Beranda blog

Plt Kadis PUPR Subang Ancam Blacklist Pengusaha Nakal, TGR Masih Menggantung Rp415 Juta

TGR PUPR Subang blacklist

SUBANG – Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Subang tengah menyoroti serius urusan Tuntutan Ganti Rugi (TGR). Plt Kepala Dinas PUPR Subang, Rona Mairansyah, dengan tegas menyatakan tak segan-segan memasukkan para pengusaha nakal ke dalam daftar hitam.

“Kalau memang mereka sengaja melakukan pelanggaran, kenapa tidak kita blacklist?!” tegas Rona.

Hingga kini, dari keseluruhan angka TGR, masih tersisa sekitar Rp415,290,072 atau 34,65% yang belum dibayarkan pihak ketiga. Dari lima rekanan pengusaha, empat berjanji melunasi kewajiban pada Oktober 2025, sedangkan satu lainnya terancam gagal bayar.

Melihat kondisi itu, Rona menegaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kejaksaan Negeri Subang. “Kan sisa penagihannya juga, kami serahkan kepada pihak Kejaksaan Negeri Subang,” tambahnya.

Saat ditanya soal penyebab para penyedia jasa terkena TGR, Rona mengaku perlu melakukan telaahan lebih mendalam. “Saya kan baru menjabat sebagai Plt, sehingga perlu telaahan mendalam tentang hal tersebut. Yang pasti, untuk mensukseskan program Pemerintah Kabupaten Subang, Subang Leucir tahun 2027, saya tidak mau ada pengusaha yang berlaku curang,” tandasnya.

Sebelumnya, pada Rabu (10/9/2025), Ketua DPD Sundawani Wirabuana Kabupaten Subang, Yosef Suyono, menyebut ada potensi korupsi dalam kasus TGR di PUPR Subang tahun anggaran 2024. “Nilai TGR untuk dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Subang di tahun 2024, hampir mencapai Rp1,2 miliar,” ungkap Yosef.

Dengan ancaman blacklist dan sorotan publik, kasus TGR ini tampaknya akan menjadi ujian awal bagi Rona dalam memimpin PUPR Subang. Publik menanti langkah tegas berikutnya: apakah benar pengusaha nakal bakal dibersihkan, atau sekadar jadi “isu musiman”?

RSUD Subang Gandeng RSUD Gunung Jati untuk Percepat Digitalisasi Layanan Kesehatan

Digitalisasi layanan RSUD Subang

SUBANG – Demi meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, RSUD Subang melakukan studi banding strategis ke RSUD Gunung Jati, Cirebon. Rumah sakit yang dikenal piawai dalam penerapan teknologi informasi ini menjadi rujukan utama bagi RSUD Subang untuk memperkuat digitalisasi layanan.

Rombongan dipimpin langsung oleh Wakil Direktur Umum dan Keuangan, Dr. Jan Rudi Iskandar, M.Kes. Ia hadir bersama jajaran penting, mulai dari Kepala Bagian Perencanaan-Informasi, Analis Kebijakan, hingga tim Instalasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Kunjungan ini bukan sekadar basa-basi seremonial, melainkan langkah nyata mencari inspirasi sekaligus menyerap praktik terbaik.

“Fokus utama dari kunjungan ini adalah mempelajari secara langsung bagaimana Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan berbagai bentuk digitalisasi layanan diterapkan di RSUD Gunung Jati,” jelas Dr. Jan Rudi.

Tim RSUD Subang mendalami sistem pendaftaran online, rekam medis elektronik, hingga mekanisme penagihan terintegrasi. Semua itu terbukti mampu memangkas waktu tunggu pasien, menekan risiko kesalahan administrasi, serta memperlancar koordinasi antar unit.

Menurut Dr. Jan Rudi, kunci masa depan pelayanan kesehatan ada pada teknologi. “Kami sangat percaya bahwa adopsi teknologi yang tepat tidak hanya akan mempercepat proses, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional dan, yang paling penting, memberikan pengalaman yang jauh lebih baik dan nyaman bagi para pasien kami,” tegasnya.

