jawa Barat. Namun demikian, hasil evaluasi DPRD Kota Tasikmalaya, penanganan kemiskinan masih belum maksimal.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Dede Muhammad Muharom mengatakan, ada berbagai faktor yang menyebabkan penanganan kemiskinan tidak maksimal. Diantaranya, validitas data yang tidak jelas.
“Yang menangani kemiskinan bahkan tidak memiliki detail yang jelas, bahkan hanya menerima laporan dari bawah, tanpa melakukan verifikasi faktual,” kata Dede kepada RRI, Jumat (5/8/2022).
Kondisi inilah, yang akhirnya menjadi penyebab, penanganan kemiskinan tidak maksimal.
“Bisa saja ketika dinas tidak memiliki data yang jelas, program bantuan pemerintah akhirnya tidak tepat sasaran. Kami minta ini diperbaiki, agar penananganan kemiskinan dapat dilakukan dengan baik,” pungkasnya.
Sementara itu berdasar data Jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita, per bulan di bawah garis kemiskinan, di Kota Tasikmalaya, mengalami kenaikan sebesar 3,33 ribu jiwa (0,16 persen), dari 86,13 ribu jiwa (12,97 persen) pada tahun 2020 menjadi 89,46 ribu jiwa (13,13 persen) pada tahun 2021.
Kenaikan jumlah penduduk miskin ini dipicu pandemi Covid-19, yang menyebabkan perekonomian warga Kota Tasikmalaya terpuruk.