Beranda Berita Nasional Ditemukan 2 Pasien Anak Positif Difteri di Garut

Ditemukan 2 Pasien Anak Positif Difteri di Garut

Ditemukan-2-Pasien-Anak-Positif-Difteri-di-Garut.jpg

harapanrakyat.com,- Dua anak di Garut, Jawa Barat, dilaporkan positif terjangkit difteri. Kedua pasien tersebut merupakan pasien anak rujukan dari wilayah Puskesmas Cimaragas, Kecamatan Pangatikan Garut.

Petugas Dinas Kesehatan Garut, telah melakukan tracking terhadap warga lain yang mengalami kontak dengan sang pasien.

Sebelumnya, tiga anak warga Desa Cimaragas, Kecamatan Pangatikan, tersebut mengalami keluhan demam, nyeri tenggorokan, sulit bernafas, dan gejala lainnya.

BACA JUGA:  Tantangan Besar di Balik Perjuangan Budi Gunawan Melawan Perjudian Online Internasional

Mereka kemudian menjalani pemeriksaan medis di Puskesmas Cimaragas, dan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut.

Kepala Puskesmas Cimaragas, Hery Kurniawan mengungkapkan, awal 3 pasien anak ke puskesmas dalam kondisi demam tinggi, sulit menelan, tidak mau makan. Kemudian ciri lain di selaput tenggorokan terdapat bercak putih.

Baca Juga: Pasca 66 Siswa SD di Garut Keracunan Jajanan Sekolah, Polisi Amankan Penjual Es Krim

BACA JUGA:  Rumah Nenek Satinah di Subang Terancam Ambruk, Relawan Harap Ada Donatur yang Peduli

“Adapun yang mengeluh ke puskesmas itu 3 pasien, rata-rata anak-anak. Tindakannya di rujuk ke rumah sakit,” ungkapnya kepada harapanrakyat.com, Senin (20/2/2023).

Sementara Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, dari hasil laboratorium terhadap pasien anak suspek difteri, yaitu 2 pasien positif.

“Sudah keluar hasil lab-nya. Jadi yang positif 2 orang, tidak ada yang meninggal,” kata Leli Yuliani, Senin (20/2/2023).

BACA JUGA:  Kementerian Komunikasi Blokir Lebih dari 277.000 Konten Judi Online dalam Tiga Minggu

Baca Juga: Duh, 66 Siswa SDN 2 Kersamenak Garut Keracunan Jajanan Sekolah

Sementara itu, informasi yang diperoleh harapanrakyat.com, kasus muncul kembali pasien positif difteri di Garut terjadi rentan waktu selama 4 minggu terakhir hingga bulan Februari 2023.

Mereka mayoritas merupakan pasien anak dan bergejala demam, sulit menelan, sesak nafas, serta gejala lainnya. (Pikpik/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)