Studi banding ini juga menjadi penegasan komitmen RSUD Subang untuk terus berbenah. Dengan meniru keberhasilan RSUD Gunung Jati, manajemen berharap bisa menemukan solusi digital yang sesuai, sekaligus memicu transformasi layanan kesehatan di Subang.

Kunjungan tersebut menandai awal implementasi inovasi baru yang kelak akan dijalankan. RSUD Subang pun bertekad melangkah mantap menuju pelayanan kesehatan yang lebih profesional, efisien, dan modern, sesuai visinya sebagai rumah sakit rujukan utama di wilayah Subang.

DPRD Subang Dorong Optimalisasi Retribusi Pekerja Asing

Subang – Anggota DPRD Kabupaten Subang dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), A. Fauzi Ridwan, meminta pemerintah daerah melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) lebih aktif dalam menggali potensi pendapatan daerah dari retribusi pekerja asing.

Ia menilai, pesatnya pertumbuhan industri di Subang, khususnya perusahaan asing, harus diikuti dengan kontribusi nyata tenaga kerja asing (TKA) terhadap kas daerah.

“Kita dorong Disnaker untuk tidak pasif, melainkan lebih proaktif menggali potensi pendapatan dari retribusi pekerja asing. Ini penting sebagai salah satu sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah),” ujarnya.

Selain itu, Fauzi juga menekankan perlunya pengawasan ketat terhadap keberadaan pekerja asing. Langkah ini diperlukan untuk memastikan kewajiban administrasi dan pembayaran retribusi dipenuhi sesuai aturan.

“Pengawasan memang kewenangan Disnaker Provinsi, makanya Disnaker Subang harus lebih aktif,” tambahnya.

Ia mengingatkan bahwa lemahnya pengawasan bisa memunculkan masalah, terutama bagi tenaga kerja lokal.

“Jangan sampai ada pekerja asing yang lolos dari pendataan dan pengawasan. Selain merugikan daerah, hal ini juga bisa menimbulkan kecemburuan sosial dengan tenaga kerja lokal,” pungkasnya.

Rp12,6 Miliar Digelontorkan, Jalan Cagak–Purwakarta/Subang Dibedah: Warga Masih Ragu Kualitasnya

Pembangunan Jalan Cagak Purwakarta Subang
module: a; hw-remosaic: 0; touch: (-1.0, -1.0); modeInfo: ; sceneMode: Auto; cct_value: 0; AI_Scene: (-1, -1); aec_lux: 110.0; hist255: 0.0; hist252~255: 0.0; hist0~25: 0.0;

SUBANG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali turun tangan. Melalui Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR), anggaran tahun 2025 senilai Rp12,6 miliar siap dikucurkan. Tujuannya jelas: merapikan infrastruktur jalan di ruas Cagak–batas Purwakarta/Subang. Sang pelaksana, CV. Bangun Sarana Abadi, kini tengah berkeringat di lapangan.

Pantauan langsung di Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, menunjukkan aktivitas cukup ramai. Ada saluran air baru dengan cor dan box beton, tumpukan batu, hingga galian tanah yang seolah siap jadi arena “pacuan beko”. Ruas yang dibedah ini sepanjang 1,5 km, tepatnya dari Km Jkt 178 hingga Km Jkt 180.

Di balik riuh pekerjaan, wewenang proyek ini berada di Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan III. Sementara urusan pemeliharaan rutin, biar kondisi jalan dan drainase tetap rapi, jatuh ke tangan KSUP. Namun, soal spesifikasi teknis material yang digunakan, masih gelap gulita.

