Beranda Berita Nasional Hadiri Istighosah dan Tadabbur Tani, Wabup Ciamis Ajak Petani Lakukan Pola Tanam...

Hadiri Istighosah dan Tadabbur Tani, Wabup Ciamis Ajak Petani Lakukan Pola Tanam Organik

Hadiri-Istighosah-dan-Tadabbur-Tani-di-Pesantren-Banyulana-Wabup-Ciamis-Ajak-Petani-Lakukan-Pola-Tanam-Organik.jpeg

Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Santri bersama masyarakat di Ponpes Banyulana Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menggelar acara Istighosah dan Tadabbur Tani, bertempat di Pondok Pesantren Banyulana, pada Kamis (06/10/2022).

Kegiatan istighosah dan tadabbur tani, merupakan salah satu ikhtiar para santri dan masyarakat di Kecamatan Baregbeg, dalam menyelamatkan tanaman pertanian dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Wereng Batang Coklat (WBC). Terutama pada sebagian komoditas padi dan komoditas buah-buahan yang sampai saat ini belum terkendali secara optimal.

Pelaksanaan istighosah tersebut dipimpin oleh KH Aminudin yang merupakan salah satu alumni Pondok Pesantren Banyulana.

Kegiatan Istighosah dan Tadabbur tani dihadiri oleh Wakil Bupati Ciamis, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, para Kepala Bidang di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, Camat Baregbeg, Kepala UPTD Pengembangan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kecamatan Ciamis, para Penyuluh di BPP Kecamatan Baregbeg, dan Kepala Desa di Kecamatan Baregbeg.

Selain itu, hadir pula unsur KTNA Kabupaten Ciamis, KTNA Kecamatan Baregbeg, tokoh masyarakat serta para alumni dan santri di Pondok Pesantren Banyulana.

BACA JUGA:  Penginapan Murah Subang: Daftar Alamat dan Tarif (2024)

KH Nonop Hanafi, sebagai moderator kegiatan menjelaskan, istighosah dan tadabbur tani ini bertujuan untuk mengajak para santri, masyarakat dan unsur pemerintah untuk sama-sama bermuhasabah dan introspeksi terhadap cara bertani yang sudah berlangsung selama ini.

“Adanya serangan WBC ini merupakan salah satu bentuk peringatan Allah SWT terhadap umatNya yang saat ini sudah mulai melupakan konsep pertanian ramah lingkungan,” ujar KH Nonop.

Baca juga: Bupati Ciamis: Jalan Menuju Lumbung Padi Harus Dihotmix 2023

Tujuan Kegiatan Istighosah dan Tadabbur Tani di Ciamis

Oleh karenanya kata Nonop, upaya penyelamatan tanaman dari serangan WBC ini tidak hanya cukup dengan melakukan upaya preventif dan kuratif melalui penyemprotan pestisida, tetapi juga perlu upaya lain secara non teknis, yakni Istighosah dan Tadabbur Tani.

“Tadabbur tani merupakan salah satu bagian dari konsep Madrasah Agribisnis Banyulana (Magrib) yang digagas oleh Ustad Darif Khaidarif’an Pimpinan Pondok Pesantren Banyulana,” kataya.

Ustad Darif Khaidarif’an, Pimpinan Pondok Pesantren Banyulana menambahkan, pondok pesantren Banyulana tidak hanya sebagai media pembelajaran ilmu agama, tetapi juga media pembelajaran pertanian untuk bekal hidup saat para santri kembali ke masyarakat.

BACA JUGA:  Tantangan Besar di Balik Perjuangan Budi Gunawan Melawan Perjudian Online Internasional

“Jadi santri kudu bisa ngaji, santri kudu bisa ngejo,” ungkap Darif.

Selain itu, konsep “Magrib” ini menjadi salah satu blue print dalam mencetak para petani milenial di Kabupaten  Ciamis.

H Darif meyakini bahwa pesantren-pesantren yang ada di Kabupaten Ciamis, merupakan potensi pasar yang cukup menjanjikan bagi komoditas pertanian yang dihasilkan oleh para santri di Pesantren Banyulana.

Baca juga: Wabup Ciamis Ajak Generasi Muda Lestarikan Permainan Tradisional

Pesan Wabup Ciamis

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Ciamis menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pondok Pesantren Banyulana yang telah menyelenggarakan kegiatan Istighosah dan Tadabbur Tani.

Semoga kolaborasi antara unsur pemerintah dan pondok pesantren dalam memajukan pertanian ini menjadi momentum bangkitnya ekonomi umat di Kabupaten Ciamis, menuju tercapainya Visi Kabupaten Ciamis “Mantapnya Kemandirian Ekonomi, Sejahtera Untuk Semua”.

Lanjut Yana, Kabupaten Ciamis saat ini sedang melakukan pengkajian mengenai BUMD Aneka Usaha, dimana agribisnis menjadi salah satu sektor usahanya guna menjamin pasar dan kestabilan harga hasil produk pertanian.

BACA JUGA:  Mungkinkah Indonesia Menjadi Kejutan di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026?

Pihaknya berharap, para penyuluh pertanian di lapangan sekarang mulai menggandeng para alim ulama di daerahnya masing-masing, untuk secara bersama-sama membangun pertanian tidak hanya dari aspek teknis melainkan juga aspek non teknis.

“Aspek non teknis yakni dengan senantiasa memohon keridhoan Allah SWT di dalam prosesnya agar lebih berkah, misalnya saja melalui penerapan zakat, infaq dan shodaqoh setelah memperoleh hasil panen,” katanya.

Yana juga mengajak kepada seluruh masyarakat petani di Kabupaten Ciamis, untuk kembali ke pola tanam organik secara bertahap.

“Selain untuk menjaga ekosistem alam, hal ini juga sebagai salah satu bentuk kesyukuran kita kepada Allah SWT atas segala sumber daya alam yang Allah ciptakan untuk umat manusia,” jelas Yana.

Yana menyebut, cita-cita Kabupaten Ciamis sebagai Kabupaten organik menjadi sebuah keniscayaan.

“Mari terus tingkatkan semangat dan mental petualang untuk terus mendorong masyarakat petani menerapkan sistem pertanian organik di Kabupaten Ciamis,” pungkasnya. (Fahmi/R8/HR Online/Editor Jujang)