Beranda Berita Nasional Batu Pandang Ratapan Angin, Keindahan Alam yang Menyimpan Mitos di Dieng

Batu Pandang Ratapan Angin, Keindahan Alam yang Menyimpan Mitos di Dieng

Batu-Pandang-Ratapan-Angin-Dieng.jpg

Batu Pandang Ratapan Angin adalah permata tersembunyi di kawasan Dieng yang menghadirkan pemandangan alam begitu eksotis. Objek wisata ini menyuguhkan keindahan dua buah telaga yang legendaris, yaitu Telaga Warna dan Telaga Pengilon. 

Nama tempatnya sesuai dengan karakteristiknya yang begitu menenangkan, seolah cocok untuk merenung dan meratap. Namun, di balik keindahan alamnya yang memesona, tersimpan sebuah cerita sejarah yang tak bisa diabaikan. 

Daya Tarik Batu Pandang Ratapan Angin Dieng

Batu Pandang adalah salah satu destinasi wisata yang memukau di kawasan Dieng, menyajikan pemandangan alam yang eksotis dan menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. Ingin tahu lebih lanjut? Mari kita telusuri lebih dalam.

Lokasi Strategis dengan Fasilitas Memadai

Fasilitas sangat memadai untuk kenyamanan pengunjung, termasuk area parkir, toilet, warung makan, area berkemah, spot foto, gazebo, dan berbagai wahana petualangan.

BACA JUGA:  Rumah Nenek Satinah di Subang Terancam Ambruk, Relawan Harap Ada Donatur yang Peduli

Lokasinya strategis, berada di Theater, Jl. Raya Dieng, Dieng, Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah, dekat dengan tugu Dieng dan wisata populer lainnya seperti Dieng Plateau Theater.

Setelah memarkir kendaraan, pengunjung akan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melewati anak tangga yang tersusun rapi. Meskipun medannya berbukit, anak tangga ini memudahkan perjalanan menuju puncak. 

Cerita Mitos Dua Batu Legendaris

Batu Pandang Ratapan Angin memiliki mitos yang diyakini oleh masyarakat sekitar. Konon, pada zaman dahulu, seorang pangeran dan istrinya hidup damai di tempat ini. 

BACA JUGA:  Isu Poligami dan Narkoba Bisa Rontokan Elektabilitas Kandidat di Pilkada Subang

Baca Juga: Pintu Langit Sky View Wonosobo, Berburu Sunrise dan Sunset Berlatar Dataran Tinggi Dieng

Namun, kedamaian mereka terusik ketika seorang pria lain muncul dan mencuri hati sang istri. Sang pangeran marah dan mengutuk istrinya menjadi batu yang tertunduk, sedangkan pria selingkuhan juga berubah menjadi batu dengan posisi berdiri. 

Kedua batu ini bertumpuk di puncak bukit, dan setiap hembusan angin terdengar seperti ratapan kesedihan dan penyesalan sang istri pangeran. Ini adalah mitos yang melekat pada Batu Pandang Ratapan Angin dan menambah daya tariknya di mata wisatawan.

Keindahan Dua Telaga Mempesona

Pemandangan alam yang memukau bisa disaksikan dari puncak batu ikonik yang menghadap pegunungan Dieng, yaitu Telaga Warna dan Telaga Pengilon dengan latar hutan.

BACA JUGA:  Tantangan Besar di Balik Perjuangan Budi Gunawan Melawan Perjudian Online Internasional

Kedua telaga ini memiliki air yang jernih, namun dapat mengubah warna menjadi hijau dan biru pada waktu-waktu tertentu. 

Selain menikmati pemandangan alam, pengunjung dapat mengeksplorasi spot-spot foto Instagramable dengan latar belakang alam yang menakjubkan. Untuk pengalaman lebih berani, terdapat wahana flying fox atau sepeda gantung yang menawarkan sensasi mengayuh di atas lintasan panjang.

Batu Pandang Ratapan Angin adalah tempat yang sesuai bagi mereka yang ingin menjalani pengalaman healing dengan biaya yang terjangkau. Bagi para pecinta fotografi, tempat ini adalah surga potret yang indah. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)