Yang menarik, lapisan dasar di galian tanah lebih didominasi tanah berwarna hitam. Campuran pasir dan batu? Konon cuma secuil. Ini membuat sejumlah warga jadi garuk-garuk kepala. Seorang warga menuturkan, “Ya, informasinya di sepanjang ruas jalan ini akan ada pelebaran jalan. Saat ini tanah yang sudah digali mulai ditimbun, tapi lebih banyak gunakan tanah batunya sedikit.”

Sayangnya, klarifikasi dari pejabat terkait masih sulit didapat. Kepala UPTD PJJ Wilayah III, Muhtar Jalaludin, ketika dihubungi via WhatsApp, hanya meminta Radar Sukabumi datang ke kantornya di Bandung. Itu pun baru dijadwalkan esok harinya. Sementara Ade Hermansyah, KSUP yang kabarnya juga merangkap PPK di proyek ini, malah irit suara—telepon selulernya tak kunjung diangkat.

Pembangunan jalan ini sejatinya diharapkan memperlancar arus kendaraan sekaligus mendongkrak ekonomi warga sekitar. Tapi, kualitas material yang dipertanyakan warga seolah jadi bumbu tersendiri. Akankah proyek miliaran rupiah ini benar-benar mulus, atau justru bikin “jalan cerita” baru? Waktu yang akan bicara.

PT SHSJ Siap Rekrut 1.000 Pekerja Lokal, Subang Sambut Industri Hijau Baru

lowongan kerja Subang 2026

SUBANG – Kabar segar datang untuk para pencari kerja di Subang. PT Subang Harapan Sejahtera Jaya (SHSJ), perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengelolaan limbah B3 dan non-B3, akan resmi beroperasi pada 2026 mendatang dengan membuka 1.000 lowongan kerja baru.

Menariknya, 70 persen tenaga kerja yang direkrut adalah laki-laki dengan prioritas khusus bagi warga lokal. Harapannya, masyarakat Subang dapat langsung merasakan manfaat dari kehadiran perusahaan ini.

Direktur Utama PT SHSJ, Yogi Permana, menegaskan, kehadiran perusahaannya bukan sekadar solusi untuk limbah berbahaya, tetapi juga kesempatan ekonomi baru. “Kami akan memprioritaskan tenaga kerja lokal. Harapannya, warga sekitar dapat merasakan manfaat dari kehadiran PT SHSJ,” ujarnya.

Berdiri di atas lahan seluas 108.307 meter persegi di Desa Padaasih, Kecamatan Cibogo, perusahaan ini menyiapkan 100 unit angkutan besar dan 50 unit angkutan kecil untuk pengangkutan limbah. Tak hanya itu, kapasitas penyimpanan limbah juga mencapai 1.000 ton per tahun.

Jenis limbah yang akan dikelola pun beragam, mulai dari oli bekas, baterai, pestisida, limbah medis, hingga sampah elektronik. Dengan konsep ekonomi sirkular, limbah-limbah tersebut tak sekadar dibuang, melainkan diolah kembali menjadi produk bernilai tambah.

Dari sisi lingkungan, Yogi menegaskan PT SHSJ sudah menyiapkan sistem pengelolaan yang ketat. “Tidak ada penumpukan asal-asalan. Semua dirancang sesuai standar, baik dari sisi air maupun udara. Jadi, aman bagi masyarakat dan lingkungan,” jelasnya.

Dengan kombinasi penyerapan tenaga kerja besar-besaran dan pengelolaan limbah berkonsep modern, PT SHSJ diharapkan menjadi motor baru pertumbuhan ekonomi Subang, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.

Jadwal Live RCTI: Timnas Indonesia Tantang Arab Saudi & Irak di Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026

jadwal Timnas Indonesia Kualifikasi Piala Dunia 2026

Suarasubang.com – Pecinta sepak bola Tanah Air, siapkan kopi dan camilan favorit! Timnas Indonesia bakal tampil dini hari di layar kaca Anda lewat RCTI, dalam lanjutan Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Skuad Garuda yang kini ditangani Patrick Kluivert masuk ke Grup B bersama dua raksasa Asia Barat: Arab Saudi dan Irak. Semua pertandingan dijadwalkan berlangsung di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi. Itu berarti, Anda harus rela begadang karena kickoff jatuh dini hari waktu Indonesia.

