Beranda Tak Berkategori Diplomasi Batik ala Tiessa DAHANA

Diplomasi Batik ala Tiessa DAHANA

Diplomasi Batik ala Tiessa DAHANA

suarasubang.com – Tiessa Amelia Minza atau yang kerap disapa Tiessa, Manager Hubungan Pelanggan Divisi Tambang Umum 2 PT DAHANA menceritakan pengalaman menariknya selama bersahabat dengan batik, kain yang memiliki nilai seni tinggi dan telah masuk dalam warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Batik kini tak hanya sebagai kain artistik yang dipakai dalam forum formal, tapi telah menjadi pakaian sehari-hari untuk beragam aktivitas bahkan menjadi alat diplomasi.

Batik juga tak hanya diproduksi sebagai pakaian, aplikasi motif batik telah digunakan ke berbagai media, dari gelas, piring, tumbler, tas, hingga pouch. Hal tersebut membuktikan bahwa batik sangat menarik dan penuh dengan kesan estetik. Hal tersebut juga disaksikan secara langsung oleh Tiessa saat mewakili DAHANA di pameran internasional.

BACA JUGA:  H. Tatang Supriyatna Resmi Menjabat Sekretaris DPRD Subang

“Saat saya dan Kang Fahni mewakili DAHANA di pameran NAVDEX bulan Februari 2023 lalu di UAE, kami membawa pouch batik sebagai souvenir. Di sana banyak pengunjung asing yang sangat tertarik dengan pouch batik yang dibawa DAHANA. Bahkan ada yang nego minta dua, katanya satu buat istrinya, satu buat anak perempuannya. Memang tidak bisa dipungkiri motif etnik batik kalau dikemas dengan menarik akan sangat menjual di mata internasional,” ungkap perempuan yang memiliki hobi membaca dan menikmati kopi tersebut.

BACA JUGA:  H. Tatang Supriyatna Resmi Menjabat Sekretaris DPRD Subang

Memiliki warisan leluhur berupa batik merupakan kebanggaan tersendiri bagi Tiessa, untuk dirinya selain indah menjadi pakaian, batik turut memiliki makna yang mendalam. Di Indonesia sendiri, corak batik menandai gagasan dan aspirasi dari wilayah tempat batik itu diproduksi, oleh sebab itu, dengan keluasan wilayah di Indonesia terdapat berbagai macam corak batik yang diproduksi.

“Bangga dan senang memakai batik yang merupakan kekayaan Indonesia sebagai warisan budaya tak benda yang diakui oleh UNESCO. Untuk acara resmi, saya suka memakai batik dari Jogja dan Solo yang warna dasarnya didominasi cokelat, tetapi untuk sehari-hari saya suka memakai batik dengan warna-warna cerah yang dipadupadankan dengan berbagai motif kain, bisa mix dengan tenun juga,” tambah Tiessa yang menggandrungi makanan dark chocolate.

BACA JUGA:  H. Tatang Supriyatna Resmi Menjabat Sekretaris DPRD Subang

Melalui pengalaman pribadinya, ia percaya batik tak hanya dapat dinikmati oleh orang Indonesia, namun juga oleh masyarakat dunia. Mungkin batik adalah satu barang yang harus dimiliki oleh setiap orang di dunia sebelum menutup usia.

“Semoga batik semakin go international dan diapresiasi masyarakat, semakin berkembang dan tetap lestari di generasi mendatang. Apalagi sekarang batik tidak hanya digunakan di acara-acara resmi. Sehari-hari pun banyak yang menggunakan batik dengan berbagai model dan kreasinya,” pungkas pecinta warna merah marun itu.