Beranda Berita Nasional Purnawirawan TNI di Kota Banjar Sukses Budidaya Melon 

Purnawirawan TNI di Kota Banjar Sukses Budidaya Melon 

Purnawirawan-TNI-di-Kota-Banjar-Sukses-Budidaya-Melon.jpg

Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Solihin, seorang purnawirawan TNI Angkatan Darat yang berhasil mengembangkan tanaman buah melon di Dusun Randegan, RT 12 RW 5, Desa Raharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat.

Ditemui HR-Online di kebun melon miliknya, Solihin mengatakan, ia menggunakan modal pertamanya dari hasil kerja selama menjadi prajurit angkatan darat.

“Pertama saya memanfaatkan hasil jerih payah selama 34 tahun menjadi anggota dan saya dapat dari ASABRI tidak besar. Kemudian digunakan untuk modal usaha,” kata Solihin, Rabu (24/8/2022).

BACA JUGA:  Isu Poligami dan Narkoba Bisa Rontokan Elektabilitas Kandidat di Pilkada Subang

Ia menjelaskan, sejak awal tahun 2022 ada 3 jenis buah melon yang dibudidayakan di kebunnya, yakni jenis melon Pertiwi, My Love, dan Red Aroma.

“Ada tiga jenis melon yang saat ini ditanam dan siap panen. Pertama jenis Pertiwi, My Love, dan Red Aroma,” jelas Solihin.

Baca Juga: Panen Melon di Kota Banjar, Konsumen Bisa Petik Sendiri

BACA JUGA:  Rumah Nenek Satinah di Subang Terancam Ambruk, Relawan Harap Ada Donatur yang Peduli

Menurutnya, 3 jenis melon yang ditanamnya itu masing-masing memiliki perbedaan diantara dalam pemasaran dan harga jual.

“Perbedaannya pertama tentu dalam hal pemasaran kalau jenis Pertiwi ini kebanyakan pasar lokal, dan My Love biasanya untuk memenuhi kebutuhan supermarket. Sama halnya dengan jenis Red Aroma,” paparnya.

Harga jual, lanjut Solihin, melon jenis Pertiwi dibanderol Rp 15 ribu per kilogramnya. Sedangkan melon jenis My Love Rp 20 ribu per kilogram.

BACA JUGA:  7 Pondok Pesantren Terbaik dan Terbesar Di Subang 2024, Cek No. 4

“Tapi harga jual di supermarket untuk melon jenis My Love ini bisa lebih tinggi dari harga di sini,” imbuhnya.

Saat ini, purnawirawan TNI di Kota Banjar ini mengaku kesulitan untuk memenuhi kebutuhan konsumen lantaran produksinya kurang.

“Untuk pemasaran saat ini kita melalui media sosial dan sudah banyak yang memesan. Sehingga pesanan konsumen juga belum semuanya terpenuhi karena produksinya kurang,” pungkasnya. (Sandi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)