SUBANG – Di tengah semilir angin dan dentuman rebana khas perayaan Tahun Baru Islam, Wakil Gubernur Jawa Barat, Kang Erwan Setiawan, muncul layaknya ustaz dadakan yang lagi serius tapi santai. Bertempat di Milad ke-24 Ponpes Raudlatul Hasanah, Subang, Sabtu (28/6/2025), beliau bukan sekadar datang, tapi juga membawa pesan mendalam yang dibalut gaya bicara khasnya yang penuh perasaan.
“Pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu atau sekadar menjadi pintar. Yang terpenting adalah bagaimana kita menjaga akhlak generasi muda,” ujar Kang Erwan dengan suara setengah menahan pilu. Saking emosionalnya, beliau sampai menyinggung kasus anak kandung menyiksa ibunya—dan langsung menimpali, “Nauzubillah min dzalik.” Waduh, Kang, auto merinding!
Tak hanya itu, Erwan pun menyinggung ‘alumni dunia hitam’—mantan napi dan eks anggota geng motor yang kini tobat dan nyantri. Keren, kan? Dari tukang geber motor jadi tukang geber ayat. Tapi jangan salah, kata Erwan, “Jangan hanya kumpul-kumpul. Jangan sampai terjadi tawuran lagi. Jaga ukhuwah Islamiyah, jaga habluminannas.” Pesannya tegas, tapi tetap hangat seperti teh manis di pagi hari.
Kang Erwan juga menyampaikan doa untuk seluruh santri dan para kiai agar selalu diberi kesehatan dan keberkahan. Ia menjanjikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat tak akan tinggal diam. “Insyaallah ke depan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Pemerintah Kabupaten Subang akan terus berkolaborasi membangun pondok pesantren, termasuk Raudlatul Hasanah,” katanya penuh semangat ala orator podium.
Sementara itu, Wakil Bupati Subang, Kang Agus Masykur Rosadi, tak mau kalah. Beliau memuji peran Ponpes Raudlatul Hasanah yang sudah dua dekade lebih menjadi tempat cuci hati dan perbaikan akhlak. “Semoga seluruh kebaikan dan amal saleh yang dilakukan selama ini dicatat dan dibalas Allah SWT,” ujarnya. Adem!
Kang Agus juga mengajak warga Subang untuk terus membangun daerah dengan semangat Subang Ngabret!—yang bukan berarti ngebut di jalanan, tapi “ngabangun bareng rakyat.” Katanya, “Insyaallah ke depan Subang semakin unggul, maju, kompetitif, dalam bingkai pembangunan berkelanjutan menuju Subang yang adil, makmur, sejahtera, dan religius.”
Acara makin meriah dengan pawai ta’aruf menyambut Tahun Baru Islam 1447 H. Ribuan santri dan warga tumpah ruah di jalanan, bukan untuk demo, tapi parade penuh nuansa religius. Mulai dari bendera, marawis, hingga wajah-wajah ceria—semuanya jadi bukti bahwa Subang tak hanya hidup, tapi juga guyub dan Islami.