Beranda Berita Subang Dari Ikan “Tak Laku” Jadi Cuan: UMKM Wanita Subang Raup Omzet Puluhan...

Dari Ikan “Tak Laku” Jadi Cuan: UMKM Wanita Subang Raup Omzet Puluhan Juta dari Tengkek

UMKM wanita Subang ikan tengkek

Subang – Siapa sangka, ikan tengkek yang dulu dianggap tak berharga oleh para nelayan, kini menjelma jadi “emas laut” di tangan para istri nelayan Desa Cilamaya Girang, Kecamatan Blanakan, Subang. Lewat tangan kreatif Kelompok Usaha Wanita (KUW) Greenthink Pertamina ONWJ, ikan yang sering dibuang ini kini menghasilkan omzet Rp 45-50 juta per bulan.

Ketua KUW Greenthink, Eka Mustika, mengaku perjalanan ini tak semudah membalik ikan di wajan. “Awal mulanya pada 2016 dibentuk kelompok untuk mengolah bahan baku yang tidak ekonomis ikan laut yang ada di sekitaran sini. Ada ikan tengkek yang harga ekonomisnya sangat rendah bahkan sering dibuang sama para nelayan karena tidak ada nilai rupiahnya. Namun, kini ikan tengkek menjadi produk yang tinggi harga jualnya,” tuturnya.

BACA JUGA:  Subang Jadi Arena Duel Raksasa Mobil Listrik Dunia

Tantangan besar datang dari tekstur si tengkek yang “rewel”: kulitnya keras, dagingnya tipis, dan durinya segudang. Namun, dengan pendampingan Pertamina ONWJ, ikan ini disulap jadi beragam produk lezat seperti kerupuk, abon, hingga dendeng. Bahkan, Eka mengaku sempat dicibir warga karena nekat mengolah ikan yang dianggap “sampah”.

‎“Diolah menjadi abon ikan dan kerupuk dari bahan baku ikan tengkek tadi. Untuk pemasaran sekarang bisa menembus di Indonesia dengan pemasaran secara online, meski sebelumnya banyak sekali cibiran dengan produk dari bahan baku ikan tengkek ini. Namun, semua itu menjadi motivasi kami, sehingga omzet sekarang ini bisa menembus Rp 50 juta per bulannya,” tegas Eka kepada Beritasatu.com, Senin (15/9/2025).

BACA JUGA:  Bupati Subang Apresiasi ASN Responsif Aduan Masyarakat

Kini, permintaan pasar melonjak hingga butuh 200 kilogram ikan tengkek per bulan. Produk olahan mereka merambah Subang, Bandung, Jabodetabek, hingga Bali, Jambi, bahkan menyeberang ke Singapura. Harga ikan tengkek pun ikut melambung: dari tak berharga menjadi Rp 25 ribu per kilogram.

Officer Communication Relation & CID Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), M Aditya Julianto, menyebut program ini bukti nyata pemberdayaan perempuan pesisir. “Program ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir terutama ibu-ibu di wilayah pesisir, khususnya di wilayah Cilamaya Girang, karena wilayah ini sangat terpinggirkan ruang akses ke sini. Dengan adanya program ini alhamdulillah bisa meningkatkan secara ekonomi bagi kelompok ibu-ibu di sini. Kami berharap program ini menjadi inspirasi bagi kaum ibu-ibu lain untuk menjadi enterpreneur dengan bahan baku yang cukup banyak tersedia,” jelasnya.

BACA JUGA:  Kodim Subang Gelar Lomba Baris Berbaris Sambut HUT Ke-80 TNI

Tak hanya mendampingi, Pertamina ONWJ juga menyalurkan pelatihan dan bantuan alat produksi. Hasilnya? Ikan tengkek kini bukan lagi bahan buangan, melainkan simbol kemandirian ekonomi wanita pesisir Subang.