Beranda Berita Nasional Batik Dahon Ecoprint Asal Cijulang Pangandaran Tembus Kota Besar di Indonesia dan...

Batik Dahon Ecoprint Asal Cijulang Pangandaran Tembus Kota Besar di Indonesia dan Asia

Batik-Dahon.jpg

harapanrakyat.com,- Batik dahon ecoprint asal Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, kini sudah merambah ke sejumlah kota besar di Indonesia dan Asia.

Batik berbahan katun Primisima, kain mori dan sutra itu dalam pewarnaannya menggunakan bahan-bahan alami. Seperti kulit buah dahon/nipah, kulit kayu mahoni, secang dan tenggeran.

“Kami mulai membuat batik dahon ini sejak tahun 2017. Untuk memproduksi kain ecoprint, kami menggunakan bahan kain katun primisima, katun mori, dan kain sutra,” kata Owner/Founder Batik Dahon Cijulang Elin Hermina, kepada harapanrakyat.com, Selasa (07/03/2023).

Sedangkan, untuk motifnya menggunakan dedaunan yang mudah ditemui di wilayah Kabupaten Pangandaran.

Kemudian, dalam proses pembuatannya juga dengan cara manual dan handmade. Berbagai varian ecoprint berbahan kain batik dahon digunakan untuk fashion pria dan wanita, masker, serta goody bag.

BACA JUGA:  Kementerian Komunikasi Blokir Lebih dari 277.000 Konten Judi Online dalam Tiga Minggu

“Ada pula ecoprint berbahan dasar kulit kambing dan sapi yang dijadikan sebagai sepatu dan tas,” kata Elin Herlina.

Baca Juga: Keren, Batik Dahon Pangandaran Akan Dikenalkan ke 20 Negara Anggota G20

Inspirasi Pembuatan Batik Dahon Ecoprint Asal Cijulang Pangandaran

Sementara itu, Asep Kartiwa sebagai pemilik batik dahon asal Cijulang, Kabupaten Pangandaran, mengaku terinspirasi membuat batik dahon setelah melihat fashion show ecoprint di salah satu mall di Yogyakarta beberapa tahun lalu.

“Ya, mereka menggunakan bahan-bahan alami yang mudah kami dapatkan di Pangandaran. Pada akhir tahun 2017 kami memulai belajar secara online bersama beberapa instruktur. Kemudian selama setahun kami terus mengeksplorasi cara pembuatan dan bahan bahan yang bisa kami pergunakan,” tuturnya.

Selama setahun Asep Kartiwa belum berani memasarkan hasil produknya. Setelah menemukan bahan pewarna yang unik dan orang lain belum ada yang menggunakannya, baru mulai berani untuk membuat brand dan memasarkan hasil produksinya.

BACA JUGA:  PNS vs ASN Ternyata Beda, Jangan Keliru Ya!

“Itupun setelah bahan pewarna tersebut sudah diuji terlebih dahulu oleh teman kami salah seorang dosen ternama di Yogyakarta,” ungkapnya.

Menurut Asep Kartiwa, bahan pewarna untuk batik dahon tersebut adalah buah dahon atau buah pohon nipah. Pohon dahon banyak tumbuh di sungai air payau pesisir Pangandaran.

“Membuat brand batik dahon terinspirasi dari pewarna alam pohon nipah. Untuk itu kami berkomitmen menjaga kelestarian alam dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Tanpa bahan kimia sehingga tidak mencemari lingkungan,” terangnya.

Baca Juga: Peduli Lingkungan dan Biota Laut, Mahasiswa Unpad Tanam Pohon Mangrove di Pangandaran

Pemasaran Batik Dahon Pangandaran

Pemasaran batik dahon ecoprint asal Cijulang sudah sampai ke sejumlah kota besar di Indonesia. Seperti Jakarta, Bandung, Jambi, Makassar, serta daerah lainnya.

BACA JUGA:  Penginapan Murah Subang: Daftar Alamat dan Tarif (2024)

Dalam pemasarannya, lanjut Asep Kartiwa, pihaknya juga melakukan secara online melalui media sosial dan App Market.

Sedangkan, untuk pemasaran secara offline, selain bertempat di rumah produksi Batik Dahon, Dusun Balengbeng, RT 01/01, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Pihaknya juga bekerja sama dengan beberapa hotel ternama di Pangandaran.

“Beberapa Perguruan tinggi juga menjadi partner kami dalam pemasaran dan penjualan paket workshop. Baru-baru ini kami mengikuti pameran di Thailand dari tanggal 21 sampai 25 Februari 2023, dan banyak lagi pemeran yang telah kami ikuti. Wisatawan asing juga banyak yang datang ke Batik Dahon,” kata Asep Kartiwa. (Ntang/R3/HR-Online/Editor-Eva)