Beranda Berita Subang Bangkitkan Pariwisata Baduy dengan Kearifan Lokal

Bangkitkan Pariwisata Baduy dengan Kearifan Lokal

a4a43a1858485b5a2364258e5b72ff53.jpg

KBRN, Bandung: Sektor pariwisata menjadi motor pemulihan ekonomi yang dapat menggerakan ekonomi kerakyatan di berbagai bidang. Namun, perlu pendekatan baru dengan memperkuat kearifan lokal yang memiliki nilai-nilai luhur ke-Indonesia-an.

Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI Guntur Subagja Mahardika menegaskan, nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) menjadi nilai jual (selling point) yang dapat menarik wisatawan domestik dan mancanegara.

Hal itu diungkapkannya pada dialog “Ngawangkong Budaya Baduy”, yang dihadiri langsung tokoh adat Suku Baduy, Jaro Saija, Ki Mursid dan dua tokoh asli Baduy lainnya, bersama Guntur Subagja Mahardika (Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI), Agus Setiawan (Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten), Dedi “Miing” Gumelar (Pemerhati Budaya), Komjen Pol Purn Dwi Priyatno (Tokoh Masyarakat), dan Muhammad Hasan Gaido (Praktisi Bisnis Pariwisata), serta dipandu moderator A Yani (Pemerhati Budaya Baduy). Di kawasan suku Baduy, Kabupaten Lebak Banten.

BACA JUGA:  Mahasiswa STIESA Subang Belajar Pengelolaan Rantai Pasok dan CSR di PT DAHANA

“Saba budaya Baduy dikembangkan tanpa harus menghilangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal,” ungkap Guntur Subagja, melalui keterangan tertulisnya. Senin (27/9/2021).

Guntur Subagja yang juga Pembina Insan Pariwisata Indonesia (IPI) mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang dalam acara kenegaraan peringatan HUT Republik Indonesia ke-76 menggunakan pakaian adat Baduy. Ini merupakan apresiasi Presiden Jokowi terhadap budaya dan masyarakat Baduy.  

Dukungan dan perhatian Presiden tersebut, kata Guntur, dapat menjadi momentum membangkitkan pariwisata budaya Baduy khususnya, serta promosi pariwisata Banten dan pariwisata Indonesia.

Guntur menjelaskan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mendorong pariwisata tumbuh untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi covid-19. 

Dalam Global Tourism Forum – Asia Leaders Summit 2021,  Wapres menyatakan pemerintah juga mencatat adanya perubahan tren pariwisata pasca pandemi, yaitu destinasi wisata alam terbuka, tidak terlalu ramai pengunjung, serta concern terhadap faktor kebersihan, kesehatan, keamanan dan kelestarian (4K). 

BACA JUGA:  Tempat Wisata The Ranch Ciater: Tiket, Harga Makanan & Menu

“Wapres juga konsen pengembangan Desa Wisata Agro (Dewa) dan Desa Wisata Industri (Dewi), dan membangkitkan UMKM). Baduy adalah salah satu contoh budaya yang menjaga keseimbangan alam, manusia, spiritualnya,” jelasnya.

Pemerhati Budaya, Dedi Miing Gumelar, mengungkapkan Baduy adalah merek (brand) yang dapat mengangkat pariwisata Banten.

“Brand Baduy harus dikembangkan dengan tetap menjaga nilai-nilai budayanya,” kata Miing, merupakan putra Banten.

Untuk menggerakan pariwisata, kata Miing, pemerintah harus perbaiki infrastruktur di kawasan wisata. Selain itu sumber daya manusia (SDM) lokal harus dikembangkan sehingga memiliki kapasitas dalam pengelolaan dan pelayanan wisata.

BACA JUGA:  Rudi Hartono Jabat Kepala Pengadilan Agama Subang

“Seharusnya ada 17 kementerian yang terlibat dakam pengembangan pariwisata, begitu juga dinas-dinas di daerah,” kata Miing yang mantan Komisi X DPR RI ini.

Kepala Dinas Pariwisata Banten Agus Setiawan menyampaikan perkembangan pariwisata Banten, termasuk dukungan pemerintah terhadap kawasan wisata Baduy.

Sementara pengusaha wisata Hasan Gaido siap menggerakan kembali industri pariwisata Banten di tengah pandemi covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan. Ia pun mencanangkan program “Visit Baduy”. “Ayo ke Baduy”.

Tokoh masyarakat Dwi Priyatno melihat banyak spot-spot bagus di sekitar kawasan Baduy yang dapat dikembangkan.

Forum dialog ini disambut hangat tokoh adat Jaro Saija, ki Mursid dan lainnya. Melalui forum ini dapat memperkenalkan Baduy kepada masyarakat luas.