Beranda blog

Gunung Kembar Menangis, Cikanday Ngamuk Terjang Cibago

Banjir Bandang Subang

Subang – Langit di atas Gunung Kembar rupanya sedang galau berat pada Kamis siang kemarin.

Air matanya tumpah ruah hingga bikin Sungai Cikanday di Kampung Cibago tak sanggup menahan beban.

Sekitar pukul setengah dua siang, banjir bandang datang tanpa permisi menyapa warga Desa Mayang, Kecamatan Cisalak.

Kabar sedihnya, ada enam rumah warga yang harus rela babak belur dihajar terjangan air bah.

Pak Kapolres Subang, AKBP Dony Eko Wicaksono, langsung turun gunung menjelaskan duduk perkaranya.

Rupanya kiriman air jumbo dari bukit selatan datang keroyokan melebihi kapasitas tampung sungai.

“Curah hujan tinggi di wilayah Gunung Kembar membuat sungai tidak bisa menampung air dan membawa material lumpur serta batu ke pemukiman warga. Enam rumah mengalami kerusakan cukup berat,” ujar AKBP Dony.

Gara-gara insiden basah ini, sebanyak 30 warga terpaksa angkat kaki sementara waktu.

Mereka kini harus menginap ramai-ramai di GOR Desa Mayang demi mencari tempat aman.

Tak pakai lama, tim gabungan super sigap langsung terjun ke gelanggang lumpur.

Mulai dari Polisi, TNI, BPBD, sampai warga lokal bahu-membahu jadi pasukan bersih-bersih dadakan.

Mereka bergotong royong mengusir lumpur dan batu nakal yang menyumbat aliran Sungai Cikanday.

“Saat ini situasi di lokasi tetap kondusif. Personel gabungan terus bekerja memastikan tidak ada material yang menghambat aliran sungai agar banjir susulan bisa dicegah,” jelas AKBP Dony.

Tak cuma modal otot, urusan perut pengungsi juga jadi perhatian utama Pak Polisi.

Paket sembako sedang dikebut agar segera mendarat mulus di lokasi pengungsian.

Bantuan ini diharapkan bisa jadi pelipur lara bagi warga yang sedang diuji oleh alam.

Bupati Subang OTW Bandung: Bahas Natal Hingga Game Online Perakit Bom

Forkopimda Subang

Wargi Subang tercinta, Kang Reynaldy baru saja meluncur ke Bandung demi misi penting.

Sang Bupati ditemani Pak Sekda Asep Nuroni mendarat mulus di Gedung Muhammad Toha.

Jangan salah sangka, mereka hadir demi agenda serius Pembinaan Forkopimda dari Tim Pusat.

Hajatan ini inisiasi Kemendagri demi menjaga kestabilan pemerintahan dan siap siaga bencana.

Dr. Aang Witarsa Rofik langsung tancap gas memberi wejangan soal potensi kerawanan nasional.

“Mitigasi terkait perayaan Natal, kebencanaan, dan proteksi strategis dalam melindungi anak-anak kita dari ekstremisme dan radikalisme di Indonesia.”

Ada satu hal bikin merinding disoroti beliau soal bahaya mengintai anak-anak kita.

“Saat ini kami concern terhadap banyaknya anak-anak usia 11–18 tahun yang terpapar ekstremisme dan radikalisme melalui game online, paparan kekerasan, bahkan simulasi perakitan bom melalui platform game online tersebut.”

Pak Aang lantas membocorkan kunci rahasia keamanan yaitu kekompakan Forkopimda.

“Kami berharap melalui forum ini, keterlibatan Forkopimda dan kokohnya kerja sama antaranggota dapat menghadirkan keharmonisan dalam pemerintahan daerah. Sehingga jika terjadi suatu peristiwa, dapat ditangani secara cepat dan tanggap.”

Giliran Kang Aher dari Senayan angkat bicara soal posisi strategis forum ini.

“Forkopimda dibentuk untuk menunjang kelancaran urusan pemerintahan daerah. Forum ini merupakan cerminan sinergi, kolaborasi, dan koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas nasional.”

Beliau mewanti-wanti peran vital pejabat dalam menjaga ketahanan serta keamanan wilayah.

“Forkopimda juga memiliki peran utama dalam wawasan kebangsaan, ketahanan nasional, pembinaan kehidupan antar suku, agama, dan ras, serta keamanan regional dan nasional.”

Ujung-ujungnya adalah soal rasa aman agar rakyat bisa hidup makin sejahtera.

