Beranda Berita Nasional Bupati Naikkan HET Elpiji 3 Kg, Aktivis Garut: Akan Timbul Kemiskinan Baru

Bupati Naikkan HET Elpiji 3 Kg, Aktivis Garut: Akan Timbul Kemiskinan Baru

Keputusan-Bupati.jpg

harapanrakyat.com,- HET elpiji 3 Kg di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengalami kenaikan. Hal ini tentu akan berdampak pada tingginya harga jual di tingkat pengecer.

Harga Eceran Tertinggi (HET) gas melon yang tadinya Rp 16. 000 menjadi Rp 19.500 per tabung, atau naik Rp 3.500.

HET terbaru telah dikeluarkan Bupati Garut melalui Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/KEP. 109-DP2ESDM/2023.

Dengan adanya Keputusan Bupati Garut tentang HET baru terkait gas melon, tentu akan berdampak besar bagi masyarakat pengguna aktif untuk keperluan rumah tangga.

“Baru tahu, kita beli gas melon di warung 22.000 rupiah. Kalau HET naik, pasti eceran pun akan naik. Pusing lagi kita,” kata Didin pedagang makanan, Rabu (15/03/2023).

BACA JUGA:  XL Axiata Berhasil Raih Penghargaan Tertinggi di Stellar Workplace Award 2024

Sementara itu, Anggota Komisi 3 DPRD Garut, Agus M Sutarman mengatakan, keputusan Bupati Garut menaikkan HET elpiji 3 Kg. Maka konsekuensinya aturan tersebut harus diterapkan.

Ia juga menjelaskan, harga gas subsidi Rp 19.500 itu harus sesuai. Pangkalan menjual 70 persen ke masyarakat, dan 30 persen ke pengecer.

Baca Juga: HUT Garut ke-210 Bupati Ajak Offroad, Warga: Tiap Hari Offroad di Jalan Raya Pak

“Jadi masyarakat membeli Rp 19.500, tidak boleh lebih dari itu. Persoalannya terbalik, jika ada pangkalan menjual ke pengecer sebanyak 70 persen, sementara ke masyarakat langsung 30 persen. Itu yang tidak boleh,” terang Agus.

BACA JUGA:  Rumah Nenek Satinah di Subang Terancam Ambruk, Relawan Harap Ada Donatur yang Peduli

Aktivis Soroti Kebijakan Bupati Garut Naikkan HET Elpiji 3 Kg

Naiknya HET gas subsidi ukuran 3 Kg di Garut mendapat sorotan dari Budi Juanda, Ketua Wadah Generasi Anak Bangsa (WGAB) Garut. Menurutnya, kenaikan HET elpiji 3 Kg akan berdampak besar terhadap masyarakat.

“Pemerintah pusat memberikan subsidi. Kenapa oleh pemerintah daerah malah dinaikan. Harus jelas juga apakah ada perintah. Jika naiknya 3.500 rupiah akan jatuh berapa di masyarakat. Jangan menekan masyarakat dengan kebijakan, ini akan menambah kenaikan level kemiskinan,” ujarnya.

BACA JUGA:  Mungkinkah Indonesia Menjadi Kejutan di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026?

Budi juga menyebutkan, angka kemiskinan di Garut cukup ekstrim. Saat ini jumlahnya mencapai 82 ribu jiwa. Hitungan tersebut belum termasuk kemiskinan biasa.

“Di Garut ada 82 ribu kemiskinan ekstrim. Belum level kemiskinan biasa dan lainya. Setelah harga beras naik, sekarang harga gas elpiji yang naik. Ini akan menciptakan kemiskinan yang baru,” kata Budi.

Pihaknya menilai, kebijakan menaikan HET elpiji 3 Kg menunjukan pemerintah daerah tidak pro kepada masyarakat. Mengingat saat ini rakyat sedang dihadapkan dengan harga sembako yang tak karuan. (Pikpik/R3/HR-Online/Editor-Eva)