Beranda Berita Subang Kasus DBD Melonjak, Demam Berdarah Intai Kabupaten Subang

Kasus DBD Melonjak, Demam Berdarah Intai Kabupaten Subang

suarasubang.com – Demam Berdarah Dengue (DBD) menunjukkan peningkatan signifikan di Kabupaten Subang, dengan 132 kasus yang dilaporkan hingga Januari 2024.

Dalam konteks ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Subang memberikan imbauan dan langkah-langkah penting untuk mengatasi permasalahan ini.

Menurut Noni, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, angka kasus DBD telah meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dengan empat kasus yang menyebabkan kematian.

BACA JUGA:  Dekranasda Subang Kenalkan Songket Sieup Serat Nanas sebagai Produk Unggulan

Keadaan ini telah mencapai tingkat Kejadian Luar Biasa (KLB), memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk OPD dan pemerintah hingga tingkat desa di Subang.

Noni menyoroti faktor-faktor pemicu peningkatan kasus DBD. Faktor cuaca seperti hujan dan panas, bersamaan dengan isu global seperti El Nino, telah menciptakan kondisi ideal bagi perkembangan nyamuk penyebab DBD, Aedes Aegypti.

Penyebab lain yang diungkapkan adalah kebiasaan masyarakat dalam membiarkan sampah botol atau kaleng bekas, yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

BACA JUGA:  DPRD Subang Dorong Pembangunan Mal Pujasera untuk Tingkatkan PAD

Dalam rangka mengatasi hal ini, Noni menekankan pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk, Menutup, Menguras, dan Mendaurulang (PSN3M Plus) sebagai langkah efektif untuk mencegah gigitan nyamuk penyebab DBD.

Dalam konteks kesiapsiagaan dan deteksi dini, Hastuti Sukmasari dari Bidang P2P Dinkes Subang menyampaikan bahwa pihaknya telah mengalokasikan logistik seperti insektisida dan abate.

Langkah ini memungkinkan puskesmas untuk mendeteksi secara cepat pasien yang positif terkena DBD.

BACA JUGA:  Kota Subang Menurut Catatan Sejarah

Di sisi lain, Jahidin, dari Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, menyoroti pentingnya kebiasaan menguras bak air setiap minggu sebagai langkah preventif, mengingat proses perkembangan jentik nyamuk membutuhkan 8-10 hari.

“Mencegah lebih baik daripada mengobati,” tegas Noni seraya mengajak masyarakat untuk aktif dalam upaya pencegahan.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan dapat meredakan lonjakan kasus DBD di Kabupaten Subang.