Berita Tasikmalaya (harapanrakyat.com),- Siswa di dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, terpaksa harus belajar di tenda darurat.
2 sekolah tersebut yakni SDN Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, dan SDN Banjarwangi, Desa Banjarwaringin, Kecamatan Salopa.
Baca Juga: Prihatin Ruang SDN Sinagar Tasikmalaya Ambruk, Warga Bangun Kelas Sementara
Selain itu, para siswa dua kelas SDN Sinagara, Desa Sindangasih, Kecamatan Cikatomas, juga harus belajar di bangunan yang terbuat dari bambu.
Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tasikmalaya menyebut, hal tersebut dilakukan agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
“Tetapi itu (belajar di tenda darurat) pun salah satu usaha dari kita dan pihak BPBD serta pihak sekolah, supaya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tetap berjalan,” kata Plt Kabid SD Disdik Kabupaten Tasikmalaya, Sera Sani, Sabtu (8/10/2022).
Anggaran Perbaikan Tak Cukup, Siswa SDN di Tasikmalaya Belajar di Tenda Darurat
Lebih lanjut Sera Sani menambahkan, bahwa pihaknya tidak diam saja melihat kondisi belajar siswa dari 3 SDN tersebut.
Bahkan, ia berjanji akan terus mengusahakan agar pembangunan atau perbaikan ruang kelas terealisasi.
“Karena ini merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Terutama untuk proses belajar mengajar di sekolah tersebut,” ujarnya.
Namun, sambung Sera, masalahnya adalah dari sisi anggaran. Ia menuturkan, bahwa anggaran dari Pemkab Tasikmalaya terbatas. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah provinsi dan pusat untuk membantu.
“Kita dari pemerintah daerah sudah mengusulkan untuk program Dana Alokasi Khusus untuk perbaikan-perbaikan. Bahkan untuk ruangan baru dan bantuan lainnya. Sehingga mudah-mudahan 2023 nanti segera terealisasi,” harapnya.
Menurutnya, belum terealisasinya perbaikan kelas rusak yang membuat siswa terpaksa belajar di tenda darurat, karena memang banyak sekolah yang perlu ruang kelas baru atau perbaikan.
Baca Juga: Kasihan, Puluhan Siswa di Tasikmalaya Belajar di Tenda Darurat Sudah 4 Bulan
Sedangkan dari pemerintah daerah, pihaknya mungkin akan mengakomodir sekolah-sekolah yang ada secara bertahap.
“Kita juga akan menyampaikan kepada Bupati Tasikmalaya, sehingga bisa segera merealisasikan anggaran di 2023. Tapi, mungkin tidak akan maksimal, karena memang keterbatasan anggaran,” terangnya.
Sementara untuk hasil di lapangan, ia mengatakan bahwa ada sekolah yang sudah masuk kategori pencapaian yang ada di pemerintah pusat.
Sedangkan untuk Kabupaten Tasikmalaya sendiri, pihaknya sudah mengajukan 280 sekolah ke pemerintah pusat.
Ia menuturkan, bahwa dari 280 sekolah tersebut, di dalamnya dengan kondisi ada yang dibangun ruang kelas baru, ada perbaikan dan item-item lainnya.
Namun pihaknya belum bisa menyampaikan bantuan apa saja yang akan pemerintah pusat gulirkan.
“Kita lihat apa bantuan yang akan pemerintah berikan. Kita tunggu hasil verifikasi kementerian saja,” tuturnya.
Ia berharap dengan melihat kondisi saat ini terlebih ada siswa yang belajar di tenda darurat, bantuan dari pemerintah pusat bisa maksimal.
“Namun perkiraan paling 20 lebih sekolah. Meski begitu, tetap kita menunggu SK yang akan pemerintah pusat gulirkan,” pungkasnya. (Apip/R5/HR-Online/Editor-Adi)