Beranda Berita Nasional Ini Penyebab Harga Beras Mahal dan Langka Menurut Berbagai Versi

Ini Penyebab Harga Beras Mahal dan Langka Menurut Berbagai Versi

suarasubang.com – Harga beras di Indonesia mengalami lonjakan dan kelangkaan menjelang Pemilu 2024. Beberapa faktor mungkin menjadi penyebab, termasuk cuaca ekstrem seperti banjir di sejumlah daerah, gagal panen akibat kemarau, dan kenaikan biaya produksi.

Pemerintah, seperti Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir, menjelaskan bahwa situasi geopolitik global dan peperangan di beberapa negara turut mempengaruhi harga pangan, termasuk beras.

Juga, beberapa pedagang beras melaporkan adanya pembelian besar-besaran beras oleh calon anggota legislatif (caleg) dan kader partai untuk kampanye, yang mungkin mempengaruhi ketersediaan beras di pasaran.

Meskipun demikian, Badan Pangan Nasional (Bapanas) membantah bahwa bansos atau bantuan pangan membebani suplai dan menyebabkan kelangkaan. Mereka lebih menyoroti faktor alam seperti El Nino yang menyebabkan gagal panen.

Pemerintah berusaha mengatasi masalah ini dengan mengguyur pasaran dengan stok beras dari Perum Bulog, memberikan bantuan 10 kilogram beras kepada keluarga yang membutuhkan, dan berencana melakukan impor beras sebanyak 500.000 ton.

BACA JUGA:  7 Pondok Pesantren Terbaik dan Terbesar Di Subang 2024, Cek No. 4

Berdasarkan Versi Pemerintah:

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri BUMN Erick Thohir memberikan pandangan berbeda mengenai penyebab kelangkaan dan kenaikan harga beras di pasar.

Menurut Jokowi, masalah utama adalah distribusi yang terganggu, seperti banjir di Demak. Meskipun stok di Bulog masih cukup, distribusi yang terkendala menyebabkan stok di beberapa toko kosong.

Di sisi lain, Erick Thohir menyebut bahwa siklus musim tanam dan panen turut memengaruhi stok beras.

Dia menjelaskan bahwa produksi padi akan meningkat pada Maret 2024, dan intervensi diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar.

Presiden Jokowi telah memerintahkan pengguyuran 250 ribu ton beras SPHP ke pasar untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga.

Meskipun ada perbedaan pandangan, upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, termasuk pengguyuran beras ke pasar dan langkah-langkah antisipasi dari pihak berwenang.

Berdasarkan Versi Masyarakat dan Bulog:

Selain itu, ada pandangan pedagang beras yang mengatakan bahwa pemilu juga memengaruhi ketersediaan beras, karena caleg dan kader partai memborong beras untuk keperluan kampanye.

BACA JUGA:  XL Axiata Berhasil Raih Penghargaan Tertinggi di Stellar Workplace Award 2024

Meskipun Bulog menyatakan masih ada cukup stok beras, distribusi yang terhambat di beberapa wilayah mengakibatkan kelangkaan di pasar.

Faktor cuaca juga turut berperan, terutama banjir di Jawa Tengah yang mempengaruhi distribusi beras.

Bos Bulog, Bayu Krisnamurthi juga menyoroti keanehan di ritel modern, di mana stok beras yang disuplai oleh Bulog habis dalam waktu singkat, bahkan dalam 30 menit.

Pihak pedagang beras menyebut bahwa pemilu juga memengaruhi, dengan caleg dan kader partai politik memborong beras untuk keperluan kampanye.

Ada juga pendapat yang menyebut bahwa kenaikan harga dan kelangkaan beras tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal.

Beberapa pedagang beras menyoroti kebijakan pembatasan pembelian beras di pasar modern sebagai salah satu penyebab.

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta menyebut bahwa kelangkaan beras premium di minimarket diakibatkan belum masuknya masa panen raya di Indonesia.

BACA JUGA:  Isu Poligami dan Narkoba Bisa Rontokan Elektabilitas Kandidat di Pilkada Subang

Polri menegaskan bahwa kenaikan harga beras bukan disebabkan oleh bansos, melainkan faktor-faktor seperti gangguan cuaca, kenaikan biaya produksi, dan keterbatasan lahan dan air.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) menambahkan bahwa kelangkaan stok beras di ritel juga dipengaruhi oleh jatah beras yang diberikan pemerintah yang terbatas.

Sejumlah pihak menyarankan agar pemerintah cekatan mencari solusi terkait kenaikan harga beras, termasuk melarang pembelian beras untuk kebutuhan kampanye.

Semua faktor ini bersama-sama memberikan gambaran kompleks terkait kelangkaan dan kenaikan harga beras di Indonesia, yang memerlukan perhatian dan solusi komprehensif dari pemerintah.

Sebagai solusi, diperlukan langkah cepat dan cermat dari pemerintah untuk menstabilkan harga beras dan memastikan ketersediaan stok yang memadai di pasaran.

Langkah-langkah seperti pengawasan terhadap distribusi beras, pengecekan gudang untuk mencegah penimbunan, dan impor beras jika diperlukan dapat membantu mengatasi permasalahan ini.