Beranda Berita Subang Dinkes Subang Ajak Masyarakat Cegah DBD

Dinkes Subang Ajak Masyarakat Cegah DBD

17198aab9cc36dc5c129a84ec3f40e1f.jpg

KBRN, Subang: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dr. Maxi, meminta masyarakat untuk bersama-sama mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), agar tidak terus menyebar.

“Kalau tempat penampungan terisi air hujan, lalu kemarau, hujan lagi, tapi airnya tidak tumpah di situlah nyamuk bertelur,” ungkap dr Maxi kepada RRI di Subang, Sabtu (18/6/2022).

Untuk itu, ditegaskan Maxi, perlu penanganan DBD dengan 3M Plus. Pertama menutup tempat penyimpanan air, kedua menguras tempat penyimpanan air, dan mendaur ulang tempat penyimpanan air.

BACA JUGA:  DAHANA Tawarkan Quarry Management pada Pameran Konstruksi Indonesia

“Menguras tempat penyimpanan air satu minggu sekali, karena nyamuk itu akan berkembang biak dengan bertelur setiap sekitar 12 sampai 14 hari,” terangnya.

Maxi menjelasakan juga, setelah waktu itu telur nyamuk menetas. Maka, perlu rutin satu minggu sekali air di tempat penyimpanan dibuang semuanya, jangan sampai ada air yang menggenang di tempat tersebut.

BACA JUGA:  Mengenal PT Taekwang Subang: Perusahaan Manufaktur Sepatu Terkemuka di Indonesia

“Nah plusnya, untuk yang usia bayi pakailah kelambu. Kemudian usia anak sekolah ya pakaikanlah kaos kaki yang sampai lutut, dan pakai celana, atau pakaian yang menutup sampai ke bawah,” jelas Maxi.

Sementara itu Maxi menyebutkan, untuk anak-anak sekolah, pakai celana panjang untuk yang laki-lakinya penting, karena nyamuk Aedes aegypti beredarnya saat jam 08.00 hingga 15.00, atau saat anak-anak sedang sekolah.

BACA JUGA:  Baru Kali Ini Kehadiran Truk Proyek Resahkan Warga Subang: Membahayakan!

“Langkah 3M plus, lebih efektif dibandingkan fogging. Fogging tidak efektif karena hanya membunuh nyamuk dewasa, tapi nyamuk yang bertelur termasuk telurnya itu tidak mati,” imbuhnya.

Selain itu, disebutkan Maxi, fogging juga tidak baik untuk kesehatan manusia, dan lingkungan karena insektisida.

“Kalau asap foggingnya terhirup, bisa kena penyakit paru-paru, serta hewan pun bisa mati,” tandas Kadinkes.