“Harapannya, forum ini dapat menjamin rasa aman di masyarakat sehingga kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat dapat cepat tercapai.”

Pasukan lengkap Forkopimda Subang pun tampak setia mendampingi hingga acara bubar jalan.

Banjir Subang Mengamuk: Rumah Ambyar, Warga Mengungsi, Cerita pun Mengalir

banjir Subang, Kali Cikanday, pengungsian warga, banjir rob Legonkulon, berita Jawa Barat

Subang – Banjir di Subang kembali unjuk gigi dan menyapu permukiman warga hingga membuat rumah porak-poranda.
Luapan Kali Cikanday membawa ‘paket komplet’ berupa lumpur, batu, dan material liar yang menerjang Kampung Cibago RT 14 RW 04, Desa Mayang, Kecamatan Cibogo.

“Curah hujan yang tinggi dan intensitas yang cukup lama di wilayah Gunung Kembar menjadi penyebab Kali Cikanday tidak mampu menampung debit air,” ujar Kapolres Subang AKBP Dony Eko Wicaksono, Kamis (4/12).
“Air kemudian membawa material lumpur dan batu hingga masuk ke pemukiman warga,” lanjutnya.

Puluhan warga terseret dalam drama pengungsian dan kini ditampung di GOR Desa Mayang sambil menunggu rumah kembali aman dihuni.
“Situasi saat ini masih kondusif, dan kami bersama instansi terkait terus melakukan upaya penanganan serta memastikan masyarakat berada dalam kondisi aman,” tambah Dony dengan tenang.

Bantuan logistik berupa sembako sedang meluncur menuju lokasi pengungsian agar kebutuhan dasar warga tidak ikut hanyut oleh keadaan.
Pemerintah setempat mengingatkan warga untuk tetap waspada karena cuaca belakangan ini lebih sulit ditebak daripada plot twist drama Korea.

Sementara itu, banjir rob di Kecamatan Legonkulon ikut masuk daftar musibah dengan menggenangi permukiman di Desa Mayangan dan Desa Legonwetan.
Di Desa Mayangan, air merambah Dusun Krajan RT 01 dan RT 02 RW 01 serta Dusun Pondok Bali RT 03 dan RT 04 RW 02.
Di Desa Legonwetan, air menyapa Dusun Krajan RT 01 hingga RT 04 RW 01 dan Dusun Tegalsari RT 05 hingga RT 09 RW 02.

Data sementara mencatat 266 rumah terendam di Desa Mayangan dengan 347 Kepala Keluarga terdampak tanpa korban jiwa.
Di Desa Legonwetan, 487 rumah ikut terendam dengan 813 Kepala Keluarga terdampak dan sama sekali tidak ada korban jiwa.

Pemkab Subang Tegaskan Pemilihan Ruas Jalan yang Diperbaiki Berbasis Prioritas Strategis

Perbaikan Jalan Subang 2025

Subang – Pemerintah Kabupaten Subang kembali menegaskan bahwa pemilihan ruas jalan yang masuk daftar perbaikan tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan melalui pertimbangan strategis yang terukur dan selaras dengan visi “Subang Leucir 2027”.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Bidang Jalan Dinas PUPR Subang, H. Ahmad Amin, ST., M.Si., saat mendampingi peninjauan Bupati Subang Reynaldy Putra Andita pada Rabu (03/12/2025).

Ahmad Amin menjelaskan bahwa terdapat tiga kriteria utama yang menjadi dasar penentuan prioritas perbaikan ruas jalan Kabupaten, yaitu:

  1. Jalan Kabupaten lintasan antar kecamatan, yang memiliki fungsi vital sebagai penghubung mobilitas wilayah.
  2. Jalan dengan tingkat kerusakan paling tinggi namun penggunaannya sangat padat oleh masyarakat.
  3. Ruas jalan yang berpotensi mengangkat perekonomian lokal, sehingga perbaikannya dapat memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan warga.

Penetapan kriteria tersebut memastikan bahwa setiap anggaran APBD digunakan secara efektif, dengan fokus pada ruas-ruas yang memberi manfaat paling besar bagi mobilitas, konektivitas, dan ekonomi masyarakat.

Salah satu realisasi dari pendekatan ini terlihat pada perbaikan Ruas Jalan Veteran Pamanukan, yang pada hari ini telah resmi selesai dikerjakan dan menjadi contoh nyata implementasi pembangunan berbasis prioritas strategis.

