KBRN, Bandung: Ekoriparian Sungai Tjimanoek, merupakan program Sinergi yang digagas oleh Polytama sebagai komitmen Perusahaan dalam revitalisasi fungsi sungai. Program ini mendapatkan dukungan penuh oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu.
Keberadaan Taman Sungai Tjimanoek yang menjadi salah satu icon kota Indramayu menjadi penanda bagaimana perlunya kolaborasi antara pemerintah dan Perusahaan dalam membangun komitmen bersama untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakatnya.
Taman Sungai Tjimanoek dibangun dengan konsep natural modern, dengan memanfaatkan alur Sungai Cimanuk yang mengalir ke jantung Kota Indramayu. Taman ini memadukan pertimbangan estetika dengan penataan kota modern yang mengedepankan konsep hijau, asri dan artistik, tepat berada di jantung Kota Indramayu.
Lokasinya sangat strategis, mudah dijangkau, dan selama ini menjadi salah satu tempat rekreasi atau tongkrongan masyarakat Indramayu sebagai wisata kota.
Penataan Taman Tjimanoek yang estetis dan artistik ini berkat campur tangan kepedulian Polytama, sebagai perusahaan yang berokasi di Kabupaten Indramayu.
Polytama menggulirkan dana CSR untuk menjadikan bantaran Sungai Tjimanoek menjadi sebuah taman yang indah dan asri. Dimulai sejak tahun 2021 lalu, pandemi Covid-19 tidak menjadi kendala bagi perusahaan petrokimia penghasil polipropilena terkemuka di tanah air itu untuk mewujudkan komitmen terhadap lingkungan.
Kini, Taman Tjimanoek telah disulap menjadi tempat wisata kota yang menarik. Daerah penghijauan dengan lukisan mural para seniman Indramayu yang memiliki cerita sejarah kebudayaan Indramayu serta sejumlah ornamen yang menambah suasana estetik dan artistik.
Komitmen Polytama bertemu dengan gagasan Bupati Indramayu, Nina Agustina, yang ingin mengembalikan tepian sungai Tjimanoek di dalam kota, tidak saja menjadi paru-paru penghasil oksigen, tetapi sekaligus juga menjadi pusat wisata kota.
Gagasan Bupati Nina ini sejalan dengan keinginan para seniman dan budayawan Indramayu yang menginginkan agar Sungai Tjimanoek tidak saja dijadikan simptom geografis. tetapi juga dieksploitasi khasanah artistik atau estetisnya.
Polytama melihat peluang tersebut untuk mewujudkan komitmennya berkontribusi dalam memajukan daerah serta menyejahterakan masyarakat.
Taman Tjimanoek tidak hanya sebagai tempat wisata warga lokal, tetapi juga dari luar daerah. Keberadaan Taman Tjimanoek juga diakui secara nasional sebagai Ekoriparian oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI.
Sebelumnya, perusahaaan yang kini telah menjadi group Pertamina ini, juga menyulap hutan tanaman kayu putih menjadi Taman Kehati (Keanekaragamanhayati) Indramayu, lokasinya juga masih di wilayah Kota Indramayu. General Manager Polytama, Dwinanto Kurniawan mengungkapkan, Taman Tjimanoek dan Taman Kehati, adalah bagian dari komitmen perusahaannya dalam kepedulian sosial dan lingkungan.
Polytama sukses meraih proper emas dua kali berturut-turut di tahun 2020 dan 2021 hal ini merupakan wujud perusahaan dalam meningkatkan peran serta kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Diungkapkan juga, Polytama kini tengah memperluas instalasi perusahaannya dan dalam rencana tahap pengembangan. Rencana terkait Polytama akan melakukan pengembangan PABRIK yang berlokasi di Desa Limbangan Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
Hal ini dilakukan untuk membantu pemerintah dalam upaya menekan impor bijih plastik dan juga memenuhi kebutuhan permintaan dalam negeri serta kontribusi tenaga lokal dari Indramayu.
“Sebagai salah satu bagian dari Indramayu, Polytama saat ini sedang dalam proses rencananya untuk pengembangan pabrik kedua, terkait CSR untuk Kabupaten Indramayu seperti yang telah disampaikan oleh Bupati Indramayu pada kunjungan terakhir ke pabrik Polytama, bahwa akan menggunakan satu pintu melalui Pemerintah Kabupaten Indramayu dan bisa dikolaborasikan untuk realisasinya” tutur Dwinanto Selasa, (21/6/2022).
Polytama berencana akan makin memperluas juga cakupan program-program pemberdayaan masyarakat sekitar, termasuk berpartisipasi dalam memajukan daerah tempat perusahaan berada.