KBRN, Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta pegiat media sosial membantu melakukan upaya deradikalisasi. Salah satunya dengan membuat literasi digital dengan konten-konten yang menyejukkan.
Hal itu dikatakan Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Polisi Ahmad Nurwahid kepada Pro 3 RRI, Jumat (23/9/2022). Ia menekankan pentingnya bagi tokoh agama, ulama, tokoh masyarakat, generasi milenial untuk masif membangun moderasi berbangsa dan moderasi beragama.
“Kemudian menjadi buzzer-buzzer di dunia maya maupun media sosial untuk membangun literasi persatuan atau konten-konten perdamaian, etika, budi peketti, toleransi, cinta tanah air dan bangsa, dan sebagainya,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini sangat dibutuhkan agar jangan sampai kita tergerus oleh disinformasi atau polarisasi yang sengaja dibangun oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. “Jangan sampai kita tergerus oleh disinformasi atau polarisasi yang membahayakan ideologi Pancasila dan persatuan kesatuan bangsa,” katanya.
Selain itu, hal itu dilakukan BNPT untuk membangun Harmoni Nusantara. “Harmoni dengan membangun toleransi persatuan dan perdamaian untuk bangsa Indonesia yang sangat majemuk ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan radikalisme dan terorisme merupakan virus yang dibangun di atas manipulasi distorsi dan politisasi agama. “Ini tidak terkait dengan apapun karena tidak ada satupun agama yang membenarkannya,” ucapnya.
Tetapi, kata dia, hal ini terkait dengan pemahaman dengan cara beragama yang salah dan menyimpang yang dilakukan oknum umat beragama. “Virus ideologi ini, ini berpotensi pada setiap individu manusia tdak melihat suku, ras dan agama serta profesi,” ujarnya.
Bahkan, kata dia, radikalisme dan terorisme ini tidak melihat kadar intelektual seseorang. “Siapapun bisa kena, kalau tidak membentengi dirinya dengan bijak di dalam menggunakan media sosial,” katanya.