Air Sungai Meluap di Cisalak, Warga Subang Sempat Panik: Polisi Pastikan Bukan Banjir Bandang

Air Sungai Meluap Subang

Subang – Sejumlah video beredar di media sosial memperlihatkan aliran sungai di Kampung Samoga, Desa Gardusayang, Kecamatan Cisalak, Subang, yang tiba-tiba meluap dan menerjang permukiman warga pada Kamis (4/12/2025).

Dalam rekaman warga, terlihat arus air berwarna cokelat yang cukup deras membawa lumpur hingga masuk ke teras-teras rumah. Beberapa warga terdengar panik saat air dari sungai mulai merayap ke area permukiman.

Kapolres Subang AKBP Dony Eko Wicaksono membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia menegaskan bahwa yang terjadi adalah luapan sungai, bukan banjir bandang seperti yang sempat dikhawatirkan sebagian warga.
“Itu sungai meluap tapi masuk ke rumah warga. Anggota lagi di sana,” katanya melalui sambungan telepon.

Ia menekankan kembali bahwa tidak ada indikasi banjir bandang.
“Bukan banjir bandang, nggak ada. Itu air sungai meluap,” ujarnya memastikan.

Saat ini kapolsek bersama anggota Samapta berada di lokasi, melakukan pengecekan sekaligus memastikan kondisi warga tetap aman.
“Datanya nanti dikasih tahu,” tambah Dony.

Situasi di lapangan masih dipantau aparat sambil menunggu laporan lengkap terkait kondisi dan dampak dari luapan air tersebut. Pemeriksaan lanjutan bertujuan memastikan apakah ada kerusakan ataupun warga yang terdampak lebih jauh.

Ratusan Rumah di Subang Terendam, Sungai Meluap dan Rob Menyapa Warga

Banjir Subang 2025

Subang – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Subang sejak Kamis siang membuat air sungai tak mampu menahan amukannya dan melimpas ke permukiman warga.
Sejumlah rekaman rumah terendam pun beredar cepat di berbagai grup percakapan dan membuat warga saling bertanya-tanya.

Kapolres Subang AKBP Dony Eko Wicaksono menjelaskan bahwa yang terjadi adalah luapan air sungai yang menyusup masuk ke rumah-rumah warga.
“Itu sungai meluap tapi masuk ke rumah warga. Anggota lagi di sana. Bukan banjir, nggak ada. Itu air sungai meluap,” kata Dony.

Ia memastikan jajarannya, dari kapolsek hingga personel Samapta, sudah berada di lokasi sejak sore untuk mengecek kondisi dan membantu warga.
Aparat masih mendata jumlah rumah yang terdampak dan memastikan keselamatan masyarakat tetap terjaga.

“Nanti dicek ya yang masuk ke rumah warga berapa,” ujar Dony menegaskan.

Dari sisi kebencanaan, pernyataan berbeda datang dari BPBD.
Pranata Humas BPBD Jabar, Hadi Rahmat, mengatakan bahwa ratusan rumah di Subang tercatat terendam banjir.
“Hingga saat ini, kondisi banjir masih berlangsung dan berpotensi mengalami peningkatan. Kami mengimbau warga untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas di lapangan,” katanya.

Tidak hanya sungai yang meluap, Subang juga disapa banjir rob pada Kamis pagi sekitar pukul 07.00 WIB di Kecamatan Legonkulon.
Air pasang naik hingga menggenangi dua desa sekaligus: Mayangan dan Legonwetan.

Di Desa Mayangan, air rob merendam 266 rumah dengan 347 Kepala Keluarga terdampak tanpa laporan korban jiwa.
Di Desa Legonwetan, genangan lebih besar—487 rumah dan 813 Kepala Keluarga ikut terdampak namun tetap tanpa korban jiwa.

BPBD Provinsi Jawa Barat langsung berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Subang untuk penanganan cepat.
Tim BPBD Kabupaten Subang juga turun melakukan asesmen dan memastikan kebutuhan warga terpenuhi serta langkah lanjutan dapat segera dilaksanakan.

Cara Mudah Pembuatan KTP di Subang: Bisa di Kecamatan!

suarasubang.com – Layanan pembuatan KTP di Subang akan semakin mudah diakses. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Subang memastikan bahwa layanan administrasi kependudukan—mulai dari perekaman hingga pencetakan KTP, pembuatan Kartu Keluarga (KK), hingga dokumen Adminduk lainnya—akan tersedia langsung di seluruh kecamatan pada akhir Desember 2025.

Kepala Disdukcapil Subang, Nunung Suryani yang ditemui suarasubang.com di Subang (3/12) menyebut persiapan layanan sudah mencapai 60 persen dan ditargetkan rampung dalam dua pekan ke depan.

