SUBANG – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Badan Wakaf Assyifa menyalurkan 555 mushaf Al-Qur’an ke sekolah-sekolah, masjid, dan majelis taklim di Subang. Penyaluran dilakukan sepanjang bulan Oktober 2025, mencakup sejumlah lokasi seperti Masjid Baiturrahman, SIT El-Mutaqy, hingga majelis dan tempat pengajian di rumah-rumah warga.
Kepala Program Badan Wakaf Assyifa, Fatin Alifah Syahir, menjelaskan bahwa kegiatan ini tetap membawa semangat Hari Santri, meski tidak dilaksanakan tepat pada 22 Oktober.
“Program Wakaf Qur’an ini, memang tidak dilaksanakan tepat pada tanggal Hari Santri, namun tetap berada di bulan Oktober yang sarat dengan semangat kesantrian. Kami ingin menghadirkan makna Hari Santri dalam bentuk nyata, yaitu dengan menyalurkan mushaf Al-Qur’an kepada mereka, yang senantiasa berinteraksi dengan kalamullah para lansia, yang rutin mengaji di masjid, para pelajar yang belajar membaca Al-Qur’an di sekolah, serta anak-anak pengajian yang tumbuh dalam lingkungan masjid,” ungkap Fatin kepada wartawan di Subang, Jumat (24/10/2025).
Fatin menambahkan, setiap penerima wakaf adalah bagian dari generasi penjaga Al-Qur’an. Ia berharap, masyarakat juga ikut berperan dalam menjaga dan menyebarkan cahaya Al-Qur’an.
“Melalui program Wakaf Qur’an di Hari Santri, kami ingin menegaskan, bahwa semangat santri hidup di setiap jiwa yang mencintai Al-Qur’an. Mushaf yang tersalurkan bukan sekadar buku suci, tetapi cahaya yang menghidupkan hati, dan menggerakkan amal,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Fatin berharap mushaf wakaf ini membawa manfaat luas.
“Kami berharap, mushaf wakaf ini menjadi sumber semangat dan keberkahan, bagi setiap penerima juga para wakif. Bagi para lansia, semoga menjadi teman dzikir dan penguat iman di masa senja,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Badan Wakaf Assyifa, Ahmad Sahirul Alim, menegaskan bahwa Hari Santri bukan sekadar peringatan historis, tetapi momentum refleksi atas peran besar santri bagi bangsa.
“Bagi Badan Wakaf Assyifa, Hari Santri bukan sekadar peringatan historis, tetapi momentum refleksi dan apresiasi, atas peran besar para santri dalam menjaga kemurnian ajaran Islam, serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa, melalui ilmu dan amal,” tutur Ahmad.
Menurutnya, penyaluran mushaf pada momen Hari Santri memiliki makna spiritual yang kuat.
“Momentum Hari Santri, dipilih karena memiliki keterkaitan spiritual dan simbolik, yang kuat dengan Al-Qur’an. Santri adalah penjaga ilmu dan pengamal Qur’an; sementara wakaf Qur’an adalah bentuk nyata dukungan, agar nilai-nilai Qur’an terus hidup dan tersebar di lingkungan pesantren dan masyarakat,” jelasnya.
Melalui program ini, Badan Wakaf Assyifa ingin menegaskan sinergi antara semangat keilmuan santri dan gerakan wakaf produktif. Keduanya menjadi kekuatan dalam membangun peradaban Islam yang berkemajuan.
“Setiap umat memiliki peran dalam menjaga dan menyebarkan cahaya Al-Qur’an. Melalui program Wakaf Qur’an, kami mengajak masyarakat untuk turut serta menyalurkan amal jariyah yang pahalanya terus mengalir, sekaligus mendukung pendidikan dan pembinaan keislaman para santri,” tegas Ahmad.
Ia menutup dengan harapan agar para santri semakin mencintai dan mendalami Al-Qur’an, baik dalam bacaan maupun pengamalan.
“Mushaf wakaf ini kami niatkan sebagai sarana untuk menumbuhkan semangat belajar, memperkuat hafalan, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam setiap aspek kehidupan. Kami juga berharap para santri dapat menjadi pelopor kebaikan, pembawa cahaya Qur’an, dan penerus perjuangan ulama, dalam membangun umat yang beradab dan berdaya,” pungkasnya.








