Beranda Berita Nasional Dedi Mulyadi Ungkap Alasan Investor Lari ke Vietnam: Gangguan Kecil, Serakah, dan...

Dedi Mulyadi Ungkap Alasan Investor Lari ke Vietnam: Gangguan Kecil, Serakah, dan Pamer Kekayaan

Investor lari ke Vietnam karena gangguan ormas
Foto: radarbogor.jawapos.com

Subang – Fenomena investor yang hengkang dari Jawa Barat menuju negara lain seperti Vietnam tengah menjadi perhatian serius Dedi Mulyadi. Gubernur Jawa Barat ini mengaku terus memikirkan penyebab mundurnya para penanam modal dari tanah Pasundan.

“Saya ngotot untuk investasi. Tapi ya kita tahu sendiri, sekarang banyak investor yang malah lari ke Vietnam,” kata Dedi dalam sebuah pernyataan.

Menurutnya, kepindahan investor bukan disebabkan hal besar, melainkan gangguan kecil yang terus-menerus terjadi di lapangan.

BACA JUGA:  Guru Tak Perlu Lagi 24 Jam Tatap Muka, Pak Menteri: “Cukup 16 JP Saja, Sisanya untuk Hidup!”

“Gangguan dari ormas, LSM, bahkan dari desa sendiri,” ucapnya.

Ia menyayangkan sikap sebagian oknum di desa yang justru menjadi penghalang masuknya investasi. “Banyak Karang Taruna, kepala desa, yang justru ganggu. Padahal, mereka enggak sadar, harga tanah di kampungnya bisa naik karena ada investasi,” tambah Dedi.

Dedi menegaskan bahwa investasi punya efek domino yang besar bagi daerah. Ketika investor datang, nilai tanah ikut melonjak. Namun jika tidak dijaga, semuanya bisa hilang begitu saja.

BACA JUGA:  Antara Teh, Warung, dan Wewenang: Riuh Penertiban Jalur Ciater-Jalancagak

Lebih jauh, ia mengingatkan agar masyarakat tidak bersikap serakah, terutama dalam urusan jual beli tanah. “Jangan pasang harga tinggi. Banyak kepala desa kaya mendadak karena calo tanah,” ujar Dedi.

Fenomena kaya mendadak inilah yang menurutnya kerap menimbulkan masalah baru. Ia menyebut banyak kepala desa yang bingung mengelola kekayaan hingga akhirnya terjerat utang dan penyakit.

“Saya punya banyak teman kepala desa. Tiba-tiba banyak duit, langsung beli Alphard, Rubicon, truk, bahkan bus. Ada juga yang nambah istri. Tapi ujungnya? Stroke, meninggal, utangnya banyak,” ceritanya blak-blakan.

BACA JUGA:  Juli 2025: Bulan Tanpa Tanggal Merah, Tapi Tetap Bisa Liburan Seru!

Dedi menyarankan, jika ingin menjadi kaya, seseorang harus terbiasa dulu memegang uang. Ia menekankan pentingnya menahan diri dan hidup sederhana.

“Kalau pegang duit, jangan pamer. Sembunyiin. Pakai sepeda aja cukup,” ucap Dedi.

Ia pun menceritakan seorang temannya yang pernah tajir mendadak namun kini hidup sengsara. “Sekarang bahkan minta uang Rp500 ribu ke saya,” pungkasnya.