Beranda Berita Nasional Cerita Bupati Pangandaran Lawan Kemaksiatan dengan Gaya Kepemimpinan Gatotkaca

Cerita Bupati Pangandaran Lawan Kemaksiatan dengan Gaya Kepemimpinan Gatotkaca

IMG_20230104_084109_Kcd1UByO5c_CeNcF9aY8c.jpeg

harapanrakyat.com,- Kisruh Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata dengan warganya berakhir damai. Namun gaya kepemimpinan Bupati Pangandaran dalam melawan kemaksiatan di Pangandaran dengan emosi tentunya jadi sorotan.

Sebelumnya, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata adu mulut dan nyaris adu jotos dengan warganya. Hal itu dilatarbelakangi pencabutan segel penutupan tempat hiburan malam yang disinyalir jadi tempat maksiat.

Bupati Pangandaran pun meminta maaf atas emosi yang ia luapkan. Namun Jeje menjelaskan merupakan hal prinsip menutup tempat hiburan malam dan warung remang-remang. Jeje mengaku akan lebih tegas lagi dalam menutup tempat hiburan malam, bahkan tak hanya segel stiker tapi akan memasang palang penutupan.

BACA JUGA:  Cara Nonton Live Streaming Timnas Indonesia vs Australia Kualifikasi Piala Dunia 2026

“Kita serius untuk itu, besok mungkin kita pasang palang dan rencananya Kamis depan kita janji kepada para ulama mengundang mereka,” kata Jeje Wiradinata.

Bupati Pangandaran mengatakan melawan kemaksiatan harus dengan gaya kepemimpinan Gatotkaca atau Bima yang tegas.

“kalau soal marah-marah itu kan saya Bupatinya, menghadapinya pun harus memakai pola Gatotkaca atau Bima masa dengan pola Arjuna,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Shin Tae-Yong memanggil sebanyak 26 pemain, ini daftarnya

Menurut Jeje, hal prinsip melawan dan menghentikan kemaksiatan yang ada di Kabupaten Pangandaran. Jeje pun bersyukur dengan banyaknya dukungan dari masyarakat dan pihak lainnya.

Baca Juga: Babak Baru Cekcok Bupati Pangandaran dengan Warganya, Lanjut atau Damai?

“Artinya itu sangat berarti, mereka berharap wisata berkembang tetapi sesuai visi misi Pangandaran Juara,” ungkap Jeje Wiradinata.

Jeje Wiradinata menyebut bukan hanya wisata saja yang maju dan berkembang. Namun masyarakat pun menginginkan kemajuan wisata itu beriringan dengan menjaga moral, etika dan agama.

BACA JUGA:  30 Petugas Pertanian Jabar Asah Keterampilan Smart Farming di Bapeltan Cianjur

“Sesuai dengan visi misi Pangandaran Juara wisata berkelas dunia yang mempunyai nilai karakter bangsa. Wisatanya berkembang, tetap moral, etika, dan agama tetap terjaga,” pungkasnya.

Sebelumnya, terjadi cekcok antara Bupati Pangandaran dengan salah seorang warga gegara penyobekan segel striker penutupan tempat hiburan malam (warung remang-remang). Bahkan Bupati Pangandaran sampai dilaporkan ke pihak polisian oleh warga yang bersangkutan. Namun laporan tersebut dicabut dan keduanya berdamai. (Madlani/R9/HR-Online)