Nunung menjelaskan bahwa pihaknya kini tengah menyelesaikan kebutuhan teknis seperti kesiapan alat, operator, hingga sarana pendukung agar layanan di 30 kecamatan dapat berjalan optimal.

Ia memastikan bahwa pada minggu ke-4 Desember 2025, masyarakat sudah bisa mengurus pembuatan KTP di Subang tanpa harus datang ke kantor Disdukcapil kabupaten.

“Yang kita persiapkan sarana, tenaganya, operator dan lain-lainnya. Sudah 60 persen, dalam dua minggu ini insya Allah sudah selesai, termasuk alatnya,” ujar Nunung.

Ia memastikan bahwa pada minggu ke-4 Desember 2025, layanan SIAK dan Adminduk sudah dapat diakses langsung oleh masyarakat di kecamatan masing-masing.

Meski demikian, stok blangko yang masih terbatas menjadi tantangan tersendiri, dengan sekitar 10 ribu pengajuan KTP yang sedang menunggu proses pencetakan.

Selain stok blangko, ketersediaan ribbon untuk mencetak KTP juga tengah dikejar agar tidak menghambat layanan.

Nunung menargetkan waktu penyelesaian dokumen kependudukan maksimal tiga hari kerja, kecuali jika stok blangko kosong.

Saat ini, Disdukcapil melayani sekitar 1.000 permohonan Adminduk per hari, sehingga pemerataan pelayanan di kecamatan menjadi solusi penting untuk mengurangi antrean dan mempercepat waktu tunggu masyarakat.

Yang tidak kalah penting, Nunung kembali menegaskan bahwa semua layanan Adminduk, termasuk pembuatan KTP di Subang, sepenuhnya gratis.

Warga diimbau mengurus langsung ke kecamatan atau Disdukcapil tanpa melalui perantara atau calo. Ia juga meminta masyarakat tidak mudah tergiur tawaran pihak tertentu yang mengaku bisa mempercepat proses.

Dengan hadirnya layanan Adminduk di kecamatan, Disdukcapil optimistis pelayanan kependudukan di Subang akan semakin cepat, efektif, dan mudah dijangkau seluruh warga.

Nunung menegaskan bahwa seluruh layanan Adminduk gratis, selama masyarakat mengurus sendiri tanpa melalui perantara atau calo.

“Kami pastikan ketika masyarakat datang langsung ke kecamatan atau ke Disdukcapil, itu gratis. Kami tidak memungut apapun. Jangan lewat orang lain, karena kami tidak bisa menjamin,” pungkasnya.

Heri Sopandi Beri Pesan Penguatan untuk Guru Subang di Malam Anugerah Pendidikan 2025

suarasubang.com – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, Heri Sopandi, menyampaikan apresiasi dan pesan penguatan bagi para pendidik dalam Malam Anugerah Pendidikan untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang digelar di Hotel Laska, Subang, Selasa (2/12).

Acara ini merupakan bentuk penghargaan kepadasekolah dan guru berprestasi sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Guru Nasional.

Dalam sambutannya, Heri Sopandi menjelaskan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk perhatian dan apresiasi dari Bupati Subang, Reynaldi Putra Andita yang menginginkan adanya momen khusus untuk memberikan penghormatan kepada para pendidik.

“Penghargaan ini diberikan kepada kepala sekolah dan guru yang berprestasi. Ini adalah apresiasi dari Bapak Bupati, bahwa di momen Hari Guru Nasional harus ada bentuk penghargaan bagi guru,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa malam penghargaan ini dihadirkan sebagai dorongan agar para guru terus meningkatkan kualitas diri dan kinerja. Menurutnya, penghargaan bukan hanya simbol, tetapi diharapkan menjadi pemicu motivasi untuk terus berprestasi dan memperbaiki tata kelola pendidikan di Subang.

Heri Sopandi juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas di berbagai aspek pendidikan, mulai dari lingkungan pembelajaran, pencapaian lulusan, hingga akses pendidikan yang berkeadilan bagi seluruh anak di Kabupaten Subang.

“Mudah-mudahan penghargaan ini menjadi pemacu untuk lebih giat melaksanakan tugas sesuai fungsi, dan memperbaiki semua tatanan pendidikan,” ucapnya.

Ia berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat baru bagi para guru untuk terus meningkatkan prestasi dan kontribusi mereka dalam dunia pendidikan.

