Beranda Berita Subang Desi Diana, Eks TKW yang Jadi Guru Bahasa Asing dan Perajin Makrame...

Desi Diana, Eks TKW yang Jadi Guru Bahasa Asing dan Perajin Makrame di Subang

Desi Diana mantan TKI Subang guru bahasa asing dan pengrajin makrame

SUBANG – Dari Taiwan kembali ke tanah kelahiran, Desi Diana, mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kecamatan Compreng, membuktikan bahwa pulang kampung bukan berarti berhenti berkarya. Justru, dari desa kecil di Jatireja, ia membuka jalan baru: mengajarkan bahasa asing sekaligus merintis usaha kerajinan makrame berbahan serat daun nanas.

Perjalanan Desi cukup unik. Ia pernah enam tahun bekerja di Taiwan, meski latar belakang pendidikannya adalah bidan. Dari pengalaman itulah ia menguasai Bahasa Mandarin dan Inggris. “Alhamdulillah saya menguasai Bahasa Mandarin dan Inggris sebagai bekal bekerja di luar negeri,” ujarnya kepada Jabarpress.com saat kegiatan Visit Media Pertamina EP Zona 7 Subang, Kamis (4/9/2025).

BACA JUGA:  Seleksi Direksi dan Komisaris PT Subang Sejahtera Segera Ditutup

Ketekunan Desi berawal ketika ia bergabung dengan Sekolah Kreatif Anak dan Remaja (SEKAR) Purna Migran Indonesia Berdaya Bersama Subang atau Sekar Purnama Subang, kelompok binaan Pertamina EP. Awalnya ia ikut belajar membuat pot dari limbah popok bayi, hingga akhirnya seorang perwakilan Pertamina bertanya soal keahliannya. “Saya bilang, saya bisa bahasa Mandarin dan Inggris. Pihak Pertamina menyarankan agar saya membagikan keahlian itu. Saya pun lalu mulai membuka pengajaran bahasa asing di tahun 2024,” kisahnya.

Kini, kursus yang ia kelola semakin berkembang. Bersama sejumlah mantan pekerja migran lain, Desi mengajarkan tiga bahasa sekaligus: Inggris, Mandarin, dan Jepang. Animo masyarakat cukup tinggi, terutama karena banyak warga setempat bekerja sebagai PMI. “Saya juga kebetulan mengajarkan bahasa Mandarin ini di sekolah, peminatnya banyak, sampai 30-an orang,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Milangkala ke-43 Desa Cisaga, Bupati Subang Janji Perbaikan Jalan dan PJU

Tak berhenti di kelas bahasa, Desi bersama rekannya di Sekar Purnama juga melahirkan inovasi kerajinan makrame berbahan serat daun nanas. Produk mereka bervariasi, mulai dari tas rajut besar, dompet, hingga tas handphone. Brand yang mereka usung, “Pelita” atau Pemuda Literasi, semakin dikenal publik. “Selain makrame serat daun nanas, kita juga mengembangkan makrame tali benang. Saat ini ada lima pelatih makrame, produknya kita pasarkan online maupun langsung,” katanya.

BACA JUGA:  PUPR Subang Genjot Perbaikan Jalan di 271 Lokasi Tahun 2025

Head of Comrel & CID PT Pertamina EP Zona 7 Regional 2 Jawa, Wazirul Luthfi, menegaskan dukungan perusahaan terhadap program pemberdayaan masyarakat. Melalui tanggung jawab sosial (CSR), Pertamina EP Subang telah menjalankan tujuh program, salah satunya Purnama Subang yang fokus pada peningkatan kualitas hidup mantan pekerja migran di Compreng.

Kisah Desi menjadi bukti nyata bahwa pengalaman bekerja di luar negeri bisa berubah menjadi modal emas di tanah air. Dari PMI menjadi pengajar bahasa asing dan perajin makrame, Desi menunjukkan bahwa semangat berbagi ilmu dan berdaya tak pernah berhenti di perantauan.