Laga pertama, Indonesia akan menantang Arab Saudi pada Kamis, 9 Oktober 2025 pukul 00.15 WIB. Setelah itu, giliran Irak yang menunggu pada Minggu, 12 Oktober 2025 pukul 02.30 WIB.

Tantangan jelas tak ringan. Hanya juara grup yang otomatis lolos ke putaran final Piala Dunia 2026. Namun, Thom Haye dkk. punya modal positif dari laga uji coba September lalu. Garuda sukses melibas Taiwan 6-0 dan menahan imbang Lebanon 0-0. Performa Jay Idzes dan rekan setimnya tentu bikin penasaran, mampukah mereka memberi kejutan?

Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia di RCTI – Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026:

  • Kamis, 9 Oktober 2025 – 00.15 WIB: Indonesia vs Arab Saudi (Live RCTI)
  • Minggu, 12 Oktober 2025 – 02.30 WIB: Indonesia vs Irak (Live RCTI)

Persib Bandung Fokus ke Asia Sebelum Hadapi Dua Laga Tandang Beruntun

Persib Bandung Super League 2025

Suarasubang.com – Persib Bandung baru saja menundukkan Persebaya Surabaya 1-0 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Jumat (12/9/2025). Gol tunggal Uilliam Barros di menit 53 memastikan Maung Bandung pulang dengan tiga poin manis.

Namun, kemenangan itu bukan akhir cerita. Pasukan Bojan Hodak akan menghadapi jadwal padat. Pertama, mereka bakal tampil di ajang AFC Champions League Two (ACL 2) menghadapi Lion City Sailors di Stadion GBLA, Kamis (18/9). Setelah itu, Persib harus siap melakoni dua laga tandang beruntun di Super League 2025-2026: melawan Arema FC (22/9) dan Persita Tangerang (27/9).

Situasi ini mengingatkan pada pekan kedua dan ketiga, saat Persib juga menjalani dua laga tandang. Sayangnya, kala itu hasilnya kurang memuaskan: kalah 1-2 dari Persijap dan imbang 1-1 kontra PSIM Yogyakarta. Bedanya, kali ini Maung Bandung datang dengan modal kemenangan.

Pelatih Bojan Hodak menegaskan timnya memang pantas menang atas Persebaya. “Kami bermain lebih baik, terutama babak pertama karena kami mendominasi, dan mempunyai lebih banyak peluang dan ada satu yang membentur tiang,” ujarnya dalam konferensi pers.

Meski begitu, Hodak tak menutup mata bahwa Persebaya juga punya peluang di babak kedua. Laga pun sempat terganggu karena lapangan tergenang, membuat tempo permainan tidak stabil. “Tapi secara keseluruhan, kami memang layak menang. Semua pemain bermain baik dan saya senang terhadap mereka. Tapi, kami masih punya ruang untuk bisa lebih baik,” tambah pelatih asal Kroasia itu.

Hodak juga menyoroti rapatnya pertahanan Persib yang berhasil menjaga gawang Teja Paku Alam tetap perawan. Federico Barba mendapat pujian khusus, begitu juga pemain debutan lain seperti Eliano Reijnders, Thom Haye, dan Andrew Jung.

“Eliano dan Barba bermain sangat bagus. Thom masih perlu meningkatkan kebugarannya, sementara Jung butuh waktu pemulihan karena sempat sakit saat baru tiba di Bandung. Tapi secara keseluruhan, saya puas dengan mereka,” jelas Hodak.

Kini, Maung Bandung dituntut menjaga konsistensi. Laga melawan Lion City Sailors akan jadi ujian pertama sebelum tur tandang menghadapi Singo Edan dan Pendekar Cisadane.

