Beranda Berita Subang Percepatan Tanam di Indramayu dan Subang, Strategi Kementan Genjot Produksi Nasional

Percepatan Tanam di Indramayu dan Subang, Strategi Kementan Genjot Produksi Nasional

percepatan tanam Indramayu Subang
Foto: agricom.id

Subang – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengakselerasi proses tanam dan pengolahan lahan di tengah panen raya. Fokus utamanya adalah wilayah sentra produksi seperti Kabupaten Indramayu dan Subang, Jawa Barat. Langkah ini ditujukan untuk memaksimalkan musim tanam kedua (MT II) demi memperkuat ketahanan pangan nasional dan mencapai target produksi yang lebih tinggi.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Andi Nur Alam Syah, menyebut percepatan tanam sebagai langkah strategis pascapanen. Ia menegaskan, lahan yang sudah dipanen langsung diolah dan ditanami kembali agar tidak menganggur. “Ini bentuk nyata keberlanjutan produksi,” ujarnya saat meninjau Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Indramayu.

Dukungan Kementan terhadap percepatan ini cukup konkret. Bantuan alat mesin pertanian (alsintan), benih unggul, hingga penguatan irigasi langsung diberikan. Pendampingan teknis pun dilakukan di lapangan untuk memastikan efektivitas kegiatan. “Produktivitas bisa meningkat jika dukungan diberikan secara fisik dan strategis,” tambah Andi Nur.

BACA JUGA:  Operasi ODOL di Subang: Satlantas Kerahkan Semua Polsek, Sopir Truk Wajib Merapat!

Petani menyambut baik langkah ini, apalagi harga gabah kering panen (GKP) masih stabil di kisaran Rp6.900–Rp7.000 per kilogram. Mereka meyakini hasil musim tanam kedua akan optimal berkat bantuan dan arahan dari pemerintah pusat.

Tak hanya Indramayu, Subang juga menjadi fokus percepatan tanam. Dengan potensi lahan seluas 35.000 hektare, Subang awalnya hanya menargetkan 17.000 hektare. Namun, berkat kolaborasi berbagai pihak, target tersebut naik dua kali lipat. “Ini bukti kerja sama pusat, daerah, dan petani bisa mendorong hasil yang luar biasa,” ujar Andi Nur.

Untuk menjamin kelancaran irigasi, Kementan telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Saluran Irigasi Salamdarma dijadwalkan dibuka pada 15 Mei 2025 untuk mendukung ketersediaan air di lahan pertanian. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan.

BACA JUGA:  Subang Smart Digital Diluncurkan, Buka Akses Mudah ke Layanan Publik

Wakil Bupati Indramayu, Syaefudin, menyampaikan bahwa luas baku sawah (LBS) di daerahnya mencapai 126.088 hektare. Pada 2025, potensi tanam diprediksi meningkat menjadi 129.806 hektare. “Sekitar 40% lahan telah dipanen dengan produktivitas rata-rata 6,8 ton per hektare. Kami optimis hasil bisa meningkat berkat teknologi dari Kementan,” ucapnya.

Memasuki musim tanam kedua, sudah 21.000 hektare lahan di wilayah barat Indramayu yang ditanami dari target 32.000 hektare hingga akhir Mei. Meski belum tercapai sepenuhnya, Pemkab Indramayu yakin sisa target dapat diraih dalam waktu dekat.

BACA JUGA:  Subang Siap Genjot Produksi Susu dan Daging, Sekda: Potensinya Sangat Besar!

Percepatan tanam ini bukan hanya berdampak pada ketahanan pangan, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi. Staf Khusus Menteri Pertanian, Sam Herodian, mencatat bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian tumbuh 10,57%. “Ini bukti visi besar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menjadikan Indonesia sebagai super power pertanian mulai terwujud,” katanya.

Tingginya produksi nasional juga menarik perhatian dunia. Beberapa negara telah menyatakan ketertarikan menjalin kerja sama distribusi pangan dengan Indonesia. Menurut Sam, hal ini mencerminkan posisi strategis Indonesia dalam pasar global.

Ia menutup dengan ajakan untuk terus bersinergi. “Kerja keras saja tidak cukup; kita harus bekerja cerdas. Mari jaga momentum ini dan terus berinovasi untuk masa depan pertanian Indonesia yang lebih baik,” tutup Sam Herodian.