SUBANG – Wahai warga Subang, mari kita duduk sejenak, siapkan teh hangat dan kudapan ringan. Sebab, ada kabar penting yang datang dari ranah kebijakan, tapi kita bawakan dengan gaya yang tak bikin ngantuk!
Kepala Dinas DP2KBP2A Kabupaten Subang, Bapak Yayat Sudradjat, baru-baru ini membagikan kabar seputar status kabupaten layak anak. Eits, jangan langsung tepuk tangan dulu! Subang memang sudah melangkah ke arah itu, tapi rupanya kita masih ada di level madya. Iya, seperti anak sekolah yang sudah lulus kelas 3, tapi belum naik ke kelas 4. Masih harus banyak belajar.
Menurut Pak Yayat, ada beberapa indikator yang bikin Subang belum bisa naik kelas ke level utama. Salah satunya yang paling bikin nyesek: masih ada kasus kekerasan terhadap anak. Waduh, ini seperti ingin dapat bintang lima, tapi dapur rumah masih bocor.
“Kita masih menuju kabupaten layak anak, namun sejumlah kendala, masih menjadi indikator yang menjadi penyebab status kabupaten layak anak di Kabupaten Subang masih berada di level madya,” tutur Yayat Sudradjat, kepada RRI, Jumat (11/7/2025).
Lalu, siapa yang mesti kerja keras? Jawabannya: semua pihak! Mulai dari OPD, dunia pendidikan, dunia kesehatan, hingga urusan kependudukan. Semua harus kompak kayak boyband Korea, biar bisa mencegah kekerasan terhadap anak.
“Jadi bicara soal Kabupaten layak anak itu, merupakan tanggung jawab masing-masing OPD dan juga pemangku kepentingan lainnya, bagaimana agar tidak terjadi kasus kekerasan terhadap anak. Mulai dari dunia pendidikan, dunia kesehatan, dan dunia kependudukan harus benar-benar terpadu,” tegasnya, penuh semangat seperti pelatih timnas.
Intinya, segala hal yang menyangkut anak-anak harus dipikirkan matang-matang, seolah mereka adalah tunas muda yang suatu hari nanti akan memimpin negeri. Mereka butuh perlindungan, kasih sayang, dan tentunya fasilitas yang layak bukan layak-layakan.
“Maka kebutuhan anak tersebut, harus dipenuhi oleh seluruh OPD terkait. Dunia pendidikan harus ditopang dengan fasilitas yang memadai, agar anak bisa berkembang, kemudian di sisi kesehatan, bagaimana anak bisa tumbuh sehat sesuai proporsinya, dunia ekonomi bagaimana anak-anak itu betul-benar sejahtera di bidang pembiayaan belanja,” pungkas Yayat.
Nah, mari kita doakan semoga Subang segera naik level. Tak hanya layak anak, tapi juga membahagiakan anak. Karena kota ramah anak itu bukan cuma soal taman bermain dan warna cat dinding, tapi tentang masa depan yang benar-benar aman dan menjanjikan. Yuk, Subang bisa!