Beranda Berita Nasional Maruarar Sirait: Perubahan Politik yang Didorong Keyakinan Pribadi

Maruarar Sirait: Perubahan Politik yang Didorong Keyakinan Pribadi

suarasubang.com – Maruarar Sirait, kader PDIP yang telah lama berkiprah, baru-baru ini mengumumkan kepergiannya dari partai tersebut dalam acara kampanye di Subang, Jawa Barat, belum lama ini.

Ia mengungkapkan kelelahannya sebagai pejabat partai yang harus patuh pada arahan Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri, secara terbuka membahas pilihannya di ranah politik.

Sebagai anggota setia PDIP selama beberapa dekade, Ara, panggilan akrabnya, mengakui sejarah loyalitas dan advokasi dalam partai tersebut. Namun, ia mencapai titik di mana ia tidak lagi bisa memenuhi peran sebagai pejabat partai yang terikat pada perintah Megawati.

Dalam deklarasi penting selama kampanye Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada 27 Januari 2024, Ara mengartikulasikan alasannya untuk mendukung Prabowo. Ia menekankan bahwa keputusannya didorong oleh nurani pribadi, bukan atas perintah Presiden Jokowi.

BACA JUGA:  Baru Kali Ini Kehadiran Truk Proyek Resahkan Warga Subang: Membahayakan!

“Presiden Jokowi tidak pernah memerintahkan untuk mendukung Prabowo,” tegas Ara, menyampaikan kepada pendukungnya di Subang. “Saya memilih mendukung Prabowo dari hati. Saya menolak menjadi pejabat partai; saya ingin menjadi pelayan rakyat, mengikuti keyakinan pribadi sendiri.”

Ara membidik kemenangan untuk Prabowo-Gibran di basis kuat PDIP di Subang, Jawa Barat. Merenung tentang masa jabatannya selama 15 tahun di parlemen, Ara, yang pernah menjadi anggota DPR RI Fraksi PDIP, menekankan dominasi sejarah PDIP di Subang selama pemilihan umum sebelumnya.

Meskipun tidak memiliki ikatan keluarga atau kepentingan bisnis di Subang, Ara menekankan dukungan elektoral signifikan yang diperolehnya di wilayah tersebut. Pesannya beresonansi dengan audiens saat ia mendorong mereka untuk menciptakan sejarah dengan mendukung Prabowo di apa yang tradisionalnya menjadi benteng PDIP.

BACA JUGA:  Dekranasda Subang Kenalkan Songket Sieup Serat Nanas sebagai Produk Unggulan

Kampanye mengalami kejutan ketika Prabowo mengumumkan inklusi resmi Maruarar Sirait dalam tim kampanye Prabowo-Gibran.

Meskipun peran khusus Ara dalam tim belum ditentukan, Prabowo menyambutnya sebagai wakil ketua dengan humor.

Seiring berjalannya kampanye, Prabowo memperingatkan warga Subang tentang potensi gangguan pemilihan dan mendorong kewaspadaan.

Ia menekankan pentingnya menjaga surat suara dari niat jahat dan mendorong warga untuk mengawasi proses pemilihan dengan cermat.

Latar belakang kepergian Maruarar Sirait menyoroti kecenderungan Megawati Soekarnoputri untuk menyebut anggota partai, termasuk Presiden Jokowi, sebagai pejabat partai.

Megawati membela praktik ini, mengacu pada konstitusi partai dan menegaskan perannya sebagai pejabat partai dan kader.

BACA JUGA:  Wari Maulana Panglima Santri Subang Baru, Majukan Dunia Kepesantrenan

Dalam menanggapi kritik selama pertemuan nasional PDIP, Megawati menjelaskan bahwa pernyataannya sejalan dengan aturan partai.

Ia menekankan mekanisme internal yang menentukan kepemimpinan partai dan mengkritik mereka yang salah paham atau mempertanyakan penunjukan anggota partai.

Penjelasan Megawati bertujuan untuk menghilangkan miskonsepsi tentang dinamika partai, menegaskan bahwa keterlibatan partai merupakan syarat bagi individu yang ingin menjadi pemimpin partai dan, akibatnya, pemimpin nasional.

Kepergian Maruarar Sirait dari PDIP dan dukungannya terhadap Prabowo menandai pergeseran signifikan dalam aliansi politik yang didorong oleh keyakinan pribadi daripada loyalitas partai.

Seiring berjalannya kampanye, lanskap politik di Subang menjadi semakin dinamis, membuka jalan untuk kontestasi pemilihan yang patut dicatat.