Dari Ikan “Tak Laku” Jadi Cuan: UMKM Wanita Subang Raup Omzet Puluhan Juta dari Tengkek

UMKM wanita Subang ikan tengkek

Subang – Siapa sangka, ikan tengkek yang dulu dianggap tak berharga oleh para nelayan, kini menjelma jadi “emas laut” di tangan para istri nelayan Desa Cilamaya Girang, Kecamatan Blanakan, Subang. Lewat tangan kreatif Kelompok Usaha Wanita (KUW) Greenthink Pertamina ONWJ, ikan yang sering dibuang ini kini menghasilkan omzet Rp 45-50 juta per bulan.

Ketua KUW Greenthink, Eka Mustika, mengaku perjalanan ini tak semudah membalik ikan di wajan. “Awal mulanya pada 2016 dibentuk kelompok untuk mengolah bahan baku yang tidak ekonomis ikan laut yang ada di sekitaran sini. Ada ikan tengkek yang harga ekonomisnya sangat rendah bahkan sering dibuang sama para nelayan karena tidak ada nilai rupiahnya. Namun, kini ikan tengkek menjadi produk yang tinggi harga jualnya,” tuturnya.

Tantangan besar datang dari tekstur si tengkek yang “rewel”: kulitnya keras, dagingnya tipis, dan durinya segudang. Namun, dengan pendampingan Pertamina ONWJ, ikan ini disulap jadi beragam produk lezat seperti kerupuk, abon, hingga dendeng. Bahkan, Eka mengaku sempat dicibir warga karena nekat mengolah ikan yang dianggap “sampah”.

‎“Diolah menjadi abon ikan dan kerupuk dari bahan baku ikan tengkek tadi. Untuk pemasaran sekarang bisa menembus di Indonesia dengan pemasaran secara online, meski sebelumnya banyak sekali cibiran dengan produk dari bahan baku ikan tengkek ini. Namun, semua itu menjadi motivasi kami, sehingga omzet sekarang ini bisa menembus Rp 50 juta per bulannya,” tegas Eka kepada Beritasatu.com, Senin (15/9/2025).

Kini, permintaan pasar melonjak hingga butuh 200 kilogram ikan tengkek per bulan. Produk olahan mereka merambah Subang, Bandung, Jabodetabek, hingga Bali, Jambi, bahkan menyeberang ke Singapura. Harga ikan tengkek pun ikut melambung: dari tak berharga menjadi Rp 25 ribu per kilogram.

Officer Communication Relation & CID Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), M Aditya Julianto, menyebut program ini bukti nyata pemberdayaan perempuan pesisir. “Program ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir terutama ibu-ibu di wilayah pesisir, khususnya di wilayah Cilamaya Girang, karena wilayah ini sangat terpinggirkan ruang akses ke sini. Dengan adanya program ini alhamdulillah bisa meningkatkan secara ekonomi bagi kelompok ibu-ibu di sini. Kami berharap program ini menjadi inspirasi bagi kaum ibu-ibu lain untuk menjadi enterpreneur dengan bahan baku yang cukup banyak tersedia,” jelasnya.

Tak hanya mendampingi, Pertamina ONWJ juga menyalurkan pelatihan dan bantuan alat produksi. Hasilnya? Ikan tengkek kini bukan lagi bahan buangan, melainkan simbol kemandirian ekonomi wanita pesisir Subang.

Tawuran Berdarah di Jalur Pantura: Remaja Tewas, Polisi Amankan 11 Pelaku

tawuran remaja Pantura Subang

Subang – Pagi buta yang biasanya hanya ditemani deru truk di jalur Pantura, mendadak berubah jadi panggung tragedi. Sabtu dini hari (13/9/2025), di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, dua kelompok remaja beradu nyali dengan senjata tajam. Hasilnya? RS (17) tewas di tempat usai terkena bacokan di kepala.

