KBRN, Subang : Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Subang, dilakukan secara pentahelix, atau melibatkan pemerintah, masyarakat, dunia usaha unsur pelajar dan media massa.
Penanganan lingkungan hidup itu dikatakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Subang Hidayat, dengan cara menanam ribuan tanaman hias, dan tanamam buah-buahan.
Dengan menanam pohon buah-buahan itu kata Hidayat, Subang kedepan bisa menjadi sentra buah mangga. Karena pohon mangga yang di tanam di sepanjang bantaran sungai, dikelola oleh kelompok tani, dan masyarakat sekitar.
“Kita hanya melakukan penanaman pohon, selanjutnya pohon dipelihara dan di rawat oleh kelompok tani dan masyarakat sekitar. Sehingga nanti hasilnya, dapat diambil oleh kelompok tani dan masyarakat,” ujar Hidayat kepada RRI di Subang, Selasa (29/3/2022).
Hidayat mengungkapkan, target tanaman buah-buahan yang di tanam itu tidak kurang dari 50 ribu pohon, pengadaannya bekerjasama dengan Dishutbun Provinsi Jawa Barat.
Untuk 50 ribu pohon buah-buahan tersebut lanjut Hidayat, di tanam mulai dari wilayah selatan sampai dengan wilayah pantura.
“Di selatan kita tanam di daerah yang rawan longsor, sedangkan di tengah dan pantura kita tanam di sejumlah bantaran sungai, tujuannya untuk meminimalisir terjadinya banjir,” jelasnya.
Untuk tanaman hias berupa pohon hanjuan, sudah di tanam di sepanjang jalan di jalur wisata, termasuk masuk di wilayah kota.
“Karena wilayah selatan merupakan jalur wisata, kita hijaukan dengan tanaman hias, termasuk di wilayah Subang kota,” imbuh Hidayat.
Sementara itu untuk di pesisir pantai, penghiajauan itu LH Subang bekerjasama dengan Perum Perhutani, terkait pengadaan pohon mangroove, bertujuan untuk menahan abrasi pantai dari bencana air ROB.
“Untuk di wilayah pesisir pantai, kita juga bekerjasama dengan pihak Perum Perhutani, dalam menghijaukan pantai dengan pohon mangroove,” terangnya.
Lebih lanjut Hidayat menyebutkan, dengan penanaman pohon hias dan buah-buahan tersebut, tidak hanya sebagai upaya meminimalisir bencana alam, mulai dari longsor, banjir bandang, dan krisis air bersih, serta bencana banjir pantura. Tetapi juga pohon yang di tanam itu, dapat mengurangi pemcemaran emisi udara, yang diakibatkan polusi udara, dari kendaraan dan industri.
“Mudah-mudahan saja kita, terhindar dari berbagai ancaman bencana, tetapi kita juga dati upaya ini, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, dari sentra buah-buahan nanti,” pungkas Hidayat.