Beranda Berita Nasional Antisipasi Ancaman Krisis Pangan, PDIP Ciamis Buka Lahan untuk Tanaman Non Beras

Antisipasi Ancaman Krisis Pangan, PDIP Ciamis Buka Lahan untuk Tanaman Non Beras

Antisipasi-Ancaman-Krisis-Pangan-PDIP-Ciamis-Buka-Lahan-untuk-Tanaman-Non-Beras.jpg

Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Dalam upaya antisipasi ancaman krisis pangan, DPC PDI Perjuangan Ciamis, Jawa Barat, membuka lahan seluas 3 hektar untuk ditanami pangan non beras.

Wakil Ketua Bidang Lingkungan Hidup, DPC PDIP Ciamis, Angga Nugraha mengatakan, lahan tersebut saat ini mulai digarap.

“Lokasi kebun DPC ini berada di Desa Mekarsari, Kecamatan Tambaksari,” ujar Angga, Selasa (11/10/2022).

Lahan tersebut kata Angga, nantiya akan ditanami tanaman pangan pengganti beras. Ada 10 jenis tanaman yang direkomendasikan DPD PDI Perjuangan Jabar.

BACA JUGA:  Shin Tae-Yong memanggil sebanyak 26 pemain, ini daftarnya

“Namun melihat topografi dan kesesuaian tanah, lahan di Tambaksari ini baru akan ditanami jagung, singkong dan talas,” kata Sekretaris Komisi C DPRD Ciamis ini.

Baca juga: Ajak Masyarakat Konsumsi Pangan Non Beras, PDIP Ciamis Gelar Lomba Kreatifitas Masak

Khusus untuk tanaman jagung lanjut Angga, pihaknya akan menggunakan bibit jagung MSP (Mari Sejahterakan Petani), sesuai instruksi ketua DPC PDIP Ciamis.

BACA JUGA:  Isu Poligami dan Narkoba Bisa Rontokan Elektabilitas Kandidat di Pilkada Subang

“Jadi jagung MSP ini berbeda dengan hibrida, karena hasil panennya bisa dibibitkan lagi. Kalau jagung hibrida tidak bisa,” ungkapnya.

Terkait dengan kebun yang digunakan, tambah Angga, merupakan lahan milik negara yang tidak terurus.

“Jadi untuk penggarapannya, kita meminta izin ke pemerintah Desa Mekarsari,” ucap Anggota DPRD Ciamis dapil 4 ini.

Angga menuturkan, pembukaan kebun DPC untuk ditanami pangan non beras ini, merupakan instruksi dari DPD PDIP Jawa Barat.

BACA JUGA:  30 Petugas Pertanian Jabar Asah Keterampilan Smart Farming di Bapeltan Cianjur

“Jadi Ciamis ini menjadi pilot project pembukaan kebun DPC, untuk tanaman pangan non beras,” katanya.

Untuk penggarapannya dilakukan bersama-sama dengan masyarakat sekitar, yang sudah terbiasa bertani.

“Bulan November nanti, lahan sudah mulai ditanami, sekarang masih tahap pengolahan lahan,” jelasnya.

“Hasil panennya nanti untuk kebutuhan cadangan pangan masyarakat sekitar, dan kalau ada lebih dijual untuk mengganti biaya produksi,” pungkas Angga Nugraha. (R8/HR Online/Editor Jujang)