Berita Nasional, (harapanrakyat.com),- Jumlah korban tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur masih simpang siur. Meskipun pada akhirnya pemerintah mengumumkan data korban meninggal dunia sebanyak 125 orang.
Namun Aremania menduga jumlah korban dari tragedi tersebut lebih dari 200 orang. Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang pernah menyebut jumlah korban meninggal akibat insiden tersebut sebanyak 133 orang.
Daniel Siagian dari YLBHI Pos Malang menyoroti adanya perbedaan data jumlah korban tragedi maut di Kanjuruhan.
“Adanya disparitas atau perbedaan data jumlah korban tragedi di Kanjuruhan ini, menurut Arema ada 200 orang, Dinas Kesehatan (Malang) ada 127 orang, sedangkan Dinas Kesehatan menyebut ada 133 orang,” katanya.
Baca Juga: Tragedi Maut di Stadion Kanjuruhan, Aremania: Bukan Kerusuhan Suporter
Menurut Daniel, adanya perbedaan tersebut akan berdampak pada pertanggung jawaban pihak terkait.
“Implikasi data yang tidak akurat justru berdampak pada bagaimana pertanggungjawaban dari pihak terkait pada korban yang luka-luka dan meninggal,” katanya.
Pasca kejadian, lanjut Daniel, keluarga korban masih dalam suasana berkabung selama 7 hari ke depan.
“Selain itu, pasca kejadian ini, di Kota Malang banyak spanduk banner usut tuntas terhadap tragedi Kanjuruhan,” katanya.
Beberapa banner, kata Daniel, sangat keras mengkritik aparat. Hal tersebut membuat mereka yang menggaungkan kritik rentan akan teror dan intimidasi.
“Pasca kejadian ini, teman-teman yang mengalami tragedi Kanjuruhan ini juga rentan teror dan intimidasi. Terutama mereka yang melakukan perekaman kejadian tragedi Kanjuruhan,” katanya.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Malang Cetak Sejarah, Rekor Terkelam Sepak Bola Dunia
Sementara itu, tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan ratusan penonton meninggal dunia diduga akibat aparat keamanan menembakkan gas air mata kepada penonton.
Awalnya pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dimenangkan oleh Persebaya dengan skor 2-3. Sejumlah penonton turun ke lapangan, dengan alasan mengamankan situasi, aparat lalu menembakkan gas air mata.
Informasi yang beredar, jumlah korban yang meninggal akibat kejadian tersebut sebanyak 127 orang. Namun belakangan pemerintah meralatnya dan menyebut jumlah korban meninggal sebanyak 125 orang. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)