harapanrakyat.com – Sejumlah komoditas menjadi penyumbang inflasi dan deflasi di Kota Bandung, Jawa Barat. Beras, menjadi penyumbang terbesar dengan 0,21 persen, kemudian telur ayam ras 0,08 persen. Selanjutnya bensin menjadi komoditas penyumbang inflasi dan deflasi dengan 0,06 persen dan bawang merah 0,05 persen.
Barang komoditi lainnya yang menjadi penyumbang inflasi dan deflasi di Kota Bandung antara lain rokok kretek filter sebesar (0,01 persen). Kemudian cabai rawit (0,01 persen), daging ayam ras (0,01 persen), cabai merah 0(,02 persen), bawang putih (0,01 persen), dan minyak goreng sebesar 0,03 persen.
Angka ini sama dengan inflasi yang terjadi di Jawa Barat yakni sebesar 0,11 persen. Angka inflasi di Kota Bandung dan Jawa Barat masih lebih baik ketimbang angka inflasi nasional yang menyentuh angka 0,19 persen.
Baca Juga : Cadangan Beras Jawa Barat Aman Hingga Akhir Tahun 2023
Mengenai hal ini, Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengungkapkan, Pemerintah Kota Bandung telah berhasil mengendalikan angka inflasi. Pengendalian inflasi dan deflasi di Kota Bandung itu baik baik dari Year to Year, Month to Month, bahkan hingga Day to Day.
“Angka ini (inflasi) berada di bawah angka nasional. Angkanya sangat terkendali,” ujar Ema.
Ema mengungkapkan, salah satu upaya Pemkot Bandung untuk menekan angka inflasi adalah dengan mengadakan pperasi pasar dan pasar murah. Upaya ini telah Pemkot Bandung lakukan di semua Kecamatan Kota Bandung.
“Kegiatan ini bisa menjaga kestabilan harga,” ucapnya.
Bahkan, kata Ema, Pemkot Bandung berencana memberikan dana anggaran subsidi ke Bulog untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok bagi masyarakat. Anggaran subsidi itu sebesar Rp 2 miliar pada tahun depan.
“Bulog akan membantu menyiapkan harga yang pasti di bawah harga pasar. Itu strategi kita yang akan terus kita pertahankan,” ungkapnya. Melalui upaya tersebut, Ema optimistis inflasi Kota Bandung bisa terus terkendali dan harga kebutuhan pokok di Kota Bandung relatif stabil. (Revi/R13/HR Online/Editor-Ecep)