SUBANG – Aksi demo yang dilakukan oleh sejumlah penambang ilegal di Subang kepada Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, mendapat tanggapan santai darinya. Demo ini merupakan buntut dari langkah tegas Dedi menutup tambang ilegal di wilayah tersebut.
Melalui akun Instagram resminya, @dedimulyadi71, Dedi mengungkapkan bahwa mayoritas peserta demo bukanlah pelaku usaha tambang yang terdampak. Bahkan, ia menyebut banyak dari mereka merupakan orang luar Subang, terlihat dari plat nomor kendaraan yang digunakan saat aksi.
“Yang unjuk rasa siapa? Kalau lihat plat nomornya itu banyak orang luar malah, bukan dari wilayah sekitar,” ujar Dedi Mulyadi pada Minggu, 26 Januari 2025.
Ia juga menambahkan bahwa sebagian besar peserta demo adalah tokoh politik, aktivis, dan anggota organisasi masyarakat (Ormas) yang kerap memperoleh keuntungan dari keberadaan tambang ilegal. “Sebagian lagi adalah Ormas yang mungkin selalu mendapat rezeki dari limpahan tambang ilegal,” tambahnya.
Dampak Buruk Tambang Ilegal
Dedi menyoroti berbagai dampak negatif dari tambang ilegal bagi masyarakat lokal. Aktivitas tambang yang tidak terkontrol menyebabkan jalan menjadi kotor, licin, hingga rusak parah. Selain itu, ada ancaman serius berupa bencana alam, kebisingan, dan potensi kecelakaan akibat kendaraan yang melebihi kapasitas muatan.
“Masyarakat di sekitar tambang jelas sangat dirugikan. Jalan-jalan rusak, ada ancaman bencana, dan aktivitas ini sangat mengganggu kehidupan mereka,” tegasnya.
Komitmen Memberantas Tambang Ilegal
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa langkah pemberantasan tambang ilegal di Jawa Barat akan terus dilanjutkan. Ia mengaku telah mempersiapkan tim khusus untuk menangani permasalahan ini secara menyeluruh.
“Tanggal 6 Februari saya dilantik. Sekarang pun saya sudah menyiapkan tim,” pungkasnya.
Komitmen ini menjadi bukti nyata bahwa Dedi Mulyadi tidak hanya menutup tambang ilegal, tetapi juga fokus pada penanganan dampak dan menjaga keseimbangan lingkungan di Jawa Barat.