Tak hanya itu, WP (14) juga jadi korban. Lehernya robek, hingga harus dilarikan ke RS Mitra Pelumbon Patrol. “Korban meninggal dunia diketahui berinisial RS (17) di TKP akibat luka bacokan di kepala, sedangkan korban WP (14) mengalami luka robek di leher dan masih dirawat di RS Mitra Pelumbon Patrol,” terang Kapolres Subang AKBP Dony Eko Wicaksono, Minggu (14/9/2025).

Lalu, apa yang bikin para remaja ini begitu nekat? Ternyata bukan karena dendam turun-temurun ala sinetron, melainkan tantangan di Instagram! “Motif dari kejadian tersebut para pelaku melakukan aksi tawuran bukan karena dendam pribadi, tetapi semata-mata untuk mencari lawan dan membuat konten tawuran yang sedang marak di media sosial,” ungkap Dony.

Begini kronologinya: admin masing-masing akun saling lempar tantangan. Setelah itu, kedua kubu sepakat bertemu di jalur Pantura, perbatasan Indramayu–Subang. Lokasi pun dipilih, dan setibanya di sana, puluhan remaja langsung turun dari kendaraan. Tanpa banyak basa-basi, mereka saling serang dengan celurit dan balok kayu.

Polisi tak tinggal diam. Usai kejadian, 11 remaja berhasil ditangkap. Nama-nama seperti ZA, DM, ME, IF, RDS, RM, MSA, MIS, ARS, T, dan AFM pun kini berurusan dengan hukum. “Petugas juga menyita sejumlah barang bukti senjata tajam yang digunakan saat tawuran seperti celurit,” tambah Dony.

Akibat ulah mereka, para remaja ini dijerat dengan pasal berat. Polisi menjerat mereka dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan PERPU Nomor 1 tahun 2016 perubahan kedua atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 UU 35/2014 dan 170 KUHP. Sebuah pelajaran pahit bahwa konten medsos bisa berujung tragis.

Subang Targetkan Puskesmas Tangani 144 Jenis Penyakit, Kurangi Beban RS

Puskesmas Subang 144 penyakit

SUBANG – Pemerintah Kabupaten Subang memasang target ambisius: seluruh Puskesmas harus mampu menangani 144 jenis penyakit agar rumah sakit hanya fokus pada kasus berat, seperti jantung, diabetes, TBC, hingga penyakit dalam lain yang menjadi penyebab kematian tertinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Subang, dr. Maxi, menegaskan penyakit ringan seperti demam, batuk, sakit perut, gatal-gatal, sakit mata, hingga sakit gigi seharusnya selesai di Puskesmas, bukan menumpuk di rumah sakit. “Banyak masyarakat masih datang ke rumah sakit untuk keluhan ringan yang mestinya bisa ditangani di Puskesmas,” jelasnya, Senin (15/9/2025).

Target ini juga sejalan dengan arahan Bupati Subang Reynaldy yang ingin seluruh Puskesmas mampu melayani daftar 144 penyakit tersebut secara maksimal. Namun, dari total 40 Puskesmas di Subang, baru 25 yang sudah memenuhi standar lengkap. Sisanya, 15 Puskesmas masih tertinggal karena keterbatasan sarana, prasarana, dan ruang rawat inap.

“Kami butuh anggaran besar untuk melengkapi fasilitas di 15 Puskesmas agar setara dengan yang sudah memenuhi standar DPP,” tegas dr. Maxi. Menurutnya, dana yang dibutuhkan berkisar Rp600 juta hingga Rp800 juta per Puskesmas untuk pengadaan fasilitas dan ruang rawat inap.

Jika target ini tercapai, beban rumah sakit di Subang diharapkan berkurang signifikan. Masyarakat pun bisa mendapatkan layanan kesehatan yang lebih dekat, cepat, dan terjangkau tanpa harus selalu menuju rumah sakit.

Recent Posts