harapanrakyat.com,- Oyon Herdiyana, pengrajin angklung Kota Banjar, Jawa Barat, tepatnya Lingkungan Cibulan, RT 4, RW 5, Kelurahan/Kecamatan Banjar, menceritakan pengalamannya menggeluti usaha angklung. Dari tahap rintisan hingga jualannya tembus pasar luar negeri.
Tak hanya itu, Oyon yang sudah puluhan tahun menggeluti usaha tersebut juga membagikan pengalamannya memasarkan angklung menggunakan teknologi digital. Bahkan ia pernah tertipu oleh pelanggan.
Oyon menuturkan, awal mula merintis usahanya menjadi pengrajin angklung sejak masa kecil bersama saudaranya, yaitu sekitar tahun 1970.
Beberapa saudaranya yang lain juga ikut mengembangkan produksi angklung di Lingkungan Cibulan dan bertahan sampai sekarang.
Lama kelamaan, produk angklung miliknya mulai banyak dikenal. Saat itu penjualan masih menggunakan cara tradisional.
Angklung yang dihasilkan tersebut dikumpulkan oleh pengepul untuk selanjutnya dijual ke kota besar, seperti Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta.
“Sudah lebih dari dua puluh tahun. Dulu jualannya masih susah. Masih tradisional,” kata Oyon kepada harapanrakyat.com, Minggu (21/05/2023).
Baca Juga: Kisah Pengusaha Fashion Brand Lokal asal Kota Banjar, Berkembang Berkat Market Digital
Hasil Produksi Pengrajin Angklung Kota Banjar Tembus Luar Negeri
Lanjutnya menceritakan, setelah hampir puluhan tahun menggeluti usaha angklung dan dunia usaha mulai merambah ke dunia digital. Kemudian sekitar tahun 2000-an ia pun mulai beralih memasarkan hasil produksinya dengan cara online.
Sejak saat itu, usahanya mulai berkembang dan cukup meningkat. Hasil produksi angklung miliknya bahkan sampai menembus pasar luar negeri, seperti Malaysia, Thailand, China hingga Australia.
Meskipun untuk penjualan ekspor kadang dibantu melalui perantara (mitra). Karena untuk pengiriman barang ekspor tersebut cukup sulit dan kerap menemui kendala.
“Sekarang untuk pemasaran pakai online dibantu sama anak. Kalau untuk ke luar negeri biasanya saya dibantu sama Ibu Susan. Soalnya kalau sendiri kadang susah, ada saja kurangnya seperti packing barang,” katanya.
“Pernah juga beberapa bulan lalu saya kirim ke Australia 5 paket angklung. Ternyata sampai sana ada beberapa yang rusak, dan mereka meminta ganti rugi,” imbuhnya.
Baca Juga: Jelang Kurban, Pengrajin Besek Kota Banjar Dapat Pesanan dari Luar Kota
Kena Tipu Pelanggan
Lebih lanjut Oyon menceritakan pengalamannya belum lama ini sempat tertipu oleh pelanggan yang melakukan transfer melalui online.
Modus oknum pelanggan tersebut yaitu dengan cara menggunakan struk pembayaran palsu dan mengaku telah melakukan pembayaran lebih.
Oknum pelanggan tersebut lalu meminta sisa lebih pembayaran transaksi dikembalikan. Barang pesanan juga harus segera dikirim. Namun, setelah Oyon cek ke bank ternyata struk pembayaran itu palsu.
“Kejadiannya belum lama. Sampai sekarang barangnya nggak jadi saya kirim. Saya juga sempat telepon, orangnya marah-marah terus nomornya nggak aktif,” kata Oyon.
Saat ini untuk usaha angklung miliknya masih berjalan, meski untuk dua bulan ini sepi order dan sama sekali tidak ada pesanan.
Meski begitu, untuk para pengrajin angklung yang lain di lingkungan tersebut, menurutnya sejauh ini masih berjalan lancar.
“Waktu kemarin sebelum bulan puasa lumayan ramai. Tapi sekarang lagi sepi. Dua bulan saya nggak ada job. Ada pesanan juga mintanya murah jadi nggak mau,” pungkas, pengrajin angklung Kota Banjar. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)