Beranda Berita Subang Kenapa Asep Sulaiman Subanda Dijuluki Sultan Subang? Ini Kisahnya

Kenapa Asep Sulaiman Subanda Dijuluki Sultan Subang? Ini Kisahnya

suarasubang.com – Pada era krisis ekonomi 1997-1998, Asep Sulaiman Subanda, atau dikenal sebagai Sultan Subang, menghadapi tantangan berat.

Lambatnya roda perekonomian turut dirasakan oleh keluarganya yang menggeluti usaha peternakan ayam. Keluar dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Subang, Asep memulai perjalanan bisnisnya untuk meraih kesuksesan.

Petualangan Awal: Rugi dan Kebangkitan

Berbisnis bukan hal baru bagi Asep. Pengalaman berjualan di Pondok Pesantren Gontor dan terlibat dalam bisnis ayam keluarganya menjadi bekal berharga.

Pada usia 25 tahun, dia menyewa lahan untuk beternak ayam. Meskipun menghadapi kegagalan awal dan kerugian mencapai Rp 70 juta akibat serangan penyakit pada ayam, semangat dan nasihat positif dari sang ayah mendorongnya untuk bangkit.

BACA JUGA:  Sekda Subang Hadiri Seminar Ekonomi Kreatif, Dorong UMKM Berdaya Saing dan Berinovasi

Dari “Si Banyak Utang” Menjadi Pengusaha Sukses

Meskipun dijuluki ‘Si Banyak Utang’, Asep tidak menyerah. Pada tahun 2001, dia memutuskan untuk membangun kemitraan dengan 600 petani di berbagai wilayah.

Mereka mengelola ternak ayam hingga menjadi 2,2 juta ekor yang dipasarkan oleh Asep. Kesuksesan ini tidak hanya melunasi hutangnya, tetapi juga membentuk jaringan bisnis yang dikenal sebagai Santika Group.

Perusahaan ini bergerak di sektor peternakan, properti, infrastruktur, dan energi terpadu.

BACA JUGA:  Isu Poligami dan Narkoba Bisa Rontokan Elektabilitas Kandidat di Pilkada Subang

Sultan Subang: Kekayaan dan Diversifikasi Bisnis

Melalui perjalanan bisnisnya, Asep Sulaiman Subanda mendapat julukan Sultan Subang. Kini, tidak hanya berdagang ayam, dia juga telah merambah ke sektor baru.

Menjadi Direktur Utama PT Sumber Energi Alam Mineral (SEAM GROUP), perusahaannya terlibat di berbagai sektor seperti infrastruktur, peternakan unggas, properti, dan energi terpadu.

Kepemilikan Luas dan Prestasi

Pada tahun 2007, Asep memiliki 32 hektar lahan di 7 lokasi berbeda, menjadikannya pemilik ternak ayam terbesar kedua di Asia Tenggara.

BACA JUGA:  Subang Mobile Memories 2024: Membangun Identitas dan Masa Depan Subang

Selain itu, kepemilikannya juga melibatkan investasi di berbagai emiten, termasuk saham PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) senilai Rp 2,42 triliun dan PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA).

Kesuksesan yang Tak Terhentikan

Dengan perjalanan bisnisnya yang luar biasa, Sultan Subang terus menunjukkan bahwa kegigihan dan semangat pantang menyerah dapat mengubah kegagalan menjadi kesuksesan gemilang.

Dengan diversifikasi bisnisnya dan kontribusinya dalam berbagai sektor, Asep Sulaiman Subanda menjadi sorotan. Tak heran langkahnya untuk mundur dari jabatan penting mendapat banyak sorotan.

(dari berbagai sumber)