harapanrakyat.com,- Beredar video yang memperlihatkan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata terlibat adu mulut dengan seorang warga di sebuah warung kafe remang-remang blok Astana Buda, Desa Wonoharjo, Kecamatan, Pangandaran. Adegan itu terjadi pada Sabtu (31/12/2022) sekitar pukul 22.59 WIB.
Dalam video itu, memperlihatkan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata tengah memarahi seorang warga yang diketahui bernama Nandang Suhendar alias Ujang Bendo hingga terjadi adu mulut.
Menurut informasi, percekcokan itu terjadi karena stiker atau segel larangan warung kafe untuk tidak beroperasi robek. Sebab penutupan warung kafe itu sudah jadi keputusan bersama MUI.
Setelah Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata adu mulut dengan warga itu, sempat terjadi adu jotos antara satu warga dengan salah satu rombongan Bupati Jeje.
Tanggapan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata Usai Adu Mulut
Menanggapi hal itu, Bupati Jeje menerangkan peristiwa adu mulut itu terjadi saat ia tengah melakukan sidak ke warung kafe. Mengingat Pemkab Pangandaran atas keputusan bersama dengan MUI dan TNI-Polri sudah menutupnya sekitar 3 bulan lalu.
“Saya melakukan sidak sekitar pukul 11 malam ke satu kafe. Terus masuk ke kafe yang buka dan sedang bermain musik. Saya katakan kan kalian ditutup, kan belum ada putusan pengadilan apa-apa,” ujar Jeje, Minggu (1/1/2023) siang.
Ketika itu, petugas mengambil alat musik organ dan kendang untuk pembinaan dan pembelajaran. Pemilik pun bisa mengambilnya ke kantor Pemda Pangandaran pada Senin (2/1/2023).
Baca Juga: Bupati Pangandaran Kecewa Perangkat Desa Demo Tanpa Pemberitahuan
Namun ketika akan masuk ke kafe, Jeje mendapati pintu yang sebelumnya terpasang segel sudah tersobek. Lantas Jeje pun menanyakan siapa yang berani menyobek segel larangan tersebut.
“Saya lalu bertanya kepada pak Keman yang ada di lokasi, siapa yang menyobek segel larangan warung remang-remang? Katanya, yang nyobek segel itu Ujang Bendo,” kata Jeje.
Menurut Jeje, warga bernama Ujang Bendo itu bukan pemilik kafe namun berani menyobek segel tersebut.
“Ini geger atau apa yang membeking warung itu. Saya langsung cari Ujang Bendo dan bertanya sambil marah. Jang kenapa dibuka? Katanya sudah dapat putusan pengadilan. Tapi itu keputusan pengadilan mana? Saya malah disuruh tanya ke Satpol PP,” terang Jeje.
Segel Tidak Boleh Sembarangan Dirobek
Menurut Jeje, sekalipun ada putusan pengadilan namun yang berhak untuk membuka segel itu Pemda Pangandaran. Sampai akhirnya terjadi adu mulut antara Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata dan warga tersebut.
“Memang saat itu saya pakai bahasa aing karena sedang marah,” jelas Jeje.
Jeje pun menyebut wajar jika marah saat mendapati segel larangan tersebut ada yang merobek. Mengingat segel merupakan simbol kehormatan. Tak hanya kehormatan Pemda namun juga pada alim ulama yang ikut memasang bersama-sama.
“Tapi masih ngeyel. Seperti biasa orang sunda kalau ngeyel terus lalu saya usap mukanya. Bukan menonjok atau menjotos. Kamu ngeyel terus dan sok jagoan kami. Sesudah itu saya mundur, mungkin ada anak-anak yang kitu saya ada yang merasa tersinggung dan ada yang memukul,” jelasnya. (Madlani/R9/HR-Online)