suarasubang.com – Indonesia tidak kekurangan talenta top. Akankah pertanian digital Indonesia diterapkan. Jika kita melihat perkembangan dunia digital di negara ini, ibarat sebuah angin segar. Begitu banyak anak muda di negeri ini yang terlibat dan membangun hal-hal baru.
Ada beberapa yang mulai menarik tontonan baru-baru ini, dengan misi sederhana, yaitu membantu membawa produk segar seperti buah dan sayuran ke pasar dari petani ke konsumen melalui aplikasi. Ini adalah bantuan yang berharga dalam konteks digitalisasi sektor pertanian.
Namun bagaimana dengan pertanian itu sendiri, apakah mungkin untuk pertanian digital Indonesia diterapkan? Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan berikut.
Mengenal Apa itu Pertanian Digital
Sebelum melanjutkan, tampaknya perlu menyimpulkan definisi. Secara sederhana, pertanian digital adalah pertanian yang mengadopsi teknologi digital dalam proses pra produksi untuk pendistribusian hasil pertanian kepada konsumen.
Munculnya konsep pertanian digital atau digitalisasi pertanian tentunya tidak terlepas dari perkembangan revolusi industri era 4.0. Dengan teknologi digital dapat membantu petani mengontrol tanaman dari jarak jauh dalam upaya meningkatkan hasil panen.
Secara khusus, berkat adanya sensor dan perangkat yang terhubung ke jaringan, petani dapat melihat kondisi lingkungan di lapangan dan mengambil tindakan yang tepat agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Yang merupakan kegiatan pemasaran yang termasuk dalam siklus distribusi atau rantai pasokan produk pertanian itu sendiri, diharapkan efisiensi akan meningkat dan beberapa produk akan terjual habis bukan karena busuk dan lain-lain.
Dengan kata lain, teknologi digital dapat memberikan kemudahan bagi sektor pertanian di Indonesia, namun sebelum itu, tentunya kita harus mengatasi beberapa tantangan.
Tantangan Pertanian Digitalisasi Indonesia
Dulunya negara ini dikenal sebagai tanah yang subur. Tidak mengherankan jika istilah negara agraris dikaitkan dengannya. Namun seiring berkembangnya zaman dan digital sudah menjadi kebiasaan, pertanian Indonesia menghadapi tantangan yang besar.
Meskipun Indonesia merupakan negara agraris, namun juga merupakan negara kepulauan yang terikat oleh pemerataan pembangunan, sedangkan untuk memaksimalkan digitalisasi pertanian diperlukan infrastruktur jaringan yang merata.
Tidak hanya ketersediaan, Internet Objects (IOD) juga membutuhkan kecepatan internet yang baik. Selain itu, tingginya biaya investasi untuk melakukan digitalisasi pertanian merupakan tantangan lain yang menakutkan adalah sebagai berikut:
Harga teknologi saat ini masih sangat tinggi, terutama jika peralatannya masih di impor dari luar negeri. Misalnya drone pertanian yang tidak bisa di produksi oleh industri lokal harga masih selangit.
Dan tidak bersahabat dengan petani Indonesia yang sebagian besar adalah kalangan menengah ke bawah. Selain itu kondisi petani yang belum menguasai teknologi juga menjadi tugas kita.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memberikan pendidikan atau nasihat, yang tidak dapat dipercayakan kepada pemerintah saja, tetapi memerlukan peran serta seluruh elemen masyarakat.
Peluang Digitalisasi Pertanian Masih Cerah
Setelah semua penjelasan di atas, muncul pertanyaan: Apakah pertanian digital masih mungkin diterapkan di Indonesia?
Solusi Masalah Infrastruktur Internet
Yang selama ini belum merata terus ditingkatkan Telkom dengan IndiHome-nya terus menjangkau berbagai wilayah Indonesia, termasuk wilayah yang tergolong 3T (border , more external, late). Terutama daerah dengan lahan pertanian yang luas.
Biaya Penerapan Pertanian Digital Indonesia
Hal ini dapat ditekan selama Indonesia mau belajar membuat alat atau perangkat sendiri, baik mikrokontroler, sensor, atau perangkat lainnya. Selain itu, mengundang investor lokal dan asing untuk berpartisipasi dalam pengembangan pertanian digital juga patut dicoba.
Pengetahuan Teknologi Petani dapat Ditingkatkan
Dengan melakukan kegiatan peningkatan kesadaran secara teratur. Akan lebih baik jika subjeknya adalah petani milenial, karena keterlibatan pemuda adalah kunci untuk mengadaptasi teknologi digital ini. Namun, Indonesia tidak ketinggalan dalam bidang pertanian lulusan muda.
Peluang dan masa depan digitalisasi pertanian di Indonesia masih sangat cerah dan dapat dicapai dalam jangka waktu yang pendek atau relatif lama tergantung sepenuhnya pada arah kebijakan dan partisipasi kita bersama.
Cara Kerja Program Ini
Yang berpartisipasi dalam program ini : Telkom berperan dalam mempromosikan dan mendigitalkan sistem pertanian terintegrasi melalui aplikasi pertanian digital yang disebut Logistik Tani (Logtan).
Yang bertujuan agar semua program pemerintah, baik BUMN maupun kementerian dan departemen, dapat menyasar petani secara terpadu sehingga upaya peningkatan kesejahteraan petani lebih efisien.
meliputi seluruh proses pertanian dari fase pra-tanam, menabur, panen dan pasca panen. Keseluruhan proses tersebut menggunakan digitalisasi sistem pertanian (Logtan) yang akan memuat antara lain:
Data individu petani, data lahan dan data transaksi, sehingga penyaluran penyaluran program pertanian oleh pemerintah tersalurkan secara efektif kepada petani.
MBB ini bertindak sebagai integrator dari semua perusahaan publik yang mendukung sektor pertanian. Kemudian, petani hanya perlu mengurus MBB jika membutuhkan KUR (kredit usaha rakyat), kebutuhan benih, sarana produksi pertanian dan asuransi gagal panen.
Keuntungan bagi Petani
Berkat teknologi, para petani menggunakan berbagai aplikasi untuk meminimalkan risiko yang ada. Hal ini memungkinkan kita untuk memprediksi kemungkinan serangan hujan, hama dan penyakit. Sehingga pertanian digital Indonesia sangat perlu diterapkan.
Saat ini, revolusi industri semakin terlihat karena meluasnya penggunaan mesin otomatis yang terintegrasi dengan internet. Inovasi dengan teknologi ini juga telah menciptakan beberapa aplikasi digital yang menghubungkan petani dan konsumen.
Dengan adanya marketplace online ini para petani kita dapat menjual hasil olahannya dengan lebih mudah dan tentunya sangat bermanfaat bagi para petani kita. Saatnya Indonesia kembali kejayaan pertaniannya.
Itulah penjelasan tentang perihal pertanian digital Indonesia mungkinkah diterapkan yang dulunya pertanian biasa, kemudian dikembangkan menjadi pertanian digital Indonesia yang akan menjadi masa depan Indonesia dan harus disiapkan sekarang.
Oh ya, khusus di kota Subang pun ada juga kalangan yang mulai mengembangkan pertanian digital yaitu Agromuda Bertani. Mereka sekumpulan anak muda yang peduli dengan digitalisasi pertanian.
Semoga Bermanfaat.