“Dengan adanya kegiatan ini saya harapkan guru lebih memacu untuk berprestasi lagi. Terima kasih,” tutupnya.

Acara tersebut menjadi ajang penghormatan sekaligus pengingat bahwa peran pendidik sangat penting dalam memajukan kualitas pendidikan Kabupaten Subang.

Malam Apresiasi Subang: 42 Penggiat Pendidikan dan Budaya Naik Panggung Kehormatan

Malam Penganugerahan Pendidikan dan Kebudayaan Subang

Di bawah lampu-lampu hangat Laska Hotel Subang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang menggelar malam yang berbeda dari biasanya—sebuah panggung apresiasi yang dirancang khusus untuk mereka yang telah berkeringat, berkarya, dan berkisah sepanjang tahun.

Sebanyak 42 penerima penghargaan dari bidang pendidikan, seni, dan kebudayaan naik satu per satu, menerima penghormatan yang pantas mereka dapatkan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Subang, Heri Sopandi, menyampaikan bahwa penganugerahan ini adalah bentuk penghargaan pemerintah terhadap mereka yang bekerja dengan hati.

“Ini bagian dari apresiasi pemerintah kepada mereka yang sudah berdedikasi dan berprestasi di bidang pendidikan, kesenian, kebudayaan, dan lainnya,” ujarnya.

Namun Heri tidak ingin momen ini dianggap garis finis.
Ia menekankan bahwa penghargaan justru harus menjadi bahan bakar baru bagi para penerima untuk terus melaju.

“Harapannya, penghargaan ini semakin memotivasi agar terus tumbuh, bergerak, dan memberikan yang terbaik,” tambahnya.

Suasana acara pun terasa hidup dengan alunan live orchestra yang lembut, tarian tradisional yang memikat, dan penampilan Sisingaan dari siswa SLB Subang yang membuat penonton tersenyum bangga.
Perpaduan seni itu membuat malam penghargaan terasa seperti pesta budaya yang hangat dan penuh makna.

Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita, melalui Sekretaris Daerah Subang, Asep Nuroni, menyampaikan bahwa acara ini menjadi bukti bahwa sektor pendidikan dan kebudayaan tidak pernah berhenti bergerak.
“Ini menjadi pengingat bahwa masa depan Subang ada di tangan kita, di tangan para guru dan pelaku pendidikan yang terus berkarya dan memberi inspirasi,” kata Asep.

Malam itu ditutup dengan rasa syukur dan kebanggaan.
Acara berlangsung khidmat, meriah, dan menghadirkan penghargaan tulus bagi para tokoh yang telah menjadi bagian penting dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Subang.

Tanah Merah Mengintai di Subang: Jalan Licin, Motor Terpikir Dua Kali untuk Melintas

Jalan licin Subang akibat tanah merah truk tambang

Subang kembali dibuat waspada ketika tanah merah basah menempel manis di ruas jalan provinsi Subang–Pagaden, tepat di sekitar akses kuari Desa Sukamulya.

Gumpalan tanah yang jatuh dari ban truk tronton tambang itu berubah menjadi jebakan yang siap membuat pengendara jungkir balik pada Selasa (2/12/2025).

Dalam kondisi usai hujan, tanah merah itu makin manja dan mudah berceceran di badan jalan.
Akibatnya, permukaan aspal menjadi kotor dan licin seperti lantai yang baru dipel lantai tujuh belas kali.
Risikonya melambung tinggi, terutama bagi pengendara motor yang melintas tanpa curiga.

Tokoh masyarakat, Ajo, mengangguk saat mengingat peristiwa serupa yang dulu membuat banyak motor menyerah sebelum sampai tujuan.

“Waktu itu banyak motor terjatuh akibat jalan kotor dan licin yang disebabkan tanah yang tercecer truk tambang, kejadiannya sering,” kenangnya.

Iwan, warga lainnya, pun membenarkan cerita suram itu.
Ia menyebut empat warganya pernah menjadi korban jatuh akibat kondisi jalan licin di ruas yang sama.

Kondisi ini membuat warga Desa Sukamulya dan sekitarnya gerah bukan main.
Mereka mendesak pemerintah dan aparat untuk segera melakukan penertiban dengan tindakan yang tegas dan tidak sekadar imbauan lewat pengeras suara.

Terlalu banyak truk tambang yang melintas tanpa mempedulikan keselamatan pengguna jalan maupun dampak lingkungannya.

Desakan ini ditujukan agar kesewenangan truk tambang segera dihentikan dan keselamatan publik kembali menjadi prioritas utama di Subang.

Recent Posts