Ada aroma kopi pagi di Fukuoka, tapi yang membuat hangat bukan kafein, melainkan semangat para peserta 10th Asia Conference on Environment and Sustainable Development (ACESD 2025) dan 2nd Asia Conference on Environmental Economic and Policy (ACEEP 2025).
Di antara lautan akademisi dan praktisi dari seluruh dunia, bendera merah putih ikut berkibar lewat delegasi PT Dahana—perusahaan bahan peledak yang kini “meledak” dengan semangat keberlanjutan.
Acara bergengsi itu berlangsung di Shiiki Hall, Kyushu University (Ito Campus), Jepang, pada 8–10 November 2025.
Dahana tak sekadar datang untuk selfie di negeri sakura, tapi tampil mempresentasikan makalah ilmiah tentang inisiatif keberlanjutan mereka.
Delegasi dipimpin dua sosok kunci: Komisaris Wahyudi Hidayat dan Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan SDM, Mohamad Nur Sodiq.
Turut serta dalam tim: Dewi Kurniati, Danny Armeidian, dan Safira Aulia Rinanda. Sedangkan yang tampil di panggung ilmiah adalah Sudirjo Heru—nama yang kini mungkin pantas disebut “pahlawan PowerPoint” Dahana.
Mereka mempresentasikan makalah dengan Paper ID: CE173 berjudul “Building Sustainability Capacity: Linking Life Cycle Analysis with Community Empowerment in a Preliminary Initiative from Dahana, Subang – Indonesia”.
Presentasi itu berlangsung pada Minggu sore, 9 November 2025, sekitar pukul 17:15 waktu Fukuoka—tepat saat matahari mulai turun, tapi semangat mereka justru naik.
Makalah tersebut adalah karya kolaboratif antara Hary Irmawan, Dewi Permatasari, Sudirjo Heru, Aep Saepudin, Ismail Kurbani, Ivan Angga Maulana, Danny Armeidian, dan Safira Aulia Rinanda.
Karya ini tak main-main: sudah lolos proses final review yang ketat dari para reviewers dan Technical Program Committees ACESD.
“Kehadiran kami di Fukuoka adalah untuk menegaskan bahwa tata kelola perusahaan yang berkelanjutan serta praktik ESG bukan sekadar kewajiban, melainkan telah menjadi satu kolaborasi keharmonisan yang menunjukkan keberlanjutan perusahaan. Ini adalah representasi kepedulian kami terhadap lingkungan dan masyarakat yang merupakan pemangku kepentingan utama atas keberadaan PT Dahana,” ujar Mohamad Nur Sodiq.
Ia menambahkan, partisipasi ini bukan hanya ajang tampil keren di forum global, tapi juga langkah strategis memperkuat implementasi ESG di masa depan.
“Kami berharap, melalui forum ini, Dahana dapat menyerap pengetahuan global terkini serta menjalin jaringan kolaborasi internasional. Ini akan menjadi bekal berharga untuk terus berinovasi dalam program-program pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan yang lebih berdampak,” lanjutnya.
Konferensi ini disponsori oleh iNehc dan IJESD, dengan dukungan teknis dari Yokohama National University, National Institute for Environmental Studies, Nagasaki University, JICA, dan tentu saja Kyushu University sebagai tuan rumah.
Makalah-makalah yang tampil di sini bukan karangan iseng. Semua telah melalui tahapan seleksi super ketat—dari pengajuan awal Agustus 2025 hingga pengumuman akhir Oktober.
Para peninjau datang dari berbagai negara: Arab Saudi sampai Australia, Jepang hingga Portugal, termasuk Indonesia. Dunia seolah sepakat: masa depan harus dibangun dengan ilmu, kolaborasi, dan tanggung jawab.
Dan di antara semua itu, nama Dahana kini tercatat sebagai salah satu pelaku yang tak hanya membicarakan sustainability—tapi benar-benar mempraktikkannya, hingga ke panggung internasional.








