suarasubang.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menyoroti peran penting aparatur sipil negara (ASN). Ia menegaskan bahwa kehadiran fisik di kantor bukan satu-satunya tolak ukur kinerja ASN yang baik.
Menurut Dedi, ASN yang hebat adalah mereka yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Bahkan, ia tak segan memuji pegawai yang datang terlambat ke kantor jika alasan keterlambatannya karena membantu warga.
“Saya senang kalau ada pegawai Pemprov kesiangan, masuk ke kantornya jam 09.00,†ucap Dedi di hadapan para ASN. Namun ia melanjutkan, “Ternyata, di jalannya itu bantuin anak agar masuk sekolah karena sama ibunya bertengkar, anaknya di jalan enggak mau ke sekolah karena belum bayaran.â€
Bagi Dedi, aksi nyata seperti itu jauh lebih bermakna daripada hanya sekadar absen pagi dan pulang tepat waktu tanpa kontribusi sosial yang berarti.
“Kalau Anda mengadvokasi, mengantar ke sekolahnya, bagi saya itu jauh lebih hebat dibanding masuk tiap hari tapi tidak punya produksi,†tegasnya.
Dedi pun mengingatkan bahwa masuk kerja setiap hari tanpa membawa manfaat justru bisa menjadi beban bagi instansi.
“Masuk kerja bisa jadi tiap hari, masuk kerja rajin banget. Tapi bisa jadi beban kantor,†ujarnya dengan nada serius.
Ia menyindir ASN yang hanya datang untuk menghabiskan fasilitas kantor tanpa produktivitas. “Di kantornya main internet, ngabisin listrik, ngabisin kuota. Terus kemudian jatah makan minumnya didahar terus-terusan,†tambahnya.
Sebagai penutup, Dedi Mulyadi menekankan pentingnya perubahan sikap di era digital. Ia mengajak para ASN untuk membangun budaya kerja berbasis produksi dan solusi.
“Sudahlah, kita masuk ke era digitalisasi. Di mana di era garis digitalisasi itu mulai membangun basis produksi,†pungkasnya.