Beranda Berita Nasional Dampak Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe di Ciamis Menjerit

Dampak Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe di Ciamis Menjerit

Dampak-Harga-Kedelai-Naik-Perajin-Tahu-Tempe-di-Ciamis-Menjerit.jpg

Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Dampak harga kedelai yang terus naik, membuat perajin tahu di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat menjerit. Pasalnya para perajin saat ini tidak bisa menaikan harga, sehingga otomatis pendapatannya pun menjadi berkurang. 

Salah satu perajin tahu di Dusun Cibodas, Desa Cisadap, Kecamatan Ciamis, Dede Ramlan mengatakan, harga kedelai saat ini Rp 13.200 per kilogramnya. Naiknya harga bahan baku tahu dan tempe tersebut sejak harga bahan bakar minyak (BBM) naik. 

“Sebelumnya Rp 12.800 per kilogram, jadi ada kenaikan setiap harinya. Selain harga kedelai, harga minyak juga ikut naik menjadi Rp 12.500 per kilogramnya, yang tadinya Rp 12.200 per kilogramnya,” katanya, Selasa (11/10/2022). 

BACA JUGA:  Kementerian Komunikasi Blokir Lebih dari 277.000 Konten Judi Online dalam Tiga Minggu

Dede menjelaskan, untuk menyiasati dampak harga kedelai naik, pihaknya sampai saat ini tidak akan menaikan harga atau memperkecil ukuran. Akan tetapi, nanti kedepannya akan ada perubahan harga baru.

Sebab menurutnya, jika menaikkan harga dan memperkecil ukuran, maka yang ia takutkan adalah konsumen akan lari.

“Jadi saat ini kita bertahan di harga sebelumnya dengan ukuran yang sama. Namun kedepannya mungkin kita akan ada perubahan harga, jadi bukan kenaikan harga,” jelasnya.

BACA JUGA:  Penginapan Murah Subang: Daftar Alamat dan Tarif (2024)

Dede menduga, kenaikan harga kedelai ini dari dampak naiknya harga BBM. Karena setelah harga BBM naik, harga kedelai jadi ikut naik. 

Baca Juga: Harga Kacang Kedelai Naik, Pedagang Tahu di Banjar Akan Mogok Jualan

Meskipun harga kedelai saat ini naik, namun setiap harinya, pabrik tahu Dede tetap memproduksi sebanyak 300 kilogram. Jadi tidak ada tambahan ataupun pengurangan. 

BACA JUGA:  Kronologis Lengkap Kecelakaan Truk Maut di Subang: Dua Tewas, Delapan Luka-luka

“Kalau produksi kami tetap sama seperti hari-hari biasanya, yaitu 3 kuintal. Untuk pemasaran sendiri yaitu ke Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya dan Ciamis,” ucapnya.

Dede berharap, agar harga kedelai bisa kembali normal, supaya ada lagi pendapatan. Karena, dengan harga kedelai saat ini membuat pendapatannya menjadi berkurang. 

“Dampak harga kedelai naik tentu pendapatan jelas berkurang, karena kita tidak menaikan harga. Kami harap harga kedelai bisa turun lagi dan kembali normal,” pungkasnya. (Ferry/R5/HR-Online/Editor-Adi)