harapanrakyat.com,- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjar, Jawa Barat, melalui komisi III mendorong Dinas PUTR Kota Banjar untuk segera memperbaiki Jembatan Baru (Jembar) yang mengalami patah 3 tiang pancang.
Pasalnya, hal itu berbarengan dengan rencana penutupan secara total karena adanya perbaikan Jembatan Parungsari.
Ketua Komisi III, Cecep Dani Sufyan mengatakan, hal tersebut bertujuan supaya lalu lintas di Kota Banjar tidak terganggu.
“Tadi kita rapat singkat dengan Dinas PUTR, dan yang kita sampaikan adalah menginginkan lalu lintas di Kota Banjar tidak terganggu. Sehingga harapan kita sebelum pengerjaan Jembatan Parungsari, yang Jembar diselesaikan dulu,” kata Cecep Dani Sufyan, Rabu (2/11/2022).
Baca Juga: Kapan Tiang Pancang Jembatan Baru Kota Banjar akan Diperbaiki?
Menurutnya, setelah DPRD Kota Banjar melakukan konfirmasi kepada pihak Dinas PUTR, proses perbaikan tiang pancang Jembar tersebut ternyata memerlukan penelitian.
“Sehingga tadi kami konfirmasi bagaimana dan sejauh mana. Ternyata setelah untuk pembangunan tiang pancang ini perlu penelitian berkaitan dengan unsur dan kekuatan tanah,” terangnya.
Ia menjelaskan, dalam hal itu dinas terkait sudah mengusulkan untuk melakukan penelitian sebelum melakukan perbaikan tiang pancang.
“Melalui BTT Dinas PUTR sudah mengusulkan untuk melakukan penelitian terlebih dahulu, kemudian sudah berkordinasi dengan pusat dan laboratorium provinsi, sehingga hari ini sedang dilakukan boring (bor tanah),” jelasnya.
Lanjut Dani, dengan adanya proses penelitian tersebut diharapkan hasil dari perbaikan tiang pancang itu dapat maksimal.
“Dengan proses ini harapannya nanti hasil dari perbaikan itu bisa maksimal. Karena tanpa hal itu, nanti khawatir hanya menghabiskan anggaran saja tetapi kekuatannya tidak baik,” ungkapnya.
Anggaran Penelitian dari BTT Rp 105 Juta
Sementara itu, Kepala Dinas PUTR Kota Banjar Tommy Subagja, melalui Kasi Perencanaan Asep Dadi mengatakan, proses boring untuk meneliti unsur tanah tersebut dilakukan kurang lebih selama 12 hari.
“Jadi proses pengeboran tanah itu bisa mencapai 60 sampai 80 meter. Semuanya ada tiga titik, masing-masing dilakukan selama empat hari. Kemudian nanti hasilnya akan diserahkan ke laboratorium,” kata Dadi.
Menurut Dadi, anggaran yang digunakan untuk melakukan proses penelitian tersebut bersumber dari Biaya Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp 105 juta.
“Kita hanya menyiapkan hasil penelitian saja, dengan anggaran dari BTT sebesar Rp 105 juta. Untuk selebihnya nanti perbaikan dari pusat,” pungkasnya. (Sandi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)