Beranda Berita Subang Dosen POLSUB Ubah Sampah Plastik Jadi Batako Ramah Lingkungan di Subang

Dosen POLSUB Ubah Sampah Plastik Jadi Batako Ramah Lingkungan di Subang

Inovasi batako plastik POLSUB

Subang – Permasalahan sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan di Kabupaten Subang mendorong sekelompok dosen Politeknik Negeri Subang (POLSUB) untuk mencari solusi nyata. Melalui program pemberdayaan masyarakat, dosen dari Jurusan Teknik Mesin menggagas inovasi mengubah sampah plastik menjadi batako ramah lingkungan.

Program ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang didukung Direktorat Jenderal Pengabdian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Tiga dosen penggagas — Azhis Sholeh Buchori, Aditya Nugraha, dan Slamet Rahayu — memilih Desa Sukamulya, Kecamatan Pagaden, sebagai lokasi utama implementasi.

BACA JUGA:  Balita 3 Tahun di Subang Tewas Terseret Arus Irigasi

“Sampah plastik banyak ditemukan di sungai, jalanan, dan pemukiman. Ini jelas merusak lingkungan dan berisiko bagi kesehatan warga,” ujar Azhis, Selasa (23/9/2025).

Ia menambahkan, hingga kini belum ada sistem pengelolaan sampah plastik yang terstruktur di desa tersebut. Karena itu, sejak 7 September 2025 program ini dijalankan dengan dua pendekatan utama: (1) penggunaan mesin pencetak batako semi otomatis untuk memproduksi batako dari plastik daur ulang, dan (2) implementasi bank sampah digital untuk mempermudah pengumpulan serta pemilahan sampah sekaligus memberi insentif ekonomi kepada masyarakat.

BACA JUGA:  HUT ke-80 TNI, Kodim 0605/Subang Gelar Bakti Kesehatan untuk Warga

“Melalui bank sampah digital, masyarakat tidak hanya didorong untuk memilah sampah, tapi juga diberi insentif ekonomi sebagai motivasi,” jelasnya.

Aditya Nugraha menambahkan, keberhasilan program ini juga ditopang kolaborasi dengan kelompok masyarakat Mekar Mandiri yang aktif dalam pengelolaan sampah berbasis lingkungan.

“Kami menggabungkan teknologi dengan pendekatan sosial melalui mitra lokal, sehingga hasilnya bisa dirasakan langsung oleh warga,” ucap Aditya.

Selain manfaat ekologis, program ini juga membawa dampak sosial dan ekonomi. Inisiatif tersebut meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya pengelolaan sampah, menciptakan lingkungan desa yang lebih bersih, sekaligus membuka peluang usaha baru.

BACA JUGA:  Tempat Nongki Estetik di Subang yang Bikin Betah

“Kami berharap, ke depan, warga bisa memperoleh penghasilan tambahan dari produksi batako plastik dan aktivitas bank sampah digital. Lebih dari itu, kami ingin membangun mata rantai ekonomi sirkular yang berkelanjutan di tingkat desa,” tambahnya.

Dengan inovasi ini, Desa Sukamulya diharapkan menjadi model nasional pengelolaan sampah berbasis teknologi dan ekonomi sirkular, sekaligus bukti nyata bahwa solusi berkelanjutan dapat lahir dari kolaborasi akademisi dan masyarakat.