KBRN, Jeddah: Jemaah calon haji Indonesia diminta tetap menjaga kesehatan dan menghemat energi menjelang puncak haji 2022 di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) mulai 9 Dzulhijjah.
“Jadi yang sekarang masih sehat, segar bugar tolong disiplin waktu, hemat energi,” jelas Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Kementerian Agama RI Hilman Latief kepada Media Center Haji di Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Mekkah, Jum’at (1/7/2022).
Dengan menjaga kesehatan, jemaah haji Indonesia akan mampu melakukan wukuf di Arafah hingga lempar jumrah secara mandiri.
“Jangan sampai terlalu memforsir tenaga untuk kegiatan yang kurang relevan tetapi pas puncak haji tidak bisa hadir di tempatnya,” imbau Hilman saat meninjau Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Mekkah.
Hilman mengatakan, hal ini dilakukan untuk memitigasi wukuf di Arafah terkait calon haji yang meninggal maupun yang sakit perlu disafari wukuf.
“Kita sedang hitung betul siapa yang meninggal, siapa yang mungkin sampai tanggal 4 Juli tidak mungkin untuk pergi sendiri ada yang pakai kursi roda,” ujarnya.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana juga meminta jamaah agar tidak kelelahan jelang puncak haji 2022.
“Kita sarankan hindari kelelahan berlebihan karena kalau sudah kelelahan yang berlebihan semua komorbid atau penyakit bawaan akan timbul,” ungkap Budi.
Di tengah cuaca panas, Budi juga meminta seluruh jamaah perbanyak minum air. Jangan tunggu haus untuk mencegah dehidrasi serta perbanyak istirahat di hotel.
“Kita minta seluruh jamaah haji Indonesia, H-3 sebelum Arafah perbanyak istirahat di penginapan masing-masing agar kesehatan pulih dan siap untuk melaksanakan prosesi ritual Armuzna,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daerah Kerja Mekkah, Ansor meminta seluruh jamaah haji untuk fokus mempersiapkan fisik tiga hari menjelang puncak haji.
“Jadi tiga hari jelang wukuf di Armuzna itu, kita fokuskan pada persiapan fisik,” ujar Ansor.
Tugas pembimbing ibadah selalu mengimbau dan mengingatkan kepada seluruh jamaah agar tidak memaksakan diri melakukan ibadah sunah terutama untuk beribadah ke Masjidil Haram.
Para jamaah haji bisa memanfaatkan mushola atau masjid di sekitar hotel untuk melaksanakan ibadah wajib maupun sunah agar tidak menguras fisik.
Apalagi layanan bus shalawat akan berhenti operasi sementara mulai 5 Dzulhijjah.
“Jadi tetap kita sampaikan ke mereka, kesiapan yang fisik itulah yang utama untuk menghadapi puncak haji,” pungkasnya.