suarasubang.com – Pada 29 Februari 2024, Presiden RI Joko Widodo meresmikan Pabrik Amonium Nitrat milik PT DAHANA – PT Pupuk Kaltim di Bontang.
Peresmian ini menandai langkah penting dalam mendukung kemandirian energi dan industri di Indonesia, khususnya dalam produksi bahan peledak yang sangat krusial bagi sektor pertambangan
Amonium nitrat memiliki peran kunci sebagai bahan baku utama dalam produksi berbagai jenis bahan peledak, terutama dalam sektor pertambangan.
Produk peledak yang dihasilkan oleh PT DAHANA, seperti cartridge emulsion dan bulk emulsion, menjadi kebutuhan pokok dalam operasional sektor pertambangan
Produk peledak dan jasa peledakan PT DAHANA tidak hanya diperlukan dalam sektor pertambangan umum, melainkan juga dalam industri kuari, proyek konstruksi, sektor minyak dan gas, serta operasi militer.
Keberadaan Pabrik Amonium Nitrat menjadi pendorong utama untuk memenuhi kebutuhan beragam industri di Indonesia
Pabrik Amonium Nitrat PT DAHANA memiliki kapasitas produksi sebesar 75.000 MT/Tahun, menjadi pabrik amonium nitrat pertama yang dikelola oleh BUMN.
Inisiatif ini bertujuan untuk mendukung kemandirian energi dan industri, terutama dalam hal produksi bahan peledak nasional dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) tinggi.
Wildan Widarman, Direktur Utama PT DAHANA, menyampaikan bahwa Pabrik Amonium Nitrat diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor, menjawab kebutuhan dalam negeri sekitar 580.000 ton per tahun.
Dengan pemenuhan 79% dari produsen lokal, langkah ini menjadi tonggak penting untuk mendukung pertumbuhan bisnis DAHANA.
Terbatasnya pasokan dalam negeri membuat keberadaan Pabrik Amonium Nitrat menjadi langkah strategis.
Diharapkan, ini akan meningkatkan competitive advantage PT DAHANA dalam pasar yang semakin ketat.
Pabrik ini tidak hanya menjadi aset untuk perusahaan, tetapi juga kontribusi nyata untuk pertumbuhan industri peledakan di Indonesia.
“Dengan Pabrik Amonium Nitrat, kami tidak hanya menyongsong pertumbuhan bisnis DAHANA, tetapi juga kontribusi pada visi kemandirian energi dan industri nasional,” kata Wildan Widarman.