Beranda Berita Subang Truk-Truk Ngambek! Sopir Subang Demo Lagi, Joget di Jalan Jadi Penutup Aksi

Truk-Truk Ngambek! Sopir Subang Demo Lagi, Joget di Jalan Jadi Penutup Aksi

unjuk rasa sopir truk Subang

SUBANG – Hari Senin yang biasanya padat merayap karena macet, kali ini tambah ‘spesial’ di Kabupaten Subang. Bukan karena diskon besar-besaran atau artis datang ke kota, melainkan karena… truk-truk mogok berjamaah! Sekitar 500 truk diparkir manis di pinggir jalan, membuat lalu lintas tersendat seperti tahu goreng tanpa kuah.

Aksi ini adalah babak ketiga dari serial unjuk rasa para sopir truk yang menolak keras aturan Over Dimension Over Loading alias ODOL. Bukan karena mereka anti aturan, tapi karena merasa aturan itu berat—bahkan lebih berat dari muatan mereka.

Sopir truk menuntut pemerintah mengkaji ulang Rancangan Undang-Undang (RUU) ODOL dan menyiapkan solusi sebelum menerapkan kebijakan tersebut, karena mereka merasa kebijakan tersebut memberatkan,” ujar Ketua Umum Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia (RBPI), Ika Rosdianti, sambil berdiri gagah di antara truk-truk yang seolah juga ingin ikut orasi.

BACA JUGA:  Lapas Subang Panen Raya: Dari Balik Jeruji, Tumbuh Harapan untuk Ketahanan Pangan

Aksi damai tapi tetap bikin heboh ini berlangsung di jalan Subang-Pagaden, depan rumah Bupati, sampai ke akses Gerbang Tol Cilameri. Walau tidak sampai menutup total jalan, aksi ini tetap sukses membuat pengendara lain mengelus dada—dan klakson.

Salah satu sopir, Kang Deri, melontarkan keluh kesah yang relatable banget. “Kita contohnya membawa muatan 10 ton dengan ongkos tiga juta rupiah. Kalau misalkan aturan ODOL diterapkan, kita jadi 8-5 ton (muatan yang dibawa). Bisa tidak pemerintah menyesuaikan harga jasa angkut barangnya?” katanya, dengan nada seperti tukang bakso yang ditawar lima ribu.

Sopir-sopir ini tak hanya bicara soal tonase. Mereka juga menyuarakan unek-unek lain yang kerap tersimpan dalam kenalpot—eh, maksudnya dalam hati. Tuntutannya beragam: mulai dari perlindungan hukum, kemudahan administrasi untuk bus wisata, sampai permintaan khusus: berantas pungli, plis!

BACA JUGA:  Pedagang Protes, Kang Rey Angkat Suara: "Sabar, Uang Duduk Segera Cair!"

Pungutan liar yang bikin dompet tipis itu jadi musuh bersama. Mereka curhat langsung ke petugas dari Satlantas Polres Subang dan Dishub. Hasilnya? Ada janji manis.

Tadi kami sudah dapat kepastian dari Kepala Satlantas Polres Subang dan juga Dishub Subang, mereka tidak akan melakukan penindakan, baik itu tilang maupun pemberhentian di jalan, dan juga akan menindak tegas jika ada anggotanya yang lakukan pungli terhadap sopir truk ODOL,” kata Ika Rosdianti.

Kepala Satlantas Polres Subang, Ajun Komisaris Asep Saepudin, tampil sebagai juru damai. Ia menekankan bahwa langkah hukum terhadap ODOL belum dilakukan. Masih tahap edukasi dan sosialisasi. Polisi belum turun tangan penuh—alias belum masuk mode galak.

Saat ini kami belum masuk ke tahap penindakan. Kami masih fokus pada edukasi dan sosialisasi kepada pengemudi serta pengusaha angkutan. Tujuan kami adalah membangun kesadaran bersama, bukan menimbulkan ketakutan,” ujar Asep dengan gaya ala guru BK yang sabar.

BACA JUGA:  Dihina karena Judi, Pria Ini Bunuh Teman Sendiri di Bendungan Subang

Meski begitu, Asep tampaknya memilih skip saat ditanya tentang dugaan pungli oleh petugas. Mungkin jawabannya masih di jalan tol.

Aksi damai ini hampir selesai tanpa drama. Tapi ya, namanya juga massa, pasti ada yang ingin tampil beda. Seorang sopir truk mendadak jadi bintang panggung dengan berjoget di tengah jalan! Sayangnya, gaya bebasnya ini tidak mendapat sambutan hangat. Petugas keamanan langsung mengamankan sang dancer dadakan karena dianggap mengganggu ketertiban. Tarian itu pun jadi ending aksi yang… dramatis.

Subang pun kembali seperti semula—walau mungkin jalanan masih menyimpan aroma diesel dan jejak perjuangan para sopir yang hanya ingin didengar, bukan dibebani.