Subang – Subang pagi itu tak sekadar disambut embun, tapi juga semangat baru dari SDN Danumaya, Desa Sadawarna, Kecamatan Cibogo. Apa pasal? Jumat, 18 Juli 2025, langit sekolah jadi saksi datangnya rombongan spesial dari PT Dahana, bagian dari Holding Industri Pertahanan DEFEND ID. Mereka tak datang membawa rudal, tapi membawa… semangat dan cinta tanah air!
Program keren bertajuk “DEFEND ID Mengajar” ini bukan sekadar seremoni biasa. Ini misi mulia: menyalakan semangat belajar dan menanamkan nilai kebangsaan pada bocah-bocah imut Subang—dengan cara yang bikin mereka senyam-senyum, bukan ngantuk!
Empat relawan pengajar—Dinda Husnaini, Muhamad Risky Ceaser, Aulia Syifa Aninditha, dan Dwi Arimbi Wardaningrum—turun langsung ke lapangan. Tapi jangan bayangkan mereka datang dengan papan tulis dan suara monoton. Oh tidak! Mereka hadir layaknya kakak seru yang ngajak main, cerita, dan belajar sambil bercanda.
Kelas mendadak jadi panggung interaktif. Anak-anak bertanya antusias, tertawa lepas, dan ikut semua aktivitas. Suasana? Lebih rame dari warung kopi pas nobar final piala dunia!
“Kami ingin anak-anak percaya diri dan yakin bahwa mereka bisa berkarya untuk bangsa ini. Kami juga sangat senang melihat semangat dan keceriaan mereka saat mengikuti kegiatan ini. Semoga ke depan mereka tumbuh menjadi penerus bangsa yang sukses dan selalu mencintai Indonesia,” ujar tim relawan pengajar dengan mata berbinar.
Dwi Arimbi Wardaningrum, salah satu relawan, juga terlihat terharu—tapi tetap ceria. “Kami menyampaikan materi dengan cara menyenangkan, agar siswa lebih mudah menangkap pesan yang kami bawa,” katanya sambil tersenyum.
Program ini tak sekadar menyapa anak-anak. Ia juga membuktikan bahwa DEFEND ID dan PT Dahana serius, loh, dalam mendukung pendidikan dan menjalin kedekatan dengan warga sekitar lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Mimpi anak-anak Subang kini punya bahan bakar baru—semangat kebangsaan dan inspirasi dari para kakak hebat DEFEND ID. Siapa tahu, kelak dari SDN Danumaya lahir tokoh besar negeri ini. Ya siapa tahu… kan semua berawal dari mimpi kecil